Seseorang yang mengalami trauma psikologis punya kemungkinan besar untuk mengidap gangguan kecemasan, depresi, atau PTSD (post-traumatic stress disorder). Masalah ini bisa mengganggu kehidupan sehari-hari pengidapnya. Lantas, apa saja jenis trauma psikologis?
Jenis trauma psikologis yang perlu diketahui
Trauma psikologis adalah respons emosional yang muncul akibat peristiwa buruk yang membuat seseorang tidak merasa aman dan tidak berdaya.
Pengalaman traumatis tersebut sering membuat pengidapnya harus berjuang keras mengontrol emosi dan ingatan buruk yang timbul akibat pengalaman tersebut.
Tanpa penanganan yang tepat, trauma psikologis bisa saja menyebabkan stres, kecemasan berkepanjangan, hingga gangguan mental.
Menurut waktunya, trauma psikologis terbagi menjadi trauma akut dan kronis.
- Trauma akut: hasil dari satu peristiwa yang menegangkan atau berbahaya.
- Trauma kronis: hasil dari paparan berulang dan berkepanjangan terhadap peristiwa yang sangat menegangkan.
Selain klasifikasi di atas, berdasarkan National Child Traumatic Stress Network, berikut adalah beberapa jenis trauma psikologis yang bisa dihadapi seseorang.
1. Perundungan
Perundungan atau bullying dilakukan secara sengaja untuk menimbulkan kerugian, baik secara sosial, emosional, fisik, maupun psikologis, pada seseorang yang dianggap lemah.
Tak hanya melibatkan kekerasan fisik, bullying juga melibatkan kekerasan verbal, misalnya dengan menggoda, mengancam, mengejek, atau memberikan komentar tidak pantas.
Jenis trauma psikologis ini bisa memengaruhi citra korban terhadap dirinya hingga membuatnya menarik diri dari lingkungan.
Dalam jangka panjang, bullying dapat memicu depresi, penyalahgunaan obat-obatan, perilaku menyakiti diri sendiri, dan percobaan bunuh diri.
Tahukah Anda?
2. Kekerasan komunitas
Jenis kekerasan ini dilakukan oleh orang lain atau kelompok yang tidak punya hubungan dekat dengan korbannya, misalnya korban tawuran, perampokan, perang, atau serangan teroris.
Meski bisa diantisipasi, kekerasan komunitas biasanya terjadi secara tiba-tiba. Akibatnya, hal ini bisa membuat seseorang merasa takut dan menganggap dunia tidaklah aman.
Orang dengan jenis trauma mental ini dapat mengalami gangguan kecemasan, serangan panik, atau PTSD.
3. Trauma kompleks
Trauma kompleks disebabkan oleh beberapa peristiwa traumatis pada masa lalu. Contohnya, pelecehan seksual dan pengabaian selama masa kanak-kanak.
Trauma ini bisa mengganggu banyak aspek perkembangan anak. Anak yang tumbuh dengan pengalaman traumatis cenderung menahan diri untuk tidak marah atau menangis.
Sayangnya, perilaku ini membuat mereka kerap kali tertekan dan mudah stres, yang akhirnya meningkatkan risiko masalah mental selama masa remaja hingga dewasa.
4. Trauma bencana alam
Peristiwa bencana alam, di antaranya angin topan, gempa bumi, kebakaran hutan, tsunami, dan banjir, bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma psikologis.
Trauma muncul karena korban kehilangan orang yang dicintai, kehilangan harta benda, serta mengalami kesulitan ekonomi, cedera, hingga kecacatan fisik yang timbul akibat bencana alam tersebut.
Peristiwa ini meninggalkan bekas yang mendalam. Hal ini dapat menyebabkan serangan panik atau gangguan kecemasan bila orang tersebut berada pada situasi yang menegangkan.