Azoospermia merupakan salah satu penyebab masalah kesuburan pada pria. Masalah ini mungkin tidak disadari sampai Anda dan pasangan tidak kunjung dikaruniai momongan meski sudah berhubungan intim tanpa pengaman secara teratur.
Apa itu azoospermia?
Azoospermia adalah suatu kondisi saat air mani yang dikeluarkan mengandung sangat sedikit sel sperma atau bahkan tidak ada sama sekali.
Normalnya, pria yang sehat akan memiliki 15–20 juta sel sperma dalam setiap mililiter air mani.
Sel sperma dihasilkan oleh testis lewat proses yang disebut spermatogenesis. Lalu, sel sperma bergerak melalui sistem reproduksi dan bercampur cairan untuk membentuk air mani.
Air mani yang berisi sel sperma inilah yang nantinya akan dikeluarkan dari penis saat ejakulasi.
Jika istri Anda belum hamil meskipun Anda berdua sudah mencoba selama lebih dari satu tahun, kelainan sperma ini mungkin menjadi penyebabnya.
Umumnya, ciri-ciri azoospermia tidak bisa dilihat secara langsung. Kondisi ini hanya bisa diketahui bila Anda melakukan analisis semen.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Jenis azoospermia
Berdasarkan penyebabnya, kondisi kurangnya jumlah sel sperma dalam air mani ini terbagi ke dalam tiga jenis seperti di bawah ini.
1. Pretesticular azoospermia
Kondisi testis dan saluran reproduksi pria tampak normal, tetapi testis tidak cukup terstimulasi oleh hormon untuk menghasilkan sperma yang sehat.
Pretesticular azoospermia termasuk azoospermia non-obstruktif yang umumnya terjadi setelah kemoterapi atau akibat ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh.
2. Testicular azoospermia
Pada kelainan sperma ini, pria mengalami kerusakan struktur dan fungsi testis. Akibatnya, produksi sperma yang terganggu atau sperma memiliki kualitas yang buruk.
Sama seperti jenis kelainan sperma sebelumnya, testicular azoospermia ini juga termasuk azoospermia non-obstruktif.
3. Post-testicular azoospermia
Post-testicular azoospermia terjadi saat sperma tidak bisa keluar saat ejakulasi karena adanya penyumbatan di sepanjang saluran reproduksi pria.
Kondisi yang termasuk azoospermia obstruktif ini merupakan jenis yang paling umum dan bisa memengaruhi hingga 40% pria yang mengidap azoospermia.
Penyebab azoospermia
Penyebab sperma kosong pada pria tidak bisa disamaratakan. Secara umum, kelainan sperma ini dapat terbagi ke dalam dua jenis, yakni obstruktif dan nonobstruktif.
1. Azoospermia obstruktif
Jenis azoospermia ini disebabkan oleh adanya penyumbatan pada saluran reproduksi, biasanya pada epididimis dan vas deferens.
Penyumbatan ini membuat sperma tidak bisa meninggalkan testis. Kondisi ini membuat air mani yang keluar akan mengandung sedikit sel sperma atau tidak ada sama sekali.
Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menimbulkan sumbatan pada saluran reproduksi.
- Trauma atau cedera pada testis.
- Peradangan epididimis (epididimitis).
- Riwayat operasi pada daerah panggul.
- Efek samping vasektomi atau kontrasepsi permanen pada pria.
- Ejakulasi retrograde, yakni kondisi saat air mani tidak keluar melalui lubang penis, tetapi berbalik ke atas hingga masuk ke dalam kandung kemih.
- Mutasi gen fibrosis kistik yang menyebabkan vas deferens tidak terbentuk atau penumpukan cairan kental di dalam vas deferens.
2. Azoospermia nonobstruktif
Penyebab jenis azoospermia ini adalah masalah dalam produksi sperma. Hal ini mungkin terjadi akibat gangguan hormon atau fungsi testis yang tidak sempurna.
Dalam kondisi ini, dokter tidak menemukan adanya penyumbatan yang menghalangi aliran sperma dari testis menuju saluran reproduksi.
Beberapa penyebab dari azoospermia non-obstruktif adalah sebagai berikut.
- Kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Kallman dan sindrom Klinefelter.
- Ketidakseimbangan hormon, seperti level testosteron yang rendah atau kadar hormon prolaktin yang terlalu tinggi di dalam darah (hiperprolaktinemia).
- Varises pada testis (varikokel).
- Peradangan pada salah satu atau kedua testis (orkitis).
- Efek samping kemoterapi, radioterapi, atau obat-obatan tertentu.
- Paparan racun, radiasi, atau logam berat.
- Gaya hidup tidak sehat, misalnya minum alkohol berlebih dan sering berendam air hangat.
- Kriptorkismus, yakni kondisi saat testis janin pada trimester ketiga tidak turun ke dalam skrotum saat lahir.
- Anorchia atau sindrom testis hilang, yakni kondisi ketika testis tidak muncul atau hilang setelah tahapan kritis pembentukan organ reproduksi.