Diabetes melitus termasuk jenis penyakit yang bisa dialami oleh semua golongan usia, mulai dari diabetes pada remaja atau anak, orang dewasa, hingga lansia. Namun, penyakit ini memiliki risiko masalah kesehatan tersendiri pada lansia. Ketahui gejala hingga cara mengatasi diabetes melitus pada lansia di bawah ini.
Ciri-ciri diabetes pada lansia
Ciri-ciri diabetes melitus pada lansia bisa lebih sulit dikenali dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
Ini karena gejalanya sering kali tumpang tindih dengan kondisi medis atau penyakit lain yang lebih umum pada lansia.
Beberapa lansia juga mungkin kurang menyadari atau mengabaikan gejala karena dianggap bagian dari proses penuaan.
Adanya penyakit pada lansia lain, seperti arthritis, penyakit jantung, atau hipertensi, juga bisa memperumit pengenalan gejala diabetes.
Bahkan, beberapa obat yang sering digunakan oleh lansia bisa memengaruhi kadar gula darah.
Namun, ciri-ciri diabetes yang umum yang bisa diamati pada orang tua meliputi berikut ini.
- Sering buang air kecil. Peningkatan frekuensi buang air kecil, terutama di malam hari.
- Rasa haus yang berlebihan. Selalu merasa haus meskipun sudah minum cukup air.
- Rasa lapar berlebihan. Sering merasa sangat lapar meskipun sudah makan.
- Penurunan berat badan. Kehilangan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas.
- Kelelahan. Merasa lelah atau lesu sepanjang waktu meskipun cukup istirahat.
- Penglihatan kabur. Penglihatan yang buram atau berkurang.
- Luka yang sulit sembuh. Luka atau infeksi yang memakan waktu lama untuk sembuh.
- Infeksi berulang. Infeksi, terutama infeksi saluran kemih atau infeksi kulit, yang sering kambuh.
- Kulit kering dan gatal. Masalah kulit pada lansia, seperti kulit yang kering dan sering merasa gatal.
- Kesemutan atau mati rasa. Sensasi kesemutan atau mati rasa pada tangan atau kaki (neuropati perifer).
- Perubahan warna kulit. Perubahan warna kulit terutama di area lipatan seperti leher dan ketiak.
Kapan harus ke dokter?
Penanganan diabetes pada lansia
Penanganan diabetes pada lansia membutuhkan pendekatan yang menyeluruh dan sesuai dengan kondisi masing-masing untuk memastikan kontrol gula darah yang baik serta mencegah komplikasi.
Melansir dari National Institue of Health, diabetes tipe 2 menjadi jenis diabetes yang paling sering dialami oleh lansia.
Namun untungnya, diabetes tipe 2 bisa dicegah dan diatasi. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam penanganan diabetes pada manula.
1. Menjaga pola makan sehat
Bukan cuma diabetes di usia muda, lansia dengan diabetes juga perlu mengonsumsi makanan yang seimbang dengan porsi karbohidrat, protein, dan lemak yang tepat untuk mengontrol gula darah.
Jangan lupa pula untuk meningkatkan asupan serat dari sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
Bukan cuma jenisnya, lansia juga perlu mengatur ukuran porsi makan untuk menghindari lonjakan gula darah. Kurangi juga konsumsi makanan dan minuman manis.
2. Melakukan aktivitas fisik
Rutin beraktivitas fisik bisa membantu mengontrol gula darah lansia. Awali dengan aktivitas fisik ringan hingga sedang, seperti berjalan, berenang, atau yoga, setidaknya 30 menit per hari.
Kemudian, lakukan juga latihan kekuatan untuk mempertahankan massa otot dan keseimbangan.
3. Menjalani pengobatan
Penggunaan obat antidiabetik oral dapat dilakukan sesuai dengan anjuran dokter.
Jika diperlukan, pengobatan juga bisa dilakukan dengan menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
Selain itu, lakukan pemantauan rutin oleh dokter untuk menyesuaikan dosis obat dan memeriksa kemungkinan interaksi dengan obat lain.
4. Melakukan pemantauan gula darah
Mengukur gula darah secara rutin perlu dilakukan di rumah dengan menggunakan alat glukometer.
Pemeriksaan berkala juga perlu dilakukan untuk menilai kontrol gula darah dan mengetahui keberhasilan pengobatan.
5. Mendapatkan edukasi dan dukungan
Penting bagi para lansia untuk mendapatkan edukasi seputar pengelolaan diabetes, pemantauan gula darah, dan cara mencegah komplikasi.
Libatkan juga keluarga dalam perawatan lansia untuk memberikan dukungan emosional dan praktis.
6. Melakukan pencegahan komplikasi
Untuk mencegah kemungkinan komplikasi, sebaiknya lakukan pemeriksaan rutin ke dokter. Misalnya, rutin periksa ke dokter mata dapat membantu mendeteksi retinopati diabetik.
Pantau juga tekanan darah, kolesterol, dan kesehatan jantung pada lansia secara keseluruhan, serta awasi fungsi ginjal melalui tes darah dan urine.
Selain melakukan pemeriksaan medis, periksa dan rawat kaki lansia untuk mencegah luka dan infeksi.
7. Melakukan gaya hidup sehat
Lakukan pola hidup sehat untuk lansia agar tubuh terjaga dari penyakit diabetes dan penyakit lainnya, termasuk risiko komplikasi kardiovaskular.
Hal ini bisa dilakukan dengan menghentikan kebiasaan merokok serta mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol.
Tidak kalah penting, kelola juga stres melalui teknik relaksasi, meditasi, atau aktivitas hobi.
8. Melakukan penanganan komorbiditas
Bukan hanya melakukan penanganan diabetes, penting juga untuk mengelola kondisi kesehatan lain yang sering terjadi pada lansia, seperti hipertensi dan dislipidemia, guna mengurangi risiko komplikasi.
Selain gangguan kesehatan pada tubuh, waspadai tanda-tanda depresi atau gangguan kecemasan yang dapat memengaruhi pengobatan diabetes.
Dapatkan juga bantuan dari konselor atau psikolog jika diperlukan.
Dengan pendekatan yang holistik dan dukungan dari tenaga kesehatan serta keluarga, lansia dengan diabetes dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan terhindar dari komplikasi yang serius.
Senam diabetes merupakan salah satu cara efektif untuk membantu mengelola kadar gula darah, meningkatkan kebugaran fisik, dan mengurangi risiko komplikasi diabetes pada lansia.
Berikut adalah beberapa jenis senam lansia yang dapat dilakukan untuk menangani diabetes.
1. Senam aerobik ringan
Senam aerobik ringan sangat bermanfaat bagi lansia dengan diabetes karena dapat membantu mengontrol kadar gula darah, meningkatkan kesehatan jantung, dan meningkatkan kebugaran secara keseluruhan.
Berikut adalah contoh rutin senam aerobik ringan yang bisa dilakukan oleh lansia.
- Jalan kaki. Jalan kaki ringan di sekitar rumah atau di taman selama 30 menit setiap hari.
- Senam aerobik sederhana. Gerakan aerobik ringan seperti mengangkat lutut, berjalan di tempat, atau gerakan lengan yang dilakukan dengan musik.
2. Latihan fleksibilitas
- Peregangan. Peregangan otot-otot utama selama 5—10 menit sebelum dan setelah latihan utama.
- Yoga. Pose yoga ringan seperti pose kursi, pohon, atau kucing-sapi dapat membantu meningkatkan fleksibilitas dan keseimbangan.
3. Latihan kekuatan
Latihan kekuatan sangat penting bagi lansia dengan diabetes karena dapat membantu meningkatkan massa otot, meningkatkan metabolisme, dan mengontrol kadar gula darah.
Beberapa latihan kekuatan yang cocok untuk lansia yaitu sebagai berikut.
- Angkat beban ringan. Menggunakan beban ringan atau botol air untuk latihan penguatan otot lengan.
- Latihan dengan tali elastis. Menggunakan tali elastis untuk latihan resistensi guna menguatkan otot-otot.
4. Latihan keseimbangan
Senam latihan keseimbangan sangat penting bagi lansia dengan diabetes karena membantu mencegah jatuh, meningkatkan stabilitas, dan mendukung mobilitas.
Berikut beberapa latihan keseimbangan yang cocok untuk lansia.
- Berdiri satu kaki. Berdiri dengan satu kaki selama beberapa detik, kemudian berganti kaki.
- Latihan tai chi. Gerakan tai chi yang lambat dan terkontrol dapat meningkatkan keseimbangan dan koordinasi.
Dengan rutin melakukan senam, lansia dengan diabetes dapat meningkatkan kualitas hidup, mengendalikan kadar gula darah, dan mencegah komplikasi yang berhubungan dengan diabetes.
[embed-health-tool-bmi]