Pembentukkan gumpalan darah (koagulasi) adalah proses normal pada tubuh usai mengalami luka. Penggumpalan darah setelah operasi termasuk respons wajar yang otomatis tubuh lakukan. Namun, proses ini bisa berubah menjadi berbahaya, bahkan mengancam fungsi organ tubuh. Berikut penjelasan seputar darah menggumpal setelah operasi.
Proses penggumpalan darah setelah operasi
Trombosit adalah salah satu komponen darah manusia yang bertugas untuk membantu menghentikan perdarahan dengan membentuk suatu gumpalan.
Darah yang menggumpal tersebut terbentuk di bagian yang terluka atau sasaran operasi.
Gumpalan terjadi ketika darah yang bertemu saling menempel, sampai akhirnya mengental secara perlahan.
Jika tujuannya untuk mencegah perdarahan semakin banyak, tentu baik.
Selain untuk menghentikan perdarahan, gumpalan darah yang terbentuk ini juga membantu mempercepat penyembuhan luka.
Akan tetapi, lain ceritanya jika penggumpalan darah setelah operasi justru menghambat aliran darah dalam tubuh.
Gejala penggumpalan darah setelah operasi
Biasanya, orang yang mengalami penggumpalan darah akan mengalami berbagai gejala yang berbeda.
Mengutip dari American Society of Hematology, gejala penggumpalan darah yang muncul tergantung pada lokasi yang terkena.
Bila terjadi penggumpalan darah di jantung, gejalanya adalah:
- dada terasa nyeri dan berat,
- sesak napas,
- tubuh berkeringat,
- mual, serta
- kepala pusing.
Sementara itu, bila darah menggumpal setelah operasi terletak di otak, gejalanya seperti:
- lemah otot pada wajah, lengan, atau kaki,
- kesulitan bicara,
- ada masalah pada penglihatan,
- sakit kepala tiba-tiba yang parah.
Kalau Anda mengalami penggumpalan darah pada area lengan atau kaki setelah operasi, gejalanya yaitu:
- rasa sakit pada lengan dan kaki secara tiba-tiba,
- terjadi pembengkakan,
- nyeri pada area yang bengkak dan terasa hangat.
Berbeda dengan gejala darah menggumpal bila letaknya di paru-paru, tandanya adalah:
- nyeri dada yang terasa tajam,
- jantung berdebar kencang,
- sesak napas,
- demam,
- batuk berdarah.
Sementara bila penggumpalan darah terletak di perut, ciri-cirinya seperti:
- sakit perut parah,
- muntah, dan
- diare.
Penyebab darah bisa menggumpal setelah operasi
Meski termasuk proses yang normal, penggumpalan darah setelah operasi juga bisa menandakan ada yang tidak beres dengan tubuh.
Ini terjadi ketika pembentukan gumpalan darah tersebut terjadi di bagian pembuluh darah vena sehingga justru menghambat kelancaran aliran darah.
Kondisi tersebut bernama deep vein thrombosis (DVT). Akibatnya, pasokan darah yang jantung terima menjadi kurang optimal.
Risiko tersebut bisa semakin parah ketika pembentukan gumpalan darah yang tidak normal terjadi pada organ vital tubuh, seperti otak, paru-paru, dan lainnya.
Pada kondisi lainnya, gumpalan darah bisa berjalan hingga masuk ke dalam organ vital, misalnya paru-paru.
Jika sudah sampai paru, bisa terjadi kondisi bernama emboli paru yang berisiko mengancam jiwa karena menghambat kelancaran aliran darah.
Operasi besar di beberapa bagian tubuh yang berisiko mengalami penggumpalan darah setelah operasi.
Bagian tubuh yang perlu tindakan operasi yaitu perut, panggul, pinggul, maupun kaki.
Selain untuk membantu mencegah kehilangan darah dalam jumlah banyak, ada alasan lain mengapa penggumpalan darah terbentuk setelah operasi.
Setelah operasi selesai adalah waktu Anda harus untuk banyak beristirahat. Secara otomatis, tubuh cenderung tidak aktif atau tidak banyak bergerak.
Sedikitnya pergerakan yang Anda lakukan ini dapat membuat aliran darah di pembuluh darah lebih lambat. Alhasil, terbentuklah gumpalan darah.
Peluang Anda untuk mengalami DVT atau penggumpalan darah di pembuluh vena bisa lebih besar jika memiliki satu atau lebih kondisi berikut:
- merokok,
- kelebihan berat badan atau obesitas,
- pernah mengalami DVT sebelumnya atau memiliki anggota keluarga yang punya DVT,
- sedang hamil,
- memiliki kondisi tertentu yang berpengaruh pada aliran darah,
- berusia di atas 65 tahun,
- rutin menggunakan obat-obatan tertentu, seperti KB dan terapi hormon,
- punya penyakit kanker,
- punya penyakit jantung serta stroke.
Cara menangani penggumpalan darah setelah operasi
Pengobatan yang dokter lakukan untuk menangani darah menggumpal setelah operasi biasanya sesuai dengan area adanya gumpalan.
Mengutip dari Cleveland Clinic, hal penting menangani darah yang menggumpal setelah operasi adalah mencegahnya membesar atau pecah.
Secara umum, dokter akan memberikan obat pengencer darah bernama antikoagulan untuk melarutkan gumpalan darah yang terbentuk.
Mengutip dari Agency for Healthcare Research and Quality, ada beberapa tindakan yang dokter lakukan untuk mempercepat penyembuhan darah menggumpal setelah operasi.
- Pada minggu awal, Anda mendapat obat heparin, petugas medis akan menyuntikkan di bawah kulit.
- Minggu kedua, Anda minum obat warfarin (Coumadin®) bersamaan dengan obat heparin.
Setelah sekitar 1 minggu suntikan obat heparin dan obat minum (oral) warfarin bersamaan, pemberian heparin akan dokter hentikan.
Namun, ada kemungkinan dokter menganjurkan Anda untuk tetap minum obat warfarin selama kurang lebih 3-6 bulan.
Lama waktu tersebut bisa saja berubah menjadi lebih lama tergantung dari kondisi Anda.
Sementara untuk kasus yang lebih parah, dokter akan melakukan cara seperti berikut.
- Operasi dengan memasang kateter ke bagian gumpalan darah agar perlahan menghilang.
- Stent atau ring jantung untuk menjaga agar pembuluh darah tetap terbuka sehingga aliran darah lancar.
- Vena cava filter.
Dokter akan memasang vena cava filter ketika obat pengencer darah sudah tidak mempan, kemudian sebuah filter akan dokter masukkan pada vena cava inferior.
Hal ini bertujuan untuk mengambil gumpalan darah sebelum mengalir ke organ vital tubuh.
Mencegah darah menggumpal setelah operasi
Untuk mencegah darah menggumpal setelah operasi, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
1. Berhenti merokok
Kebiasaan merokok bisa membuat risiko penggumpalan darah semakin besar. Oleh karena itu, dokter biasanya akan minta Anda untuk berhenti merokok.
Pasalnya, merokok bisa merusak lapisan pembuluh darah yang bisa menyebabkan gumpalan darah terbentuk dengan mudah.
2. Aktif bergerak
Mencegah darah menggumpal setelah operasi bisa Anda lakukan dengan cara aktif bergerak.
Tubuh yang bergerak membuat otot terus memompa darah ke jantung agar tidak menggumpal di satu titik.
Oleh sebab itu, jauhi rasa malas untuk bergerak dan bangun dari kasur untuk menjaga kesehatan.
3. Minum obat pengecer darah
Obat pengencer darah seperti warfarin (Coumadin) atau heparin biasanya akan dokter resepkan. Obat ini untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah setelah operasi.
Selain itu, obat ini berfungsi untuk membantu mengatasi penggumpalan darah yang sudah muncul agar tidak semakin besar dan meluas.
4. Penanganan lainnya
Cara lain di luar obat, dokter biasanya merekomendasikan Anda untuk mengangkat lengan atau kaki untuk membantu meningkatkan sirkulasi.
Stoking kompresi juga biasanya dokter anjurkan untuk mencegah pembengkakan pada kaki.
Namun, jika berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah, dokter akan terus memantau Anda dengan pemindaian ultrasound serial duplex.
Selain itu, obat pelarut gumpalan darah, trombolitik, juga akan dokter resepkan jika Anda berisiko untuk terkena embolisme paru atau deep vein thrombosis (DVT).
Nantinya, petugas medis akan menyuntikkan obat-obat ini ke aliran darah Anda.
Setelah operasi, sebaiknya tidak mengabaikan saran dari dokter demi kesehatan Anda.