backup og meta

8 Jenis Trauma yang Bisa Menyebabkan Gangguan Mental

8 Jenis Trauma yang Bisa Menyebabkan Gangguan Mental

Seseorang yang mengalami trauma psikologis punya kemungkinan besar untuk mengidap gangguan kecemasan, depresi, atau PTSD (post-traumatic stress disorder). Masalah ini bisa mengganggu kehidupan sehari-hari pengidapnya. Lantas, apa saja jenis trauma psikologis? 

Jenis trauma psikologis yang perlu diketahui

Trauma psikologis adalah respons emosional yang muncul akibat peristiwa buruk yang membuat seseorang tidak merasa aman dan tidak berdaya. 

Pengalaman traumatis tersebut sering membuat pengidapnya harus berjuang keras mengontrol emosi dan ingatan buruk yang timbul akibat pengalaman tersebut.

Tanpa penanganan yang tepat, trauma psikologis bisa saja menyebabkan stres, kecemasan berkepanjangan, hingga gangguan mental.

Menurut waktunya, trauma psikologis terbagi menjadi trauma akut dan kronis.

  • Trauma akut: hasil dari satu peristiwa yang menegangkan atau berbahaya.
  • Trauma kronis: hasil dari paparan berulang dan berkepanjangan terhadap peristiwa yang sangat menegangkan.

Selain klasifikasi di atas, berdasarkan National Child Traumatic Stress Network, berikut adalah beberapa jenis trauma psikologis yang bisa dihadapi seseorang.

1. Perundungan

anak korban bullying

Perundungan atau bullying dilakukan secara sengaja untuk menimbulkan kerugian, baik secara sosial, emosional, fisik, maupun psikologis, pada seseorang yang dianggap lemah.

Tak hanya melibatkan kekerasan fisik, bullying juga melibatkan kekerasan verbal, misalnya dengan menggoda, mengancam, mengejek, atau memberikan komentar tidak pantas.

Jenis trauma psikologis ini bisa memengaruhi citra korban terhadap dirinya hingga membuatnya menarik diri dari lingkungan. 

Dalam jangka panjang, bullying dapat memicu depresi, penyalahgunaan obat-obatan, perilaku menyakiti diri sendiri, dan percobaan bunuh diri.

Tahukah Anda?

Pada era digital, perundungan di dunia maya atau cyberbullying makin meningkat kasusnya. Perilaku ini dapat berupa tindakan mengunggah gambar dan teks jahat ke media sosial. Survei dari Pew Research Center (2018) menyebut bahwa sebanyak 59% remaja di Amerika Serikat pernah menjadi korban cyberbullying.

2. Kekerasan komunitas

Jenis kekerasan ini dilakukan oleh orang lain atau kelompok yang tidak punya hubungan dekat dengan korbannya, misalnya korban tawuran, perampokan, perang, atau serangan teroris.

Meski bisa diantisipasi, kekerasan komunitas biasanya terjadi secara tiba-tiba. Akibatnya, hal ini bisa membuat seseorang merasa takut dan menganggap dunia tidaklah aman.

Orang dengan jenis trauma mental ini dapat mengalami gangguan kecemasan, serangan panik, atau PTSD.

3. Trauma kompleks

kekerasan dalam rumah tangga

Trauma kompleks disebabkan oleh beberapa peristiwa traumatis pada masa lalu. Contohnya, pelecehan seksual dan pengabaian selama masa kanak-kanak.

Trauma ini bisa mengganggu banyak aspek perkembangan anak. Anak yang tumbuh dengan pengalaman traumatis cenderung menahan diri untuk tidak marah atau menangis.

Sayangnya, perilaku ini membuat mereka kerap kali tertekan dan mudah stres, yang akhirnya meningkatkan risiko masalah mental selama masa remaja hingga dewasa.

4. Trauma bencana alam

Peristiwa bencana alam, di antaranya angin topan, gempa bumi, kebakaran hutan, tsunami, dan banjir, bisa menyebabkan seseorang mengalami trauma psikologis.

Trauma muncul karena korban kehilangan orang yang dicintai, kehilangan harta benda, serta mengalami kesulitan ekonomi, cedera, hingga kecacatan fisik yang timbul akibat bencana alam tersebut.

Peristiwa ini meninggalkan bekas yang mendalam. Hal ini dapat menyebabkan serangan panik atau gangguan kecemasan bila orang tersebut berada pada situasi yang menegangkan.

5. Kekerasan fisik

Contoh trauma psikologis lainnya yang umum terjadi adalah trauma akibat kekerasan fisik atau penganiayaan. 

Pengalaman traumatis ini mungkin seseorang dapatkan dari orang-orang terdekatnya, seperti orangtua, anggota keluarga, atau pengasuh.

Selain menimbulkan trauma secara mental, tindakan ini juga menyebabkan trauma fisik, misal bekas luka, rasa sakit parah, patah tulang, dan cedera lainnya. 

Trauma psikologis ini juga bisa terjadi pada orang dewasa, misalnya saat seseorang mengalami kekerasan dalam pacaran atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

6. Trauma medis

komplikasi perikarditis

Diagnosis penyakit serius hingga perawatan medis dapat menyebabkan trauma psikologis bagi pasien dan orang terdekat yang mendampinginya.

Perasaan stres, panik, dan tertekan dapat saja muncul ketika ia mengunjungi rumah sakit, melihat petugas medis, atau berada di tempat terang yang mengingatkan dirinya pada ruang bedah. 

Hal ini juga sangat mungkin terjadi saat seseorang menjalani pengobatan jangka panjang yang efek samping atau prosesnya mengganggu kenyamanan dan keamanan pasien tersebut.

7. Pelecehan seksual

Pengalaman lainnya yang kerap meninggalkan trauma ialah menjadi korban pelecehan seksual. Tindakan pelecehan tidak terbatas pada upaya menyentuh tubuh korban.

Ini termasuk perilaku voyeurisme (melihat tubuh telanjang korban secara diam-diam) atau eksibisionisme (mengekspos korban dengan hal-hak yang berbau pornografi). 

Meski sering terjadi pada perempuan, pelecehan seksual juga dapat menyerang laki-laki.

8. Trauma dukacita

Menerima kepergian orang terkasih bukanlah hal yang mudah, terlebih pada anak-anak. Konsep kematian yang abstrak terkadang sulit untuk dimengerti oleh mereka.

Kematian yang terjadi secara tiba-tiba bisa menjadi pengalaman yang menegangkan. Contohnya adalah ketika anak menyaksikan kecelakaan yang menimpa orangtuanya.

Kondisi tersebut tentu akan meninggalkan kenangan yang buruk. Bahkah, ini sangat mungkin menyebabkan gangguan mental di kemudian hari.

Dengan mengetahui macam-macam trauma psikologis, Anda dapat mengenali pemicu dari masalah kesehatan mental yang mungkin sedang Anda alami.

Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami trauma yang mengganggu kehidupannya, berkonsultasilah dengan psikolog atau psikiater untuk mengetahui penanganan yang tepat.

Kesimpulan

  • Trauma psikologis dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap gangguan mental, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan stres pascatrauma (PTSD).
  • Beberapa contoh trauma psikologis yaitu trauma akibat perundungan, bencana alam, kekerasan fisik, pelecehan seksual, dan dukacita akibat ditinggal orang terkasih.
  • Mengetahui jenis dan pemicu trauma bisa membantu Anda menentukan langkah penanganan yang tepat bagi diri sendiri maupun orang-orang terdekat Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What is Trauma? (2022). Trauma-Informed Care Implementation Resource Center. Retrieved September 15, 2023, from https://www.traumainformedcare.chcs.org/what-is-trauma/

Trauma Types. (2018). The National Child Traumatic Stress Network. Retrieved September 15, 2023, from https://www.nctsn.org/what-is-child-trauma/trauma-types

Complex Trauma. (2018). The National Child Traumatic Stress Network. Retrieved September 15, 2023, from https://www.nctsn.org/what-is-child-trauma/trauma-types/complex-trauma

Medical Trauma. (n.d.). International Society for Traumatic Stress Studies. Retrieved September 15, 2023, from https://istss.org/public-resources/friday-fast-facts/fast-facts-medical-trauma

Community Violence Prevention. (2022). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved September 15, 2023, from https://www.cdc.gov/violenceprevention/communityviolence/index.html

Atske, S., & Anderson, M. (2018). A Majority of Teens Have Experienced Some Form of Cyberbullying. Pew Research Center: Internet, Science & Tech. Retrieved September 15, 2023, from https://www.pewresearch.org/internet/2018/09/27/a-majority-of-teens-have-experienced-some-form-of-cyberbullying/

Versi Terbaru

20/09/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

6 Kekerasan dalam Pacaran Seharusnya Tidak Dilakukan

4 Tanda Anda Trauma Menjalin Hubungan Baru dan Solusinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 20/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan