backup og meta

Apa yang Membuat Darah Manusia Berwarna Merah?

Apa yang Membuat Darah Manusia Berwarna Merah?

Pernahkah Anda bertanya-tanya kenapa darah manusia berwarna merah? Bahkan meski warna darah adalah merah, mengapa pembuluh darah justru berwarna biru? Sebenarnya, warna merah cerah pada darah disebabkan oleh ikatan protein dan komponen mineral yang menyusun sel-sel darah.

Jika diteliti lebih dalam, warna darah bisa tidak selalu merah di dalam tubuh, mungkin lebih gelap ataupun lebih terang. Perubahan warna darah ini menunjukkan tinggi atau rendahnya kadar oksigen dalam pembuluh darah. Secara lebih rincinya, simak ulasan berikut untuk memahami alasan di balik warna merah pada darah dan biru untuk pembuluhnya.

Mengapa warna darah itu merah?

Sel darah

Ada beberapa komponen yang menyusun darah di dalam tubuh.

Komponen tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), darah putih (leukosit), trombosit (keping darah/platelet), dan plasma darah.  

Darah manusia berwarna merah karena di dalam sel-sel darah merah terdapat hemoglobin, yaitu molekul protein yang berfungsi untuk oksigen.

Hemoglobin tersusun atas empat rantai protein yang saling berikatan dan membentuk struktur cincin bernama heme.

Heme berperan penting dalam mengantarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.

Ikatan kimia hemoglobin dan heme ini diatur oleh gen di dalam sel darah merah. Oleh karena itu, mutasi gen pada sel darah bisa menyebabkan kelainan darah, seperti talasemia atau anemia sel sabit.

Nah, di bagian tengah ikatan kimia heme terdapat zat besi yang merupakan pigmen respirasi atau zat yang memberikan warna pada darah. 

Melansir American Chemical Society, saat zat besi pada hemoglobin berikatan dengan oksigen, zat ini akan menyerap warna cahaya tertentu dan merefleksikan warna cahaya lain yang nantinya ditangkap oleh mata. 

Begini misalnya, hemoglobin yang mengikat oksigen akan menyerap cahaya yang berwarna biru kehijauan.

Ikatan kimia ini kemudian memantulkan cahaya berwarna merah-oranye pada mata sehingga darah terlihat berwarna merah terang.

Tanpa berikatan dengan oksigen, darah bisa terlihat berwarna lebih gelap atau merah tua. 

Nah, di dalam hemoglobin, saat zat besi kembali berikatan dengan oksigen, setiap struktur heme yang semula berbentuk kubah akan berubah menjadi lebih datar.

Dengan begitu, warna hemoglobin juga ikut berubah dari merah tua menjadi merah terang. 

Bagaimana dengan pembuluh darah yang berwarna biru?

Pembuluh darah di tangan

Pada beberapa bagian tubuh, seperti di pergelangan tangan, peredaran darah yang ditunjukkan pembuluh darah terlihat berwarna biru.

Lantas, apakah ini berarti warna darah bisa berubah menjadi biru?

Begini, kadar oksigen dapat memengaruhi pembuluh darah yang terlihat berwarna biru. Jenis pembuluh darah yang memunculkan warna biru adalah pembuluh vena. 

Selain pembuluh vena, ada pembuluh arteri yang bertugas membawa darah kaya oksigen dari jantung ke bagian tubuh lain.

Sementara pembuluh vena mengalirkan darah yang tidak mengandung atau minim oksigen kembali ke jantung. 

Seperti yang telah dijelaskan, ikatan hemoglobin dengan oksigen akan memengaruhi warna darah.

Kadar oksigen yang rendah pada pembuluh vena membuat darah nampak lebih gelap, tetapi darah tetap berwarna merah. 

Pigmen respirasi yang ada pada sel darah, yaitu zat besi, memang memberikan karakter warna merah kecokelatan.

Artinya, warna darah manusia akan tetap merah dan tidak pernah berubah menjadi biru. Warna biru yang dari pembuluh darah yang nampak dari dalam kulit merupakan ilusi optik.

Panjang cahaya biru lebih pendek dibandingkan cahaya merah sehingga tidak bisa menembus terlalu jauh ke jaringan dalam kulit.

Jika pembuluh darah terletak cukup dalam, refleksi warna yang ditangkap oleh mata adalah warna biru karena sebagian cahaya merah berhasil masuk ke dalam kulit.

Darah berwarna biru dapat ditemukan pada hewan seperti cumi-cumi atau kepiting tapal kuda.

Jika warna merah pada darah manusia berasal dari hemoglobin yang mengandung besi, warna darah yang biru pada kedua hewan ini dipengaruhi oleh hemosianin yang mengandung tembaga. 

Apakah warna darah yang gelap berarti tidak sehat?

ingus berdarah

Semakin tinggi kadar oksigen di dalam darah, maka darah akan semakin berwarna terang. Namun, hal ini tak lantas menentukan darah yang punya warna terang berarti lebih sehat. 

Darah yang berwarna merah gelap, seperti pada pembuluh vena, juga normal karena menunjukkan proses peredaran darah yang baik.

Artinya, terjadi pelepasan oksigen dari pembuluh darah ke bagian tubuh lain. Di samping itu, darah juga bisa terlihat lebih terang ketika seseorang menghirup gas beracun.

Gas karbon monoksida bisa membentuk ikatan dengan hemoglobin yang 20 kali lebih kuat dibandingkan ikatan hemoglobin dengan oksigen. 

Hal tersebut bisa sangat berbahaya karena berisiko menghalangi eritrosit berikatan oksigen sehingga tubuh pun kekurangan oksigen. 

Nah, ikatan yang lebih kuat dengan karbon monoksida akan memancarkan warna darah yang lebih terang.

Inilah penyebab pasien yang keracunan karbon monoksida kulitnya wajahnya nampak terlihat lebih merah. 

Namun, zat beracun lain yang berasal dari dalam tubuh bisa membuat warna darah pada pembuluh arteri menjadi lebih gelap.

Hal ini biasanya terjadi pada pasien gagal ginjal yang ginjalnya tidak dapat menyaring racun sehingga terbawa ke aliran darah. 

Jadi, terang atau gelapnya warna merah pada darah tak bisa langsung menunjukkan kondisi tubuh yang lebih sehat atau tidak. Hal ini tergantung dengan kondisi penyebabnya. 

Apabila Anda khawatir dengan perubahan warna darah yang menjadi terlalu gelap, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Piña-Oviedo, S., Ortiz-Hidalgo, C., & Ayala, A. (2017). Human Colors—The Rainbow Garden of Pathology: What Gives Normal and Pathologic Tissues Their Color?. Archives Of Pathology & Laboratory Medicine, 141(3), 445-462. https://doi.org/10.5858/arpa.2016-0274-SA

Fujiwara, T., & Harigae, H. (2015). Biology of Heme in Mammalian Erythroid Cells and Related Disorders. BioMed research international2015, 278536. https://doi.org/10.1155/2015/278536

Mieczkowska, E., Koncki, R., & Tymecki, Ł. (2011). Hemoglobin determination with paired emitter detector diode. Analytical and bioanalytical chemistry399(9), 3293–3297. https://doi.org/10.1007/s00216-010-4358-4

How the Heart Works | NHLBI, NIH. (2021). Retrieved 22 June 2021, from https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/how-heart-works

Lutz, D. (2016.). The Many Colors of Blood. American Chemical Society. Retrieved 22 June 2021, from https://www.acs.org/content/dam/acsorg/education/resources/highschool/chemmatters/issues/best-of-chemmatters/sample-lesson-plan-the-many-colors-of-blood.pdf

 

Versi Terbaru

29/07/2021

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Rachmadin Ismail


Artikel Terkait

Mengenal Albumin, Protein yang Penting bagi Tubuh Anda

Pemeriksaan Darah Lengkap untuk Diagnosis Kesehatan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 29/07/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan