Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah gangguan hormonal yang cukup sering terjadi pada wanita. Untuk mengatasi gejala PCOS, penderitanya perlu menjalani pengobatan yang tepat. Lantas, apa saja pengobatan yang dapat dilakukan untuk pengidap sindrom ovarium polikistik ini? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Berbagai pengobatan untuk sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah gangguan kesuburan yang rentan terjadi pada wanita berusia subur.
Kondisi ini menyebabkan hormon dalam tubuh wanita tidak seimbang, sehingga membuat haid tidak teratur.
Tidak hanya itu, PCOS juga dapat membuat penderitanya mengalami pertumbuhan rambut berlebih, meningkatnya kadar hormon pria (androgen), serta kemunculan banyak kista pada ovarium.
Penanganan kondisi ini sebenarnya perlu disesuaikan dengan usia, gejala, dan tingkat keparahannya.
Berikut ini adalah beberapa pengobatan rumahan maupun medis yang dapat dilakukan untuk mengobati PCOS.
1. Mengubah gaya hidup
Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab PCOS adalah resistensi insulin atau kondisi ketika tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik.
Kondisi ini dapat menyebabkan kadar androgen dalam tubuh menjadi lebih tinggi.
Untuk mengatasi kondisi ini, dokter akan menyarankan penderita PCOS untuk mengubah kebiasaan sehari-hari terlebih dahulu, misalnya melakukan diet seimbang dan olahraga secara teratur.
Penderita lebih disarankan mengonsumsi makanan rendah glikemik dan tinggi serat daripada makanan yang menjadi pantangan, seperti yang mengandung karbohidrat tinggi dan gula.
Hal ini bertujuan untuk membantu mengontrol kadar gula darah dan insulin dalam tubuh.
2. Memantau berat badan
Mengutip Johns Hopkins Medicine, wanita yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas juga berisiko meningkatkan kadar insulin dalam tubuh dan memperburuk gejala PCOS.
Oleh karena itu, dokter umumnya akan meminta pasien untuk menurunkan berat badannya guna mengembalikan keseimbangan hormon dan mengurangi terjadinya resistensi insulin.
Tidak hanya sebagai salah satu pengobatan PCOS, menjaga berat badan ideal juga dapat mengurangi risiko terjadinya berbagai penyakit lainnya, seperti penyakit jantung dan diabetes.
3. Menggunakan alat kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi adalah metode pengobatan paling umum untuk wanita pengidap PCOS yang tidak ingin hamil.
Pasien bisa memilih alat kontrasepsi berupa pil KB, cincin vagina, suntikan, atau IUD (KB spiral).
Terapi progestin selama 10—14 hari setiap 1–2 bulan juga dapat membantu mengatur siklus menstruasi penderita PCOS dan menurunkan risiko terjadi kanker endometrium.
Jika alat kontrasepsi dan obat hormonal belum dapat mengatasi kondisi ini, setidaknya setelah enam bulan penggunaan, dokter mungkin akan meresepkan spironolactone.
Obat ini bertujuan untuk menurunkan kadar hormon androgen dalam tubuh.
Peringatan!
4. Gunakan obat penghilang rambut
Pengobatan PCOS yang dapat dilakukan selanjutnya adalah dengan mengonsumsi obat penghilang rambut yang disebut depilatori.
Depilatori ini dapat berbentuk krim, gel, atau losion. Obat ini bekerja dengan cara memecah struktur protein rambut sehingga rontok dari kulit.
Pengidap PCOS juga dapat melakukan elektrolisis (prosedur kecantikan untuk menghilangkan rambut dari akarnya menggunakan arus listrik) dan terapi laser.
5. Konsumsi obat metformin
Metformin yang biasa digunakan sebagai obat diabetes juga bisa diresepkan untuk penderita PCOS.
Obat ini secara spesifik bekerja untuk mengurangi resistensi insulin dan masalah kesuburan akibat PCOS. Konsumsi metformin juga membantu mengatasi berbagai gejala PCOS berikut.
- Meningkatkan ovulasi.
- Mengatur siklus menstruasi.
- Mengurangi gejala hirsutisme (seperti jerawat dan pertumbuhan rambut berlebih).
- Mengurangi risiko diabetes gestasional.
Dosis rata-rata metformin untuk wanita pengidap PCOS adalah sekitar 1.500—2000 mg per hari.
Namun, jumlah pastinya untuk kasus Anda tentu perlu didiskusikan lebih lanjut dengan dokter.
6. Konsumsi obat kesuburan
Bagi wanita pengidap PCOS yang ingin hamil, dokter mungkin meresepkan obat penyubur seperti clomiphene dan letrozole.
Obat ini dapat menstimulasi pembesaran folikel, sehingga dapat mendorong pelepasan sel telur (ovulasi). Hal ini tentunya dapat meningkatkan kemungkinan untuk terjadinya kehamilan.
Jika pengobatan ini tidak berhasil, dokter dapat merekomendasikan suntikan hormon yang disebut gonadotropin atau bayi tabung untuk wanita PCOS yang berencana hamil.