Siklus menstruasi melibatkan perubahan hormon di tubuh wanita. Kadar hormon harus naik dan turun pada waktu-waktu tertentu untuk mencapai ovulasi atau pelepasan sel telur. Namun, dalam beberapa kondisi, wanita sama sekali tidak mengalami ovulasi atau bisa disebut sebagai anovulasi. Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu anovulasi?
Anovulasi adalah kondisi yang terjadi ketika seorang wanita tidak mengalami ovulasi seperti wanita normal pada umumnya.
Ovulasi adalah proses pelepasan sel telu dari indung telur (ovarium). yang terjadi setiap bulan pada wanita.
Dikutip dari University of Florida Health, anovulasi kronis atau gangguan ovulasi merupakan penyebab paling umum infertilitas pada wanita.
Padahal ketika sedang merencanakan kehamilan, Anda perlu mengetahui siklus masa subur dan ovulasi.
Namun ketika anovulasi terjadi, wanita tentu tidak bisa hamil karena tak ada sel telur untuk dibuahi sperma.
Jika terjadi pada usia subur, umumnya ada kondisi yang mengganggu kadar hormon pada tubuh atau merusak ovarium.
Apa gejala dan tanda-tanda anovulasi?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, anovulasi adalah jenis gangguan ovulasi (disfungsi ovulasi).
Biasanya wanita dengan kondisi ini akan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur.
Bisa dikatakan, gejala awal dari anovulasi adalah jadwal menstruasi yang kurang atau tidak teratur.
Namun, hal ini tidak selalu terjadi karena setiap orang mempunyai kondisi berbeda.
Dalam kondisi yang lebih parah, seorang wanita mungkin tidak mengalami menstruasi sama sekali.
Jika siklus menstruasi lebih pendek dari 21 hari atau lebih dari 36 hari, Anda mungkin mengalami disfungsi ovulasi.
Apabila siklus menstruasi dalam kisaran waktu normal antara 21-36 hari, tapi lamanya siklus berbeda-beda setiap bulan, ini mungkin juga gejala dari disfungsi ovulasi.
Penyebab anovulasi
Ovulasi merupakan proses tubuh yang cukup kompleks.
Ini karena ovulasi melibatkan banyak kelenjar, zat kimiawi, serta organ yang dilepaskan secara berurutan.
Saat tidak berjalan dengan semestinya atau salah satu bagian terganggu, gangguan ovulasi bisa terjadi.
Beberapa hal atau faktor yang bisa menjadi penyebab anovulasi, di antaranya adalah:
1. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
PCOS merupakan kondisi ketika hormon androgen (hormon pria) di dalam tubuh wanita berlebih sehingga terjadi resistensi insulin.
Hal ini juga membuat adanya kista kecil di indung telur. PCOS menjadi salah satu penyebab anovulasi karena adanya ketidakseimbangan hormon di dalam tubuh.
2. Obesitas
Kelebihan berat badan bisa memberikan efek pada siklus ovulasi sehingga terjadi anovulasi.
Faktanya, penyebab ini dialami oleh 6 persen wanita yang belum pernah mengalami kehamilan. Sel lemak dapat memengaruhi fungsi ovarium serta reproduksi lainnya.
3. Berat badan rendah
Tidak hanya obesitas, penyebab anovulasi lainnya adalah saat berat badan Anda terlalu rendah.
Hal ini mengakibatkan menurunnya produksi hormon LH dan FSH. Anda bisa mencari tahu indeks massa tubuh yang ideal pada Kalkulator BMI ini.
4. Stres
Lakukan hal-hal yang bisa membuat Anda senang dan nyaman agar terhindar dari stres.
Stres atau kecemasan berlebihan dapat menyebabkan hormon GnRH, LH, serta FSH menjadi tidak seimbang sehingga memengaruhi kesuburan.
Maka dari itu, kondisi ini juga bisa menyebabkan anovulasi.
Tidak hanya itu saja, penyebab potensial anovulasi atau gangguan ovulasi termasuk:
- Hiperprolaktinemia
- Kegagalan ovarium prematur
- Perimenopause, atau cadangan ovarium rendah
- Disfungsi tiroid (hipertiroidisme)
Bagaimana anovulasi menyebabkan masalah kesuburan?
Pada pasangan yang tidak mempunyai masalah kesuburan, kemungkinan pembuahan terjadi sekitar 25 persen setiap bulan.
Bahkan ketika ovulasi terjadi secara normal, masih ada kemungkinan tidak terjadinya kehamilan.
Sementara ketika wanita mengalami anovulasi atau gangguan ovulasi, ia tidak dapat hamil karena tidak ada sel telur yang dibuahi.
Jika Anda mengalami ovulasi yang tidak teratur, Anda memiliki lebih sedikit kesempatan untuk hamil, karena lebih jarang mengalami ovulasi.
Selain itu, ovulasi yang terlambat tidak menghasilkan telur berkualitas terbaik. Ini juga membuat peluang terjadinya pembuahan lebih sedikit.
Tidak hanya itu saja, ovulasi yang tidak teratur berarti hormon dalam tubuh wanita tidak seimbang.
Ketidakseimbangan hormonal ini kadang-kadang dapat menyebabkan masalah lainnya, termasuk:
- Kurangnya lendir serviks
- Penipisan atau penebalan berlebihan dari endometrium (dinding rahim)
- Tingkat progesteron yang sangat rendah
- Fase luteal yang lebih pendek
Apakah anovulasi bisa diobati?
Karena ada banyak faktor yang memengaruhi hormon wanita dan siklus menstruasi, sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan anovulasi.
Namun, dalam banyak kasus, penyebab utama sel telur tidak lepas atau masalah yang memengaruhi kadar hormon dapat didiagnosis oleh dokter dan diobati.
Maka dari itu, masih ada kemungkinan Anda yang mengalami kondisi anovulasi bisa hamil walaupun kesempatannya kecil.
Jika kondisi ini terkait dengan pengaruh luar seperti asupan nutrisi atau gaya hidup, memperbaiki pola makan dan aktivitas fisik mungkin bisa membantu.
Anda juga perlu mengendalikan berat badan seperti menambah atau menurunkan berat badan seperti yang dianjurkan oleh dokter.
Kadang hormon yang tidak seimbang adalah penyebab seorang wanita tidak mengalami ovulasi. Dalam hal ini, dokter Anda mungkin meresepkan obat penyubur kandungan.
Obat-obatan ini dirancang untuk memerangi masalah kesuburan seorang wanita.
Ada obat yang dirancang untuk mematangkan folikel, meningkatkan estrogen, dan membantu ovarium melepaskan telur.
Apabila diperlukan, ada kemungkinan dilakukan laparoskopi untuk mengobati masalah kesuburan seperti anovulasi.
Dokter akan menentukan yang paling tepat untuk kondisi Anda.
Kalkulator Masa Subur
Ingin Cepat Hamil? Cari tahu waktu terbaik untuk bercinta dengan suami lewat kalkulator berikut.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.