Dokter akan menyarankan pemeriksaan rahim bagi wanita yang susah hamil. Salah satu pemeriksaan yang mungkin perlu Anda jalani adalah saline infusion sonohysterography.
Simak manfaat, prosedur, dan efek samping dari proses ini dalam pembahasan berikut.
Apa itu saline infusion sonohysterography?
Saline infusion sonohysterography atau SIS adalah prosedur ultrasonografi (USG) khusus yang dilakukan untuk mengamati bagian dalam rahim.
Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan larutan saline ke dalam rahim untuk mendapatkan hasil USG yang lebih jelas dibandingkan dengan USG biasanya.
Sonohysterography bisa membantu dokter mengamati lapisan rahim (endometrium) dan bagian lain dari rahim yang mengalami gangguan.
Prosedur ini juga kerap dilakukan sebelum wanita menjalani program hamil. SIS dapat dilakukan untuk mengevaluasi gangguan rahim yang berpotensi memengaruhi keberhasilan promil.
Menurut Cleveland Clinic, saline infusion sonohysterography perlu dilakukan setelah menstruasi berakhir, yakni sekitar hari ke-6 hingga ke-11 sejak perdarahan pertama.
Dalam periode ini, lapisan rahim masih tipis sehingga memudahkan dokter dalam mengevaluasi bagian dalam rahim.
Siapa yang memerlukan saline infusion sonohysterography?
Tidak semua wanita boleh melakukan saline infusion sonohysterography. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani prosedur ini.
Pada umumnya, prosedur SIS tidak boleh dilakukan bila Anda memiliki penyakit radang panggul (PID), alergi terhadap larutan saline, atau sedang hamil.
Saline infusion sonohysterography umumnya direkomendasikan bagi wanita dengan kondisi berikut:
- Mengalami perdarahan abnormal di luar siklus menstruasi.
- Diduga mengidap gangguan rahim, seperti polip, fibroid, endometriosis, kelainan bentuk rahim, penyumbatan tuba falopi, hingga kanker rahim.
- Mempunyai riwayat keguguran berulang tanpa alasan yang jelas.
- Memiliki riwayat infertilitas atau kesulitan untuk hamil dalam jangka waktu lama.
- Mengalami nyeri panggul yang tidak diketahui penyebabnya.
Perbedaan sonohysterography dan hysterosalpingography
- Sonohysterography: menggunakan larutan saline untuk mengamati rongga rahim melalui ultrasonografi dan berfokus mendeteksi kelainan di bagian dalam rahim.
- Hysterosalpingography: menggunakan zat kontras dan sinar-X untuk mengamati kondisi rahim dan penyumbatan pada saluran penghubung ovarium dan rahim (tuba falopi).
Persiapan saline infusion sonohysterography
Dokter mungkin meminta Anda melakukan tes kehamilan terlebih dahulu. Pasalnya, Anda tidak boleh menjalani tindakan SIS bila sedang hamil.
Selain itu, dokter mungkin melakukan pemeriksaan panggul sebelum melakukan SIS untuk memastikan tidak ada tanda-tanda infeksi pada organ reproduksi Anda.
Tidak hanya pemeriksaan tersebut, berikut ini adalah beberapa persiapan lain yang harus Anda lakukan sebelum menjalani saline infusion sonohysterography.
- Hindari berhubungan intim. Sebaiknya Anda tidak berhubungan intim selama beberapa hari sebelum prosedur untuk mengurangi risiko infeksi.
- Minum obat pereda nyeri dan antibiotik. Minum obat pereda nyeri dan antibiotik yang diresepkan oleh dokter untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mencegah infeksi.
- Gunakan obat antiperdarahan. Apabila Anda mengalami perdarahan abnormal, dokter akan meresepkan obat antiperdarahan. Perdarahan akan membuat prosedur saline infusion sonohysterography lebih sulit dilakukan.
- Siapkan pembalut. Bawa pembalut yang biasa Anda gunakan untuk menyerap larutan saline atau bercak darah yang keluar dari vagina setelah pemeriksaan.
Prosedur saline infusion sonohysterography
Pemeriksaan ini bisa dilakukan di rumah sakit atau klinik fertilitas. Sebelum menjalani prosedur, dokter akan meminta Anda buang air kecil untuk mengosongkan kandung kemih.
Secara umum, tindakan SIS dapat Anda lakukan dengan langkah-langkah seperti di bawah ini.
- Dokter akan memberikan informed consent atau persetujuan atas prosedur medis secara tertulis.
- Dokter meminta Anda untuk melepas bawahan, kemudian berbaring dan membuka kaki lebar-lebar di atas tempat tidur seperti saat melakukan pemeriksaan Pap smear.
- Pemeriksaan dasar dengan USG transvaginal akan dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan ukuran rahim, ketebalan dinding rahim (endometrium), dan kondisi kedua indung telur (ovarium).
- Setelah probe atau tongkat USG transvaginal dikeluarkan dokter akan menempatkan alat berbentuk corong atau spekulum untuk menahan vagina tetap terbuka sehingga serviks bisa diakses dengan mudah.
- Dokter akan memakai kapas untuk menyeka dan membersihkan serviks terlebih dahulu.
- Kateter tipis akan dimasukkan ke dalam rahim melalui lubang serviks. Lalu, balon kateter akan dikembangkan dengan memasukkan 1–1,5 cc cairan untuk menahan posisi kateter dan mencegah keluarnya larutan saline.
- Jika kateter berhasil masuk dan terpasang dengan baik, spekulum akan dikeluarkan dari vagina Anda. Selanjutnya, dokter akan memasukkan probe USG transvaginal ke dalam vagina.
- Larutan saline akan disalurkan lewat kateter. Saat cairan sudah cukup memenuhi rahim Anda, dokter akan melakukan proses pencitraan dengan USG.
- Dokter mungkin dapat melakukan pemeriksaan lainnya jika dibutuhkan, seperti USG Doppler untuk melihat sirkulasi darah di dalam rahim.
- Setelah prosedur SIS selesai, dokter akan mengeluarkan probe dan kateter dari vagina.