backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

7

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Serangan Panik (Panic Attack)

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 12/01/2024

Serangan Panik (Panic Attack)

Pengidap gangguan kecemasan yang parah bisa terkena serangan panik. Berbeda dari panik biasa, kondisi ini berpotensi tinggi menimbulkan emosi luar biasa dan bahkan disertai reaksi fisik. Ketahui gejala, penyebab, dan cara menangani kondisi ini dengan tepat.

Apa itu serangan panik?

Serangan panik atau panic attack adalah episode dari rasa takut yang amat sangat dan menimbulkan reaksi fisik tertentu. 

Kondisi ini membuat seseorang merasa panik tanpa alasan yang jelas. Kepanikan yang muncul pun berbeda dengan kepanikan biasa, misalnya saat Anda kehilangan barang berharga.

Saat mengalami serangan panik, Anda bisa benar-benar merasa takut seolah nyawa Anda terancam. Bahkan, sensasinya disebut-sebut mirip dengan serangan jantung.

Rasa panik tersebut sangatlah intens, padahal kondisi tubuh Anda sebenarnya sehat dan tidak terjadi apa pun yang membahayakan Anda.

Meskipun bukan merupakan gangguan mental yang membahayakan nyawa, kondisi ini bisa terasa menakutkan dan memengaruhi kualitas hidup pengidapnya.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Studi dalam jurnal Depression and Anxiety (2016) menyebut 13,2% populasi umum di seluruh dunia pernah mengalami panic attack sekali dalam hidupnya. 
Serangan panik adalah gejala khas dari gangguan panik atau panic disorder. Gejala ini juga rentan terjadi pada orang yang memiliki tingkat kecemasan tinggi atau sedang stres dan tertekan.

Tanda dan gejala serangan panik

takut

Pada pengidap gangguan kecemasan, panic attack menimbulkan rasa takut yang berlebihan. Kondisi ini terjadi secara tiba-tiba dan bisa bertahan selama beberapa menit.

Ciri-ciri serangan panik yang perlu Anda waspadai di antaranya:

  • jantung berdebar (palpitasi),
  • tubuh berkeringat,
  • tubuh gemetar,
  • napas terengah-engah,
  • perasaan seperti sedang dicekik,
  • nyeri dada atau dada terasa tidak nyaman,
  • mual dan sakit perut,
  • pusing dan ingin pingsan,
  • sensasi mati rasa,
  • perasaan takut tidak bisa mengontrol diri, dan
  • ketakutan bahwa Anda akan mati pada detik itu juga.
  • Penyebab serangan panik

    Belum diketahui pasti penyebab dari serangan panik. Akan tetapi, faktor-faktor berikut diduga dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami gejala gangguan mental ini.

    1. Faktor keturunan

    Gangguan panik yang menjadi pemicu utama dari panic attack dapat menurun dalam keluarga.

    Dilansir dari situs Cleveland Clinic, risiko Anda untuk mengalami gangguan panik meningkat sampai 40% bila orangtua, saudara kandung, atau anak Anda mengidap kondisi serupa.

    2. Karakteristik tertentu

    Beberapa orang memang lebih sensitif dan peka terhadap sitausi di sekitarnya dibandingkan yang lain.

    Meski karakteristik ini sebenarnya positif, sensitivitas juga berkaitan dengan meningkatnya risiko mereka terhadap gangguan kecemasan.

    Namun, tidak semua orang yang sensitif akan mengalami kondisi ini. Bahkan, ada pula orang yang terlihat tenang dan kalem, tetapi sebenarnya memiliki gangguan panik.

    3. Stres

    Stres bisa menjadi salah satu penyebab serangan panik. Itu artinya, saat sedang stres, Anda makin rentan untuk merasa cemas hingga mengalami serangan panik. 

    Jika stres dibiarkan terus tanpa pengobatan, Anda juga berisiko mengalami depresi karenanya.

    Faktor risiko serangan panik

    Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda untuk mengalami serangan panik.

    • Riwayat kesehatan keluarga yang berkaitan dengan serangan atau gangguan panik.
    • Stres berat akibat masalah tertentu dalam hidup, seperti adanya anggota keluarga yang mengalami penyakit serius atau meninggal dunia.
    • Kejadian traumatis pada masa lalu, seperti kekerasan seksual atau kecelakaan serius.
    • Perubahan besar dalam hidup, seperti perceraian atau bertambahnya momongan.
    • Kebiasaan merokok atau terlalu banyak mengonsumsi kafein.
    • Kenangan buruk pada masa lalu.

    Komplikasi serangan panik

    Jika tidak ditangani dengan baik, panic attack dapat memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan. 

    Setelah mengalami serangan panik, Anda mungkin merasa takut dan khawatir dengan kemungkinan munculnya serangan-serangan yang sama di kemudian hari.

    Rasa khawatir atau kecemasan berlebihan ini dapat mengganggu dan merusak kualitas hidup Anda.

    Berikut ini adalah sejumlah komplikasi yang bisa terjadi bila Anda tidak mencari bantuan untuk menangani panic attack.

    • Mengalami fobia tertentu, seperti takut bepergian atau takut berkendara.
    • Melakukan kontrol kesehatan terus-menerus karena memiliki kekhawatiran mengalami penyakit tertentu.
    • Menghindari situasi sosial tertentu sehingga lebih memilih untuk menyendiri.
    • Sering terlibat masalah, baik di lingkungan sekolah maupun tempat kerja.
    • Mengalami depresi, gangguan kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya.
    • Memikirkan, memiliki keinginan, hingga melakukan percobaan bunuh diri.
    • Mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang yang dapat membahayakan nyawa.
    • Mengalami masalah keuangan, seperti sering berutang dan melakukan penipuan.

    Diagnosis serangan panik

    Jika Anda pernah atau baru-baru ini merasakan kondisi yang Anda duga sebagai panic attack, lebih baik segera periksakan diri Anda dengan dokter.

    Saat berkonsultasi dengan dokter, sampaikan segala informasi yang sekiranya dibutuhkan dokter untuk menentukan diagnosis.

    Ada beberapa pemeriksaan yang mungkin akan dilakukan dokter untuk mencari tahu apakah yang Anda alami adalah panic attack. Berikut di antaranya.

    • Pemeriksaan fisik menyeluruh: melihat ada-tidaknya masalah fisik yang berpotensi menimbulkan gejala yang mirip dengan serangan panik.
    • Tes darah: memeriksa kelenjar tiroid dan kemungkinan adanya gangguan kesehatan tertentu pada jantung.
    • Evaluasi psikologis: dokter atau psikolog akan bertanya langsung mengenai gejala, rasa takut, dan kondisi pemicu stres yang sedang Anda alami.

    Penanganan serangan panik

    menolong orang serangan panik

    Penanganan panic attack lebih mengarah untuk mengurangi frekuensi serangan yang Anda alami dan meringankan gejalanya bila sewaktu-waktu muncul.

    Secara umum, pengobatan untuk serangan panik dapat melibatkan terapi psikologi, penggunaan obat-obatan, maupun kombinasi keduanya seperti berikut.

    1. Terapi psikologi

    Salah satu jenis psikoterapi, yakni cognitive behavioral therapy (CBT), dapat membantu Anda memahami bahwa gejala gangguan panik yang muncul sebenarnya tidaklah berbahaya.

    Selama terapi, psikolog akan meminta Anda merasakan sensasi yang muncul saat panic attack terjadi. Anda tak perlu khawatir, sebab terapi ini akan dilakukan di lingkungan yang aman.

    Ketika sensasi yang Anda rasakan tidak lagi terasa berbahaya, serangan-serangan yang Anda alami mulai terasa berbeda atau justru berkurang frekuensinya.

    Namun, untuk merasakan hasilnya, Anda tentu harus menjalani terapi ini selama beberapa kali.

    2. Obat-obatan

    Dalam beberapa kasus, dokter juga bisa meresepkan obat-obatan. Penggunaan obat ini dapat membantu mengurangi gejala yang berhubungan dengan serangan panik.

    Dikutip dari situs National Institute of Mental Health, berikut adalah beberapa jenis obat yang sudah terbukti meringankan gejala panic attack.

    • Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI): obat antidepresan yang dapat meningkatkan kadar serotonin, seperti fluoxetine, paroxetine, dan sertraline.
    • Serotonin and norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI): obat antidepresan dapat meningkatkan kadar serotonin dan norepinefrin, seperti venlafaxine.
    • Benzodiazepine: obat antikecemasan yang bekerja dengan meningkatkan aktivitas gamma-aminobutyric acid (GABA), seperti alprazolam dan clonazepam.

    Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter bila Anda mengalami serangan panik yang terjadi secara berulang, diikuti gejala lain yang parah, atau mengganggu aktivitas sehari-hari.

    Penanganan sedini mungkin dapat membantu mencegah timbulnya dampak buruk akibat gejala gangguan mental ini.

    Kesimpulan

    • Serangan panik adalah episode rasa takut yang intens dan disertai reaksi fisik tertentu.
    • Selain ketakutan berlebihan, panic attack bisa menimbulkan gejala fisik, seperti jantung berdebar, napas terengah-engah, tubuh gemetar, hingga sensasi mati rasa.
    • Penanganan lini pertama untuk gejala gangguan panik ini yakni melalui terapi psikologi, seperti cognitive behavioral therapy (CBT).
    • Dalam kasus tertentu, dokter dapat meresepkan obat antidepresan dan antikecemasan untuk meredakan dan mengurangi intensitas gejala.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 12/01/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan