backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

Umumnya Normal, Mata Sipit Ternyata Juga Bisa Jadi Tanda Penyakit, lho!

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 08/02/2022

    Umumnya Normal, Mata Sipit Ternyata Juga Bisa Jadi Tanda Penyakit, lho!

    Mata sipit adalah bentuk mata yang normal dan umum dimiliki oleh orang keturunan Asia. Bentuk mata ini ditentukan oleh kelopak mata bagian atas dan bawah. Kelopak mata bagian atas ditutupi oleh lapisan epikantus. Lapisan epikantus adalah bagian mata yang membuat mata seseorang jadi sipit. Namun, ternyata mata sipit bisa menjadi salah satu tanda seseorang memiliki penyakit tertentu. Apa saja? Simak jawabannya di sini.

    Ciri mata sipit yang bisa jadi tanda penyakit

    Anda mungkin sudah terbiasa menjumpai beberapa orang dengan mata yang sipit di sekitar Anda. Ya, setiap orang memiliki ciri fisik yang berbeda satu sama lain, termasuk bentuk dan ukuran mata. Lipatan mata yang lebih sempit juga lebih umum ditemukan pada orang-orang keturunan Asia.

    Akan tetapi, ternyata tidak semua mata dengan lipatan yang sempit termasuk dalam kondisi normal dan terjadi karena faktor genetik semata. Dalam kasus-kasus tertentu, mata sipit yang tidak normal dapat terjadi bersama dengan kondisi kesehatan atau gangguan genetik lainnya.

    Berikut beberapa kondisi yang menjadi penyebab mata sipit:

    1. Sindrom Down

    Sindrom Down atau Down syndrome adalah kondisi genetik di mana seorang anak dilahirkan dengan kelebihan satu kromosom ke- 21. Itu sebabnya, penyakit ini disebut juga dengan trisomi 21. Sindrom ini menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik dan mental.

    Sindrom Down termasuk kondisi yang paling umum menyebabkan mata tampak sipit. Anak dengan sindrom Down sering memiliki lipatan epikantus di sudut bagian dalam mata. Maka dari itu, mata terlihat sipit atau miring ke atas.

    Selain itu, saat lahir, bayi dengan sindrom Down biasanya memiliki tanda seperti wajah yang datar, kepala dan telinga berukuran kecil, dan leher yang pendek.

    Bayi dengan sindrom Down biasanya lahir dengan ukuran tubuh yang seperti rata-rata, tapi nanti perkembangannya lebih lambat dari anak pada umumnya.

    2. Fetal alcohol syndrome

    Minum alkohol selama hamil dapat memicu fetal alcohol syndrome atau sindrom alkohol pada janin. Kondisi ini bisa mengubah tampilan wajah bayi, seperti mata sipit atau bukaan mata sempit, bibir bagian atas yang sangat tipis, hidung tidak mancung atau bertulang rendah, dan tidak memiliki relung di atas bibir.

    Selain itu, pertumbuhan fisik bayi dengan kondisi ini akan jadi lambat, baik sebelum dan setelah kelahiran. Bayi mungkin sulit mendengar atau memiliki gangguan pendengaran lainnya. Kecacatan pada ginjal, tulang, jantung, otak, dan sistem saraf pusat, bisa terjadi karena sindrom alkohol janin ini.

    3. Mikroftalmia

    Mikroftalmia adalah kondisi mata yang terjadi sebelum bayi dilahirkan. Kondisi ini membuat kedua atau salah satu mata menjadi sangat kecil. Oleh karena itu, mata pada bayi yang terlahir dengan kondisi ini tampak sipit. 

    Mikroftalmia biasanya disebabkan oleh infeksi atau paparan zat beracun ketika bayi masih di dalam kandungan. Terkadang, kondisi ini juga dihubungkan dengan fetal alcohol syndrome.

    Pada sebagian kasus, mata mungkin tampak benar-benar hilang, sehingga mata kadang-kadang terlihat seperti terpejam. Orang dengan kondisi ini mungkin akan kehilangan sebagian penglihatannya.

    4. Oftalmoplegia

    Oftalmoplegia adalah kondisi kelumpuhan atau kelemahan otot-otot mata yang terjadi sejak lahir (kongenital). Kondisi ini bisa memengaruhi satu atau lebih dari enam otot yang menahan mata di tempatnya dan mengendalikan gerakannya.

    Orang yang terkena oftalmoplegia memiliki penglihatan ganda atau kabur. Beberapa orang mungkin sulit menggerakkan kedua mata ke segala arah dan mata tampak kecil.

    5. Myasthenia gravis (MG)

    Mata yang sipit juga bisa menandakan adanya kondisi myasthenia gravis atau MG. Menurut Mayo Clinic, kondisi ini tergolong dalam penyakit autoimun kronis yang menyerang sistem saraf dan otot penderitanya. Akibatnya, jaringan saraf dan otot tidak bisa berfungsi dengan normal.

    Nah, salah satu ciri-ciri dan gejala dari MG adalah mata yang terlihat sipit. Hal ini dikarenakan kelopak mata penderita MG cenderung turun, sehingga menyebabkan mata lebih kecil.

    Selain itu, MG juga disertai dengan gejala klinis lainnya, seperti kesulitan berbicara, menelan, mengunyah, merasa lelah, kesulitan mengangkat benda, serta memiliki penglihatan berbayang.

    6. Nanophthalmos

    Nanophthalmos adalah kondisi keturunan langka yang menyebabkan ukuran mata menjadi sangat kecil. Kondisi ini dipicu oleh gangguan genetik, sehingga dapat diwariskan. Kata nano dalam nanophthalmos sendiri diambil dari bahasa Yunani yang berarti “kecil”.

    Nanophthalmos ditandai dengan ukuran mata yang tidak normal serta terdapat penebalan pada koroid dan sklera (bagian putih) mata. Kondisi ini juga merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko gangguan mata lainnya, seperti glaukoma dan katarak.

    Bagaimana cara mengetahui ciri-ciri mata sipit yang tidak biasa?

    Anda mungkin bingung bagaimana cara membedakan mata sipit yang normal dan tidak normal. Misalnya, jika Anda memiliki anak bermata sipit, Anda bisa mencari tahu dulu apakah mata yang berukuran kecil memang termasuk ciri fisik dari keluarga Anda dan pasangan. Apabila bukan, Anda dapat berkonsultasi ke dokter untuk memastikan kesehatan mata anak Anda.

    Penting untuk diketahui sekalipun memiliki mata yang kecil, belum tentu Anda atau anak Anda mengalami kondisi-kondisi yang disebutkan di atas. Kuncinya, jika mata terlihat kecil dan tampak tidak normal, atau Anda mungkin mengkhawatirkan hal-hal tertentu, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan jawaban yang pasti.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Andisa Shabrina · Tanggal diperbarui 08/02/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan