Dalam jangka panjang, bullying dapat memicu depresi, penyalahgunaan obat-obatan, perilaku menyakiti diri sendiri, dan percobaan bunuh diri.
Tahukah Anda?
Pada era digital, perundungan di dunia maya atau cyberbullying makin meningkat kasusnya. Perilaku ini dapat berupa tindakan mengunggah gambar dan teks jahat ke media sosial. Survei dari Pew Research Center (2018) menyebut bahwa sebanyak 59% remaja di Amerika Serikat pernah menjadi korban cyberbullying. 2. Kekerasan komunitas
Jenis kekerasan ini dilakukan oleh orang lain atau kelompok yang tidak punya hubungan dekat dengan korbannya, misalnya korban tawuran, perampokan, perang, atau serangan teroris.
Meski bisa diantisipasi, kekerasan komunitas biasanya terjadi secara tiba-tiba. Akibatnya, hal ini bisa membuat seseorang merasa takut dan menganggap dunia tidaklah aman.
Orang dengan jenis trauma mental ini dapat mengalami gangguan kecemasan, serangan panik, atau PTSD.
3. Trauma kompleks
Trauma kompleks disebabkan oleh beberapa peristiwa traumatis pada masa lalu. Contohnya, pelecehan seksual dan pengabaian selama masa kanak-kanak.
Trauma ini bisa mengganggu banyak aspek perkembangan anak. Anak yang tumbuh dengan pengalaman traumatis cenderung menahan diri untuk tidak marah atau menangis.
Sayangnya, perilaku ini membuat mereka kerap kali tertekan dan mudah stres, yang akhirnya meningkatkan risiko masalah mental selama masa remaja hingga dewasa.
4. Trauma bencana alam
Peristiwa bencana alam, di antaranya angin topan, gempa bumi, kebakaran hutan, tsunami, dan banjir, bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma psikologis.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar