backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Ini Alasan Kenapa Tulang Ekor Sakit Setelah Melahirkan

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 04/09/2023

Ini Alasan Kenapa Tulang Ekor Sakit Setelah Melahirkan

Setelah melahirkan, Ibu mungkin mengalami berbagai keluhan, salah satunya adalah rasa sakit pada tulang ekor. Rasa sakit ini umumnya semakin buruk saat Ibu duduk, bangkit dari tempat duduk, atau mengejan.

Rasa sakit tersebut tentu cukup mengganggu, terlebih Ibu harus merawat bayi yang baru saja dilahirkan. Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Simak informasi berikut untuk mengetahuinya.

Penyebab tulang ekor sakit setelah melahirkan

Dalam dunia medis, rasa sakit yang muncul pada tulang ekor (coccyx) usai melahirkan disebut koksidinia postpartum. Kondisi ini umumnya terjadi selama dua minggu pertama setelah persalinan.

Ibu bisa saja mengalami sakit tulang ekor saat hamil, bahkan jauh sebelum persalinan. Rasa sakit ini ini memburuk ketika melahirkan karena adanya dorongan dari janin yang berusaha keluar.

Secara umum, penyebab tulang ekor sakit dapat dibedakan menjadi dua hal berikut. Ibu mungkin mengalami salah satunya atau kombinasi keduanya.

1. Produksi hormon relaksin

ciri-ciri hamil kebo

Rasa sakit pada tulang ekor mungkin sudah ibu rasakan selama kehamilan, tepatnya pada trimester tiga.

Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan hormon relaksin yang membuat ligamen panggul menjadi lebih longgar dan fleksibel.

Fenomena tersebut sebenarnya merupakan hal yang wajar terjadi selama kehamilan karena otot panggul perlu meregang untuk menampung janin.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Enfermeria Clinica menyebutkan bahwa normalnya, tulang ekor hanya meregang sebanyak 5–25 derajat.

Namun, keberadaan hormon relaksin saat hamil dapat meningkatkan pergerakan tersebut sehingga menimbulkan rasa sakit pada tulang ekor.

Tahukah Anda?

Tulang ekor terletak tepat di belakang rahim. Inilah alasan mengapa kondisi tulang ekor cukup terpengaruh selama kehamilan.

2. Trauma melahirkan

Beban pada panggul yang semakin besar menjelang waktu persalinan dapat memperburuk peregangan ligamen tulang ekor.

Selain itu, tekanan dari janin saat melewati jalan lahir juga bisa memperburuk kondisi yang ada.

Ukuran panggul Ibu yang terlalu sempit untuk jalan keluar janin juga bisa memperparah rasa sakit di sekitar panggul dan tulang ekor.

Pada beberapa kasus yang lebih serius, rasa sakit bisa saja menandakan pergeseran atau bahkan patah tulang ekor saat melahirkan.

Tidak hanya pada persalinan normal, Ibu juga bisa mengalami sakit tulang ekor saat menjalani persalinan dengan bantuan alat seperti forceps atau vakum.

Faktor risiko sakit tulang ekor setelah melahirkan

Berikut adalah beberapa kondisi yang membuat Ibu lebih berisiko mengalami sakit tulang ekor setelah melahirkan.

  • Melahirkan di atas usia 35 tahun.
  • Memiliki perineum yang pendek.
  • Obesitas atau terlalu kurus.
  • Janin berukuran besar.
  • Panggul Ibu sempit.
  • Memiliki masalah pada tulang ekor.
  • Jarang olahraga.
  • Memiliki masalah pada saluran pencernaan.

Jika Ibu memiliki salah satu atau beberapa kondisi di atas, bicarakan dengan dokter tentang metode persalinan yang paling tepat untuk meminimalkan risiko sakit pada tulang ekor.

Cara mengatasi tulang ekor sakit setelah melahirkan

Jika Ibu merasakan rasa sakit pada tulang ekor setelah melahirkan, pastikan untuk langsung melaporkannya kepada dokter. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya.

Setelah melakukan pemeriksaan, dokter umumnya menyarankan beberapa cara berikut untuk menyembuhkan sakit tulang ekor pascamelahirkan.

1. Minum obat pereda nyeri

Obat jenis nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) seperti Tylenol dapat membantu meredakan sakit pada tulang ekor usai melahirkan.

Namun, pastikan Ibu hanya minum obat dengan resep dokter, terlebih jika sedang dalam masa menyusui.

2. Perhatikan postur tubuh

Postur tubuh saat duduk akan sangat berpengaruh pada rasa sakit di tulang ekor Ibu, terutama setelah melahirkan.

Oleh karena itu, usahakan untuk duduk dengan posisi tegak dengan telapak kaki menempel ke lantai. Kurangi kebiasaan menyilangkan kaki saat duduk.

Selain itu, hindari duduk terlalu lama dengan posisi yang sama. Usahakan untuk berdiri sesekali dan biarkan tubuh bergerak sebelum duduk kembali.

3. Lakukan peregangan panggul

National Health Services menyarankan peregangan panggul dengan cara berikut untuk mengobati sakit tulang ekor pascamelahirkan.

  1. Berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan telapak kaki menyentuh lantai.
  2. Kencangkan otot panggul seolah Ibu sedang menahan kencing. Jangan gunakan otot perut atau bokong saat melakukannya.
  3. Tahan posisi tersebut selama 5–10 detik dengan tetap bernapas secara teratur.

Ulangi gerakan dengan posisi yang sama selama beberapa kali sampai rasa sakit mereda. Beri jeda selama enam detik antara setiap gerakan.

4. Cara lain untuk menyembuhkan tulang ekor sakit pascamelahirkan

Berikut adalah cara lain yang bisa Ibu gunakan untuk meredakan coccydynia setelah melahirkan.

  • Kompres dingin pada area yang nyeri.
  • Ikuti anjuran posisi tidur setelah melahirkan. Gunakan penahan tubuh jika dibutuhkan.
  • Pilih makanan tinggi serat untuk mencegah sembelit yang dapat memperburuk rasa sakit.
  • Olahraga rutin. Pilihlah olahraga yang aman untuk ibu melahirkan.
  • Gunakan pelumas jika rasa sakit semakin buruk saat buang air besar.
  • Berendam air hangat untuk mengendurkan otot dasar panggul.
  • Minta bantuan suami untuk melakukan aktivitas berat setelah melahirkan.

Tingkatan rasa sakit pada tulang ekor yang dialami setiap ibu setelah melahirkan bisa berbeda-beda, begitu pula dengan waktu penyembuhannya.

Oleh karena itu, penting untuk membicarakan pada dokter terkait berbagai keluhan setelah melahirkan agar Ibu bisa mendapatkan perawatan yang tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 04/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan