Lansia tetap membutuhkan cairan yang cukup untuk menjalankan fungsi tubuh dengan baik. Namun, sebagian besar lansia sering lupa untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh, hingga alami dehidrasi. Lantas, apa saja akibat dehidrasi pada lansia? Simak informasinya pada ulasan berikut ini.
Tanda dehidrasi pada lansia
Lansia lebih rentan mengalami dehidrasi akibat kurang minum karena tubuh mereka tidak lagi merespons rasa haus dengan baik, dan fungsi organ seperti ginjal juga mulai menurun.
Bila kebutuhan lansia kurang minum dan cairan tidak terpenuhi, berbagai tanda bisa muncul, dari yang ringan hingga berat. Berikut di antaranya.
- Mulut terasa lengket, lidah kering, dan bibir pecah-pecah.
- Warna urin kuning tua atau coklat menunjukkan tubuh kurang cairan.
- Merasa lemas atau cepat lelah.
- Pusing atau terasa ingin pingsan saat berdiri.
- Linglung atau sulit fokus.
- Kulit terasa kering dan kurang elastis.
- Mata terlihat dalam atau cekung.
Akibat dehidrasi pada lansia
Lansia memiliki risiko yang lebih tinggi untuk alami dehidrasi karena beberapa perubahan komposisi pada tubuhnya.
Pada orang dengan usia 65 ke atas, rasa haus akan berkurang sehingga lansia tidak ada hasrat untuk minum. Selain itu, banyak juga lansia yang sengaja tidak minum untuk menghindari pergi ke toilet.
Padahal, air mineral sangat penting untuk menjalankan fungsi tubuh, mulai dari melicinkan sendi, hingga mengatur suhu tubuh dan memompa darah ke otot.
Berdasarkan studi dari University of California, 40 persen dari lansia yang berada di suatu komunitas mungkin mengalami kekurangan cairan tubuh kronis.
Kondisi ini bisa bertambah parah dan menyebabkan dehidrasi hingga masalah kesehatan lainnya yang lebih serius.
Dehidrasi pada lansia dapat meningkatkan beberapa masalah kesehatan, seperti infeksi saluran kemih, gangguan berpikir, penurunan cara pikir, pusing hebat hingga berisiko terjatuh.
Selain itu, dehidrasi juga dapat meningkatkan perburukan kesehatan pada lansia yang memiliki masalah kesehatan lain.
Ambil contoh, lansia dengan kondisi stroke ditambah dehidrasi, berisiko dua kali lipat lebih tinggi untuk kehilangan nyawanya.
Tak jarang, lansia yang kurang cairan juga akan mengalami konstipasi atau sulit BAB.
Faktor yang menyebabkan dehidrasi pada lansia
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan dehidrasi pada lansia, berikut penjelasannya.
1. Berkurangnya rasa haus
Seiring bertambahnya usia, tubuh mengalami beberapa perubahan, salah satunya intensitasi rasa haus.
Berdasarkan sebuah studi dalam jurnal Physiology & Behavior, disfungsi sistem saraf pusat dalam mengontrol rasa haus menyebabkan kurangnya asupan cairan tubuh lansia.
Sensasi haus yang berkurang akan lebih sering dialami oleh lansia dengan penyakit Alzheimer dan stroke.
2. Berkurangnya fungsi ginjal
Ginjal merupakan sistem tubuh yang mengatur keluarnya urine. Semakin tua, fungsi ginjal akan mengalami penurunan.
Ginjal akan sulit mempertahankan keseimbangan cairan dan natrium dalam batas normal, sehingga lansia lebih rentan alami dehidrasi dibandingkan dewasa muda.
Selain itu, beberapa lansia mungkin alami inkontinensia urine atau hilangnya kontrol kandung kemih, sehingga urine yang keluar banyak sementara cairan yang masuk sedikit.
Kondisi tersebut akan menyebabkan dehidrasi, hingga infeksi saluran kemih bila tidak ditangani dengan baik.
3. Penggunaan obat-obatan tertentu
Lansia yang mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti diuretik, berisiko mengalami dehidrasi. Obat diuretik biasanya digunakan untuk mengobati pasien darah tinggi.
Obat ini akan memicu pembuangan kelebihan garam dan air melalui urine, sehingga pada pasien dengan obat ini, akan mengeluarkan lebih banyak urine.
Namun, keluarnya urine yang tidak diikuti dengan cairan yang cukup akan menyebabkan dehidrasi pada lansia.
4. Gangguan kognitif
Selain ketiga faktor di atas, dehidrasi pada lansia bisa terjadi karena gangguan kognitif.
Lansia yang mengalami kesulitan mengunyah, demensia, dan diabetes yang tidak terkontrol lebih rentan untuk memiliki hidrasi tubuh yang rendah.
Cara mengatasi dehidrasi pada lansia
Untuk menghindari dehidrasi pada lansia, pastinya harus dilakukan dengan mencukupi kebutuhan cairan lansia.
Para lansia bisa mengikuti aturan umum, yaitu enam sampai delapan gelas air mineral perhari dengan rata-rata 200 milliliter per gelas.
Agar lansia lebih mudah memenuhi kebutuhan cairan harian, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan.
- Sering ditawari minum. Lansia sering lupa atau tidak merasa haus. Jadi, tawarkan minuman secara rutin, walau mereka tidak meminta.
- Berikan minuman yang bervariasi. Tidak hanya air putih, lansia bisa diberi jus, susu, teh herbal, atau sup agar tidak bosan.
- Gunakan gelas atau botol yang mudah dipegang. Pilih gelas ringan dan tidak licin agar mudah digunakan oleh tangan yang lemah atau gemetar.
- Letakkan minuman di tempat yang mudah dijangkau. Pastikan minuman ada di dekat tempat tidur, ruang duduk, atau meja makan.
- Buat jadwal minum harian. Minum di waktu-waktu tertentu, seperti setelah bangun tidur, sebelum makan, dan sebelum tidur, bisa membantu mereka terbiasa.
- Pantau warna urin. Urin yang bening atau kuning muda tanda cukup cairan. Jika gelap, berarti perlu minum lebih banyak.
- Berikan larutan elektrolit jika diare atau muntah. Jika lansia sakit perut, minuman elektrolit seperti oralit bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang.
- Rehidrasi lewat infus atau suntikan jika kondisi berat. Bila lansia tidak bisa minum karena sakit berat, dokter bisa memberikan cairan lewat infus atau suntikan di bawah kulit.
- Ajak minum bersama saat makan. Minum sambil makan bisa menambah jumlah cairan tanpa terasa seperti beban.
Kesimpulan
- Lansia sangat rentan terhadap dehidrasi karena beberapa faktor utama: berkurangnya sensasi haus, fungsi ginjal yang menurun, penggunaan obat-obatan seperti diuretik, serta gangguan kognitif yang membuat mereka lupa atau sengaja menahan diri dari minum.
- Jika cairan tubuh tidak cukup, gejala yang muncul bisa berupa mulut kering, mata cekung, kulit kering dan elastisitas berkurang, kebingungan atau pusing, serta tekanan darah rendah.
- Selain itu, urine menjadi sedikit dan pekat, menandakan tubuh kekurangan cairan.
- Dehidrasi pada lansia dapat memicu komplikasi serius seperti infeksi saluran kemih, gangguan fungsi organ, penurunan kemampuan berpikir, dan meningkatnya risiko jatuh atau kondisi kritis.
[embed-health-tool-bmi]