backup og meta

Apakah Turun Berok Bisa Membuat Pria Tidak Subur?

Apakah Turun Berok Bisa Membuat Pria Tidak Subur?

Turun berok bisa menjadi momok bagi kebanyakan orang, khususnya pria. Pasalnya, banyak yang meresahkan hubungan antara penyakit turun berok dan kesuburan.

Lantas, apakah pria yang mengidap penyakit ini lebih sulit untuk memiliki anak? Mari simak penjelasannya di bawah ini.

Penyebab turun berok pada pria

penyakit hernia inguinalis adalah

Turun berok atau disebut hernia adalah istilah umum untuk kondisi organ yang keluar dari  tempat yang semestinya.

Umumnya, hernia inguinalis adalah jenis yang paling sering terjadi. Hernia inguinalis dapat dialami oleh pria maupun wanita pada segala usia, termasuk anak kecil. 

Pada hernia inguinalis, usus turun ke luar dinding perut sehingga menimbulkan benjolan dekat lipatan paha.

Namun, hernia pada bayi dan anak-anak biasanya terjadi akibat dari kondisi dinding perut yang belum menutup sempurna. 

Sementara pada orang yang lebih tua, gangguan ini lebih disebabkan oleh dinding perut yang melemah sehingga tidak mampu menahan bagian usus lagi.

Secara umum, hernia inguinalis lebih banyak dialami oleh laki-laki daripada perempuan. Pasalnya, pria lebih sering beraktivitas berat yang memicu naiknya tekanan di dalam perut.

Seiring waktu, dinding perut bawah melemah dan menjadi celah keluarnya usus. 

Beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab hernia inguinalis dan memperparah kondisinya, antara lain batuk berkepanjangan (kronis), sembelit, serta sering mengejan.

Apakah turun berok bikin pria tidak subur?

hernia insisional

Turun berok sendiri sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan kesuburan pria. Hal ini karena bagian yang bermasalah adalah usus dan dinding perut. 

Meski begitu, keluarnya usus lewat kanal inguinalis (saluran testis) untuk masuk ke skrotum juga bisa menghambat aliran darah ke testis (buah zakar).

Kondisi inilah yang dapat memengaruhi sirkulasi darah dan akhirnya mengganggu proses produksi sperma. 

Lebih jauh lagi, tindakan operasi hernia inguinalis memiliki risiko terhadap timbulnya masalah kesuburan pria meskipun rata-rata hanya bersifat sementara. 

Beberapa studi juga telah menguji hubungan antara operasi turun berok dan kesuburan pria.

Sebuah penelitian dalam Journal of Hernias and Abdominal Wall Surgery (2017) menyimpulkan bahwa sebagian kecil pasien mungkin mengalami masalah kesuburan pascaoperasi untuk perbaikan hernia inguinalis.

Penggunaan bahan jaring (mesh) pada operasi hernia, baik dengan teknik bedah terbuka maupun laparoskopi, berisiko memicu azoospermia atau air mani tidak mengandung sel sperma.

Di samping itu, risiko turun berok dan kesuburan juga dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.

1. Sirkulasi darah ke testis terhambat

Tindakan operasi hernia juga dapat mengganggu aliran darah ke testis. Hal ini menyebabkan darah tidak bisa mencapai ke bagian penghasil sperma tersebut.

Namun, efek operasi hernia ini hanya bersifat sementara dan belum terbukti ada dampak jangka panjang yang menyebabkan ketidaksuburan pria.

2. Cedera pada vas deferens

Vas deferens merupakan sebuah saluran yang berfungsi menyalurkan sel sperma dari testis ke tempat keluarnya saat melakukan ejakulasi. 

Operasi perbaikan hernia juga bisa menyebabkan cedera pada vas deferens. Efek operasi turun berok ini mengganggu proses keluarnya sperma sehingga memengaruhi kesuburan pria.

3. Antibodi antisperma

Terganggunya sirkulasi darah ke testis dapat menyebabkan kerusakan pada bagian tersebut sehingga mengaktivasi reaksi autoimun.

Reaksi tersebut memicu tubuh memproduksi antibodi, yaitu agen yang bertugas untuk menyerang zat asing yang dianggap berbahaya. 

Karena keliru, antibodi ini justru menyerang sel-sel sperma karena dianggap sebagai objek asing yang berbahaya. Hal ini dikenal sebagai antibodi antisperma (ASA)

ASA akan meningkat secara signifikan pada periode awal setelah operasi dan berangsur normal kembali selama pemulihan.

Turun berok bisa memengaruhi kesuburan pria. Pasalnya, keluarnya usus dari dinding otot bisa menghambat aliran darah ke testis.

Oleh karena itu, pengobatan hernia penting pasien lakukan agar tidak mengurangi kemungkinan pria untuk memiliki anak.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Inguinal Hernia. British Hernia Centre. (2022). Retrieved 17 February 2022, from https://www.hernia.org/types/inguinal/

Inguinal hernia repair. NHS UK. (2021). Retrieved 17 February 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/inguinal-hernia-repair/

Does Inguinal Hernia Repair Impair Male Fertility?. Medscape. (2018). Retrieved 17 February 2022, from https://www.medscape.com/viewarticle/900836

Kohl, A., Andresen, K., & Rosenberg, J. (2018). Male Fertility After Inguinal Hernia Mesh Repair. Annals Of Surgery, 268(2), 374-378. https://doi.org/10.1097/sla.0000000000002423

Kordzadeh, A., Liu, M. O., & Jayanthi, N. V. (2017). Male infertility following inguinal hernia repair: a systematic review and pooled analysis. Hernia : the journal of hernias and abdominal wall surgery, 21(1), 1–7. https://doi.org/10.1007/s10029-016-1560-0

Krnić, D., Družijanić, N., Štula, I., Čapkun, V., & Krnić, D. (2016). Incarcerated Inguinal Hernia Mesh Repair: Effect on Testicular Blood Flow and Sperm Autoimmunity. Medical Science Monitor, 22, 1524-1533. https://doi.org/10.12659/msm.898727

Štula, I., Družijanić, N., Sapunar, A., Perko, Z., Bošnjak, N., & Kraljević, D. (2014). Antisperm antibodies and testicular blood flow after inguinal hernia mesh repair. Surgical endoscopy, 28(12), 3413–3420. https://doi.org/10.1007/s00464-014-3614-7

Eutermoser, M., & Nordenholz, K. (2012). Testicular Compromise due to Inguinal Hernia. The western journal of emergency medicine, 13(1), 131–132. https://doi.org/10.5811/westjem.2011.7.6808

Versi Terbaru

08/03/2022

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Panduan Memilih Makanan untuk Penderita Hernia Hiatal

Waspadai Risiko Turun Berok setelah Operasi Caesar


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 08/03/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan