Dalam aktivitas sehari-hari, Anda mungkin pernah menghindar saat berpapasan dengan orang yang mengalami mata bintitan. Hal ini dilakukan karena Anda takut akan ketularan, meskipun hanya lewat tatapan. Lantas, apakah benar mata bintitan bisa menular? Ini jawabannya.
Apakah mata bintitan menular?
Mata bintitan, yang dalam istilah medis disebut dengan hordeolum, adalah tonjolan merah seperti jerawat yang muncul di bagian luar kelopak mata.
Tonjolan ini dapat terjadi pada kelopak mata bagian atas maupun bawah, tergantung letak infeksinya.
Infeksi mata ini disebabkan oleh masuknya bakteri, sel kulit mati, atau kotoran yang menyumbat kelenjar minyak pada kelopak mata.
Akibatnya, kelopak mata bengkak, terasa mengganjal, dan seringnya menimbulkan rasa sakit.
Namun yang harus diingat, ini bukan berarti Anda harus menjauhi penderita mata bintitan.
Mata bintitan tidak dapat menular langsung melalui kontak mata dengan penderita, melainkan harus ada perantara.
Bakteri penyebab mata bintitan tidak dapat berpindah dari satu orang ke orang lain dengan mudah, apalagi hanya lewat tatapan.
Bakteri ini membutuhkan perantara untuk bisa berpindah dan menginfeksi mata orang lain.
Bagaimana bisa mata bintitan menular?
Bintitan biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus yang tidak berbahaya dan biasanya hidup di kulit atau hidung.
Namun, jika Anda menggosok area tersebut kemudian menyentuh mata, bakteri dapat berpindah ke kelopak mata secara tidak sengaja.
Selain itu, jika Anda memencet bintitan, infeksi di kelopak mata ini akan menyebar. Hal ini dapat menimbulkan lebih banyak bintitan pada kelopak mata yang sama maupun di mata yang lain.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk selalu menjaga kebersihan tangan agar bakteri yang mungkin menempel di tangan Anda tidak menginfeksi mata.
Langkah untuk mencegah mata bintitan menular
Rasa gatal yang muncul akibat bintitan sering kali membuat penderitanya tidak tahan untuk mengucek mata.
Namun, segatal apa pun itu, sebaiknya hindari mengucek mata supaya infeksinya tidak semakin parah.
Tanpa disadari, kebiasaan buruk tersebut juga membuka jalan bagi bakteri untuk berpindah ke tangan.
Meski jarang terjadi, mata bintitan bisa menular kepada Anda bila bersalaman dengan penderitanya yang baru saja menyentuh atau mengucek matanya yang terinfeksi.
Terlebih, Anda juga refleks menyentuh mata setelahnya. Itulah alasannya mengapa Anda disarankan untuk rajin mencuci tangan setelah bersalaman dengan orang lain.
Ya, tangan adalah salah satu media penularan penyakit yang paling umum dan paling cepat terjadi.
Oleh karena itu, jangan sekali-kali menyentuh mata dengan tangan secara langsung, apalagi menguceknya.
Jika mata Anda terasa gatal, sebaiknya gunakan tisu atau sapu tangan bersih yang lebih aman.
Hal yang tak kalah penting, mulai sekarang Anda tak perlu lagi menjauhi orang yang terkena infeksi mata jenis apa pun dengan alasan takut tertular, ya!
Menghindari faktor risiko lain
Ketimbang memikirkan mata bintitan menular dari tatapan yang sebenarnya keliru, lebih baik hindari risiko terjadinya kondisi ini.
Melansir Cleveland Clinic, berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terkena bintitan.
- Pernah memiliki riwayat bintitan sebelumnya.
- Blefaritis atau peradangan kelopak mata.
- Memiliki kondisi kulit tertentu, seperti jerawat rosacea atau ketombe (dermatitis seboroik).
- Diabetes.
- Kulit kering.
- Mengalami perubahan hormonal.
- Memiliki kadar lipid yang tinggi atau kolesterol jahat.
Kapan harus pergi ke dokter?
Jadi, sekarang Anda sudah memahami bahwa bintitan tidak menular melalui tatapan mata dengan penderitanya.
Namun, ketika Anda mengalami kondisi ini, Anda bisa menerapkan berbagai cara untuk menghilangkan bintitan.
Salah satunya, yaitu menghindari penggunaan makeup untuk menyamarkan bintitan.
Pasalnya, menggunakan riasan di area bintitan dapat menunda proses penyembuhan dan membuatnya menjadi lebih tersumbat dan terinfeksi.
Bahkan, kebiasaan tersebut justru membuat bintitan lebih terasa menyakitkan.
Namun, jika bintitan tak kunjung sembuh, sebaiknya segera periksakan kondisi mata Anda ke dokter.
Selain itu, Anda pun sebaiknya memeriksakan diri ke dokter apabila mata bintitan muncul bersama gejala lainnya seperti di bawah ini agar mendapat penanganan yang tepat.
- Mata bengkak hingga tertutup.
- Keluar nanah atau darah dari benjolan bintitan.
- Nyeri dan atau pembengkakan meningkat setelah dua sampai tiga hari pertama.
- Lepuh telah terbentuk di kelopak mata Anda.
- Kelopak mata Anda terasa panas.
- Mengalami gangguan penglihatan.
Mata bintitan kerap datang kembali. Jika ini terjadi, dokter mungkin akan mengambil biopsi (sampel kecil tembel) beserta anestesi lokal untuk menyingkirkan masalah lain yang lebih serius.
Meskipun bisa menyakitkan, sebagian besar kasus mata bintitan tidak serius atau parah.
Mata bintitan biasanya dapat diatasi dengan menjaga kebersihan kelopak mata. Bahkan, sebagian besar kasus mata bintitan akan hilang dengan sendirinya.
Kesimpulan
Bakteri penyebab bintitan bisa berpindah dari satu orang ke orang lain melalui perantara, seperti tangan. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk menjaga kebersihan mata dan tangan guna mencegah penularannya.
[embed-health-tool-bmi]