Mirisnya, kondisi seperti ini lambat laun berisiko untuk membuat korbannya mengalami depresi, tidak memiliki harga diri, hingga berujung pada keinginan untuk bunuh diri.
Catia Harrington, PsyD, seorang psikolog klinis di New York, menuturkan bahwa hubungan yang sehat seharusnya menuntun Anda untuk melakukan hal-hal positif; serta membuat Anda merasa percaya diri, dihargai, dan dicintai – bukan sebaliknya.
3. Pelampiasan emosi pada lingkungan sekitar

Menurut Kathryn Moore, PhD, seorang psikolog di Providence Saint John’s Child and Family Development Center di California, bahwa kekerasan dalam pacaran tidak harus selalu berupa fisik atau emosional yang menyerang Anda secara langsung.
Saat pasangan berperilaku kasar dengan melempar benda keras, meninju tembok, maupun menghancurkan benda di sekitar, jangan lagi anggap itu hanya pertengkaran biasa.
4. Sikap posesif berlebihan termasuk kekerasan dalam pacaran

Saling percaya satu sama lain adalah akar dari hubungan yang sehat. Tapi bila sebaliknya, pasangan justru terlihat sulit untuk percaya pada Anda, bahkan terkesan selalu mengawasi gerak-gerik Anda hingga mulai mengusik hal-hal pribadi.
Sebaiknya, mulai ambil langkah mundur dan pikirkan kembali apakah mungkin Anda bertahan dengan pasangan. Jangan lantas berpikir bahwa yang ia lakukan ini semata-mata karena rasa sayang dan cintanya, sehingga ia harus mengawasi Anda 24 jam tanpa pernah membiarkan Anda menikmati waktu “sendiri”.
Ada masanya ketika Anda berdua bisa menghabiskan waktu bersama, tapi ada juga masa dimana Anda bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri.
5. Perlakuan berlebihan yang menjauhkan Anda dari teman dan keluarga

Kelanjutan dari sikap posesif, nantinya tanpa sadar akan membuat Anda jauh dari orang-orang terdekat. Seolah-olah semua waktu yang Anda miliki harus khusus dihabiskan bersama pasangan, mulai pagi sampai malam.
Lalu, kapan Anda bisa memberikan waktu untuk sekadar mendengarkan cerita sahabat, menemani orangtua di rumah, atau membantu persiapan pernikahan saudara yang sudah tinggal hitungan hari?
Sebab pada dasarnya, yang bisa mengendalikan diri, waktu, hingga kegiatan Anda, tentu hanya Anda seorang. Jangan biarkan pasangan, terlebih masih dalam taraf pacaran, bisa mengatur diri Anda sesuka hatinya. Ingat, pasangan yang baik seharusnya tidak akan melarang Anda untuk melakukan hal lain selama masih dalam lingkup yang positif.
6. Mudah terpancing emosi

Nampaknya, tidak ada pasangan yang ingin hubungan asmaranya berantakan. Tapi pertengkaran kecil itu hal biasa dan justru bisa menjadi bumbu penyedap percintaan Anda berdua. Namun, jangan tinggal diam,saat pasangan semakin lama terlihat semakin sulit untuk menahan emosinya.
Terlebih jika Anda seolah-olah menjadi “tempat sampah” dari kemarahannya yang sudah memuncak. Ya, ia bisa saja membentak dan memarahi Anda tanpa alasan, bahkan disertai kata-kata kasar ketika amarahnya sudah tidak terbendung lagi.
Nah, kalau ini terjadi coba pikirkan kembali dengan matang apakah si dia masih pantas untuk mendampingi Anda dalam suka dan duka nantinya?
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar