Pernahkah Anda ketakutan saat melihat sesuatu yang kotor? Punya kesadaran terhadap kebersihan tentu merupakan sifat yang baik. Akan tetapi, jika sesuatu yang kotor sampai membuat Anda ketakutan, Anda mungkin mengalami mysophobia.
Untuk memahami lebih dalam tentang apa itu misofobia dan cara mengatasinya, simak informasi berikut.
Apa itu mysophobia?
Mysophobia adalah ketakutan atau rasa jijik berlebihan dan tidak masuk akal terhadap kontaminasi bakteri, kotoran, debu, kuman, atau benda-benda yang terlihat kotor.
Ketakutan terhadap kuman dan bakteri juga dikenal sebagai germophobia. Seseorang yang memiliki fobia ini akan melakukan segala cara untuk menghindari paparan bakteri.
Sebagai contoh, mereka mungkin menghindari kontak fisik seperti berjabat tangan dengan orang lain atau memegang tombol lift di tempat umum.
Germophobia juga akan membuat pengidapnya selalu membersihkan tubuh dan lingkungannya demi menghindari kontaminasi bakteri.
Sekilas, misofobia mungkin tidak terdengar seperti hal yang membahayakan. Akan tetapi, kondisi ini sebenarnya bisa mengganggu aktivitas harian dan menurunkan kualitas hidup pengidapnya.
Tanda-tanda mysophobia
Mengutip laman Medline Plus, seseorang yang mengalami fobia biasanya akan panik, ketakutan, dan berusaha keras untuk menjauhi hal-hal yang ditakutinya.
Selain rasa takut, fobia akan menimbulkan reaksi fisik, seperti tubuh gemetar, sesak napas, berkeringat, dan peningkatan detak jantung.
Karena disebabkan oleh rasa takut berlebihan pada kuman, mysophobia biasanya ditunjukkan dengan berbagai perilaku berikut.
- Bersih-bersih ruangan secara berlebihan.
- Sering mencuci tangan dan mandi beberapa kali dalam sehari.
- Tidak mau berbagi barang pribadi.
- Sebisa mungkin menghindari toilet umum.
- Tidak mau kontak fisik dengan orang lain.
- Sering menghindari keramaian atau binatang.
- Kerap menolak berbagi makanan.
- Muntah-muntah karena jijik melihat sesuatu yang kotor.
Seseorang dengan misofobia bahkan mungkin merasakan berbagai gejala di atas hanya dengan membayangkan atau melihat sesuatu yang menurutnya kotor dari kejauhan.
Penyebab mysophobia
Sampai saat ini, penyebab fobia pada kotoran belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, berbagai kondisi berikut dinilai sebagai faktor risikonya.
- Pernah mengalami peristiwa traumatis terkait dengan kuman maupun benda-benda kotor, misalnya menjadi pasien COVID-19.
- Memiliki keluarga atau saudara yang memiliki fobia pada kuman atau jenis gangguan kecemasan lainnya.
- Mengalami gangguan pada bagian otak yang mengatur emosi.
- Tinggal di lingkungan yang menganut kehidupan superbersih.
Mysophobia seringkali dikaitkan dengan gangguan obsesif kompulsif (OCD) karena memiliki gejala yang sama, yaitu sering mencuci tangan.
Akan tetapi, terdapat perbedaan dalam motivasi mencuci tangan pada orang-orang dengan germophobia dan pengidap OCD.
Seseorang dengan OCD terdorong untuk mencuci tangan untuk meringankan kecemasan berlebihan dan stres yang dirasakannya.
Sementara itu, orang-orang yang mengalami mysophobia selalu ingin mencuci tangan karena merasa bahwa tangannya penuh dengan kuman.
Meski begitu, patut dicatat bahwa riwayat OCD memang membuat seseorang berisiko lebih tinggi mengalami phobia pada kuman.
Cara mengatasi mysophobia
Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, hidup terlalu higienis karena mysophobia justru bisa melemahkan sistem imun sehingga Anda lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Belum lagi, pemakaian produk antiseptik dan antibakteri yang berlebihan untuk menghindari kuman justru bisa membuat Anda lebih mudah terserang penyakit.
Dampak fobia juga bisa mengganggu kehidupan sosial Anda, contohnya membuat Anda tidak percaya diri saat bertemu seseorang di tempat umum atau mengharuskan interaksi fisik.
Fobia juga dapat meningkatkan risiko kesehatan mental, seperti depresi, isolasi sosial, dan gangguan kecemasan.
Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani oleh dokter atau psikolog. Berikut adalah beberapa metode perawatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi fobia terhadap kuman.
1. Psikoterapi
Tujuan psikoterapi adalah membantu seseorang dengan fobia menghadapi rasa takutnya. Jenis psikoterapi yang paling ampuh untuk mengatasi fobia adalah terapi perilaku kognitif.
Dengan terapi perilaku kognitif, terapis akan membantu pasiennya untuk mengendalikan pikirannya dan mengubah respons terhadap rasa takut.
2. Minum obat
Pada beberapa kasus, dokter mungkin perlu meresepkan obat-obatan berikut untuk meredakan gejala yang dialami pasien dengan germaphobia.
- Antidepresan, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) atau serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRI) untuk mengatasi gangguan suasana hati dan kecemasan.
- Obat sedatif untuk membantu mengatasi insomnia.
- Beta blocker untuk menurunkan tekanan darah.
Obat-obatan biasanya hanya diresepkan untuk jangka pendek demi mengurangi risiko ketergantungan.
3. Perubahan gaya hidup
Untuk mendukung keberhasilan perawatan dari dokter, seseorang dengan fobia biasanya juga diminta menjalani perubahan gaya hidup.
Berikut adalah beberapa gaya hidup yang dapat membantu proses perawatan fobia.
- Aktif bergerak, tidur yang cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi.
- Mengikuti olahraga yang bisa menenangkan pikiran, seperti yoga.
- Mengurangi konsumsi kafein, seperti kopi, minuman berenergi, dan soda karena berisiko memicu kecemasan.
- Mengikuti komunitas pengidap fobia untuk meningkatkan keterampilan dalam mengatasi ketakutan dan kecemasan.
Mysophobia bukanlah masalah kesehatan mental yang bisa didiagnosis dan diatasi sendiri. Jika Anda merasakan gejalanya, jangan takut untuk pergi ke psikolog.
Kesimpulan
- Mysophobia adalah jenis fobia yang membuat seseorang punya ketakutan berlebih pada sesuatu yang kotor atau terpapar kuman.
- Seseorang yang mengalami kondisi ini akan berusaha menghindari kontak fisik, memakai fasilitas umum, dan cuci tangan terus-menerus.
- Dapat diatasi dengan psikoterapi, minum obat sesuai gejala yang menyertai, serta perubahan gaya hidup.