backup og meta

Benarkah Ibu Dengan Ketuban Pecah Dini Harus Selalu Operasi Caesar?

Benarkah Ibu Dengan Ketuban Pecah Dini Harus Selalu Operasi Caesar?

Ketuban pecah dini (KPD) adalah kondisi pecahnya kantung ketuban terlalu cepat, saat usia kehamilan belum berusia 37 minggu. Kantung ketuban terbilang normal apabila pecah saat atau setelah proses persalinan dimulai. Ketuban pecah terlalu dini bisa menyebabkan ibu melahirkan bayi dalam kondisi prematur. lantas, apakah harus caesar jika ketuban pecah dini?

Mengenal bahaya KPD

KPD meningkatkan risiko korioamnionitis (infeksi pada cairan ketuban) hingga 70 persen. Hal ini disebabkan karena ketuban sudah pecah sehingga akses bakteri menuju ke dalam cairan ketuban akan menjadi lebih mudah.

Korioamnionitis sangat berbahaya, baik bagi ibu maupun janin. Perlu diingat pula bahwa semakin lama KPD terjadi, maka risiko ibu untuk mengalami korioamnionitis juga semakin besar.

Gejalanya antara lain demam (lebih dari 37,5 derajat Celsius), sakit perut, keluarnya cairan dari vagina yang tidak normal, denyut jantung sangat cepat (lebih dari 100 kali per menit), denyut jantung bayi sangat cepat (lebih dari 160 kali per menit) dan adanya kadar leukosit yang meningkat.

Infeksi ini bisa menyebabkan kematian, baik bagi ibu maupun sang buah hati. Bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi ini juga akan memilki risiko yang lebih tinggi terkena sepsis dan pneumonia (radang paru).

Benarkah kalau ketuban pecah dini harus selalu operasi caesar?

Jika KP sudah berlangsung lama (lebih dari 12-24 jam) dan usia kehamilan sudah di atas 34 minggu, dianjurkan untuk langsung menjalani persalinan. Kebanyakan dokter akan menyarankan ibu hamil harus operasi caesar jika ketuban pecah terlalu cepat. Ini karena memang belum waktunya untuk melahirkan normal lewat vagina.

Namun, jika usia kehamilan masih sangat dini (misal kurang dari 34 minggu), dikhawatirkan paru-paru bayi Anda belum matang. Maka, ibu mungkin akan diberikan obat antibiotik, seperti ampicilin dan eritromisin. Pemberian antibiotik ini berguna untuk membantu menurunkan risiko terjadinya infeksi sehingga diharapkan proses persalinan dapat ditunggu hingga paru-paru janin sudah matang.

Selain itu, bisa juga diberikan terapi yang berfungsi untuk membantu pematangan paru sang buah hati, seperti pemberian kortikosteroid (misalnya dexamethasone). Kortikosteroid akan memicu dihasilkannya surfaktan yang sangat berperan dalam perkembangan paru.

herpes saat hamil

Apakah ketuban pecah dini berarti harus langsung bersalin?

Tidak, karena ternyata hanya sebesar 50 persen wanita yang mengalami ketuban pecah dini akan melahirkan secara spontan dalam waktu 12 jam berikutnya. Sedangkan sebanyak 95  persen akan melahirkan dalam waktu 72 jam berikutnya.

Bagaimana cara tahu itu air ketuban yang keluar ?

Untuk meyakinkan apakah benar air ketuban atau tidak, dapat digunakan metode kertas lakmus. Kertas lakmus akan berubah ketika terkena cairan dengan pH yang basa. Kertas yang awalnya bewarna merah akan berubah menjadi biru, bila terkena cairan ketuban (pH basa). Cairan vagina akan memiliki pH 4,5-5,5 sedangkan cairan ketuban akan memiliki pH yang lebih basa, yaitu 7,0-7,5.

Dapat pula dilakukan cek dengan menggunakan inspekulo (alat yang dimasukkan ke dalam vagina dan ditujukkan untuk melihat kondisi bagian dalam vagina). Dengan menggunakan inspekulo, akan terlihat adanya cairan yang keluar dari vagina.

Apakah KPD bisa dicegah?

Penurunan kadar kolagen yang menyebabkan KPD sebenarnya bisa terjadi karena banyak faktor. Bahkan ada pula KPD yang bersifat idiopatik (tidak diketahui penyebabnya). Namun, tidak ada salahnya Anda menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kesehatan selama kehamilan.

Jaga kebersihan daerah kewanitaan Anda, minum air dalam jumlah yang cukup, dan jangan membiasakan diri untuk terlalu sering menahan buang air besar atau buang air kecil. Anda juga sebaiknya rutin memeriksakan kandungan ke dokter.

[embed-health-tool-due-date]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

El-Messidi, Cameron A. Diagnosis of Prematur Rupture of Membranes: Inspiration From the Past and Insights for the Future. 2010: 561-569

Illia R, et al. Complications of Pregnancy : Premature Rupture of Membranes Chorioamnionitis. Amnioinfusion. Prenatal Administration of Surfactant. 2017 (1): 1-15

Czikk M, McCarthy, Murphy. Chorioamnionitis : from pathogenesis to treatment. European Society of Clinical Microbiology and Infectious Disease. 2011 : 1304-1309

Tita A, Andrews W. Diagnosis and Management of Clinical Chorioamnionitis. Clin Perinatol. 2010 (2): 339-354

Ibishi V, Isjanovska R. Prelabour Rupture of Membranes: Mode of Delivery and Outcome. Open Access Maced J Med Sci.2015 (2): 237-240

Kempt J, et al. The clinical use of corticosteroids in pregnancy. Human Reproduction Update. 2015 (22): 240-259

Lyons P. Premature Rupture of Membranes. Obstetric in Family Medicines. 63-68

Versi Terbaru

12/04/2021

Ditulis oleh dr. Ivena

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Ilham Aulia Fahmy


Artikel Terkait

Setelah Menggugurkan Kandungan, Apakah Bisa Hamil Lagi?

Ciri-Ciri Terjadi Infeksi setelah Kuret, Bukan Cuma Nyeri


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh dr. Ivena · Tanggal diperbarui 12/04/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan