backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Hati-Hati! 7 Hal Ini Bisa Membunuh Sperma Pria

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 06/11/2020

Hati-Hati! 7 Hal Ini Bisa Membunuh Sperma Pria

Kehamilan dimulai dengan sperma melesat berenang ke dalam rahim wanita untuk membuahi sel telur. Namun, kualitas sperma yang buruk bisa menghambat proses ini bahkan mungkin menggagalkannya. Kehamilan pun tidak dapat terjadi. Apa yang bisa menyebabkan sperma sehat jadi menurun kualitasnya — atau malah mati sama sekali?

Berbagai hal yang bisa menurunkan kualitas sperma

1. Pakai pelumas pembunuh sperma (spermisida)

pelumas vagina

Beberapa pelumas seks mengandung pengawet asam hidroklorik yang dapat menurunkan kualitas sperma dan menurunkan kesuburan pria. Konsistensi pelumas yang tebal juga membuat gerak sperma dalam vagina jadi lebih lemah.

Selain itu, ada pelumas yang mengandung spermisida nonoxynol-9. Pelumas ini dapat membunuh sperma atau menghentikan pergerakannya sebelum bisa berenang masuk ke dalam rahim.

2. Stres

stres saat puasa

Sebuah penelitian menemukan bahwa stres berat yang berkelanjutan ternyata dapat memengaruhi kesuburan dan meningkatkan risiko terjadinya kemandulan pada pria. Pria yang terus-terusan mengalami stres cenderung memiliki kualitas sperma yang lebih buruk daripada pria yang bisa mengelola stresnya dengan baik.

Ini karena kadar hormon stres yang sangat tinggi dapat menekan kadar hormon testosteron sehingga mengganggu proses pembentukan sperma sehat dalam testis. Stres berat juga terkait dengan peradangan yang bisa membunuh sperma ketika baru diproduksi.

3. Banyak makan makanan olahan

minuman kaleng

Para peneliti di Harvard menemukan bahwa dari 155 pria, orang yang kebanyakan makan daging prosesan seperti sosis, kornet, nugget, dan daging olahan lainnya memiliki jumlah sperma terendah dan bentuk yang cacat dibanding pria yang terbiasa makan lebih sehat, terutama ikan segar tinggi omega-3 seperti  salmon dan tuna.

Zat kimia dalam produk daging olahan dapat menghambat produksi hormon testosteron, sehingga menurunkan jumlah dan kualitas sperma. Sementara itu, asam lemak omega-3 dalam ikan bisa meningkatkan pembentukan sperma yang sehat dan tidak mudah rusak.

4. Menyimpan handphone dalam saku celana

perangkat asma

Ponsel dapat menurunkan kualitas sperma, atau bahkan membunuhnya, jika Anda menaruhnya di saku celana dekat dengan testis Anda.

Radiasi sinyal ponsel menghantarkan energi panas yang dapat menyebabkan kerusakan DNA sel sperma, sehingga menurunkan kegesitan sperma hingga 8 persen. Panas dari badan smartphone juga meningkatkan suhu di dalam testis dan menghambat produksi sperma yang baru.

Jika Anda harus membawa ponsel Anda sepanjang hari, sebaiknya simpan di saku jaket atau taruh dalam tas.

5. Terlalu banyak minum alkohol

sirosis hati alkoholik, penyakit hati akibat minum alkohol sirosis alkoholik

Minum alkohol terlalu banyak ternyata juga dapat menurunkan kadar hormon testosteron. Hal ini berdampak pada jumlah sperma sehat yang dihasilkan jadi lebih rendah dari sebelumnya.

Selain itu, pergerakan sperma juga jadi tidak terlalu lincah, dan bentuk spermanya kurang sempurna.

6. Tidur larut malam

tidur larut malam rusak kualitas sperma

Pria yang terbiasa tidur larut malam dan begadang (tidur kurang dari 6 jam setiap malam) mengalami penurunan kesuburan hingga 31% daripada pria yang bisa rutin tidur 7-8 jam tiap malam.

Kurang tidur memengaruhi produksi hormon testosteron yang sangat penting dalam memproduksi sperma.

7. Sering makan junk food

kecanduan junk food

Junk food juga bisa membuat sperma mati. Suatu penelitian menunjukkan bahwa makanan tinggi lemak jenuh seperti junk food menyebabkan kualitas sperman memburuk yang ditandai dengan gerak renang lemah dan bentuk yang abnormal. Lemak jenuh juga mengurangi produksi sperma sehat.

Laki-laki yang secara rutin mengonsumsi junkfood memiliki jumlah sperma 43% lebih sedikit sehingga spermanya lebih encer hingga 38 persen.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Rr. Bamandhita Rahma Setiaji · Tanggal diperbarui 06/11/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan