Mendengar istilah turun berok bisa jadi momok bagi kebanyakan orang, khususnya pria. Turun berok atau juga dikenal dengan istilah hernia inguinalis merupakan turunnya usus ke luar dinding perut sehingga terlihat adanya benjolan di lipat paha. Hernia sendiri merupakan istilah umum untuk suatu organ yang keluar ke tempat yang tidak semestinya.
Nah, banyak laki-laki selama ini meresahkan hubungan antara penyakit turun berok dengan kesuburannya, alias peluang untuk punya anak. Jadi, apakah pria yang turun berok bisa punya anak? Simak penjelasannya di bawah ini.
Penyebab turun berok
Turun berok dapat diderita baik oleh pria maupun wanita pada segala usia, termasuk anak kecil. Pada anak-anak, hernia inguinalis biasanya terjadi akibat dinding perut yang belum menutup sempurna. Pada orang yang lebih tua, gangguan ini disebabkan oleh dinding perut yang melemah sehingga tidak mampu menahan bagian usus lagi.
Secara umum, hernia inguinalis banyak diderita oleh kaum laki-laki. Hal ini dapat dimengerti karena pria umumnya melakukan aktivitas berat yang memicu naiknya tekanan di dalam perut. Lama-kelamaan dinding perut bawah melemah dan menjadi celah keluarnya usus. Beberapa faktor yang dapat memperberat turun berok, antara lain batuk lama serta sering mengedan.
Apakah turun berok bikin tidak subur?
Turun berok sendiri sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan kesuburan laki-laki karena bagian yang bermasalah adalah usus dan dinding perut. Namun, sebuah laporan kasus dari Amerika Serikat menyatakan bahwa usus yang keluar tersebut dapat menghambat aliran darah ke buah zakar (testis) sehingga memengaruhi sirkulasi darah dan akhirnya mengganggu proses produksi sperma.
Lebih jauh, tindakan operasi perbaikan hernia mempunyai risiko terhadap timbulnya masalah kesuburan, meskipun rata-rata hanya bersifat sementara. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara tindakan perbaikan hernia dengan kesuburan pria.
Penelitian dari Inggris tahun 2016 menyimpulkan bahwa ada sebagian kecil pasien yang mengalami azoospermia (air mani tidak mengandung sel sperma) setelah operasi hernia menggunakan teknik apa pun, termasuk laparoskopi.
Mengapa bisa begitu, ya? Ternyata, risiko terhadap kesuburan dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.
1. Sirkulasi darah ke testis terhambat
Tindakan repair hernia dapat mengganggu aliran darah ke testis sehingga menyebabkan turunnya perfusi pada bagian penghasil sperma tersebut. Namun, efek ini hanya bersifat sementara dan belum terbukti adanya dampak jangka panjang yang menyebabkan ketidaksuburan pria.
2. Cedera pada vas deferens
Vas deferens merupakan sebuah saluran yang berfungsi menyalurkan sel sperma dari testis ke tempat keluarnya. Operasi perbaikan hernia juga dapat menyebabkan cedera pada bagian ini sehingga mengganggu proses keluarnya sperma untuk bercampur dalam air mani.
3. Antibodi antisperma
Salah satu penyebab tidak subur pada pria lainnya yang masih terus diteliti adalah timbulnya antibodi antisperma (ASA). Terganggunya sirkulasi darah ke testis dapat menyebabkan kerusakan pada bagian tersebut sehingga mengaktivasi reaksi autoimun.
Reaksi tersebut memicu tubuh untuk memproduksi antibodi, yaitu agen yang bertugas untuk menyerang organisme apa pun yang dianggap berbahaya. Karena keliru, antibodi ini justru menyerang sel-sel sperma karena dianggap sebagai objek asing yang berbahaya.
Hal ini terjadi karena dalam keadaan normal, antibodi tidak akan bercampur dengan sperma. Kerusakan akibat operasi atau turun berok itulah yang akhirnya memicu antibodi tercampur dalam testis.
Kalkulator Masa Subur
Ingin Cepat Hamil? Cari tahu waktu terbaik untuk bercinta dengan suami lewat kalkulator berikut.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.