backup og meta

7 Masalah yang Sering Dialami Ibu Hamil Muda

7 Masalah yang Sering Dialami Ibu Hamil Muda

Hamil muda bisa menjadi masa yang menyenangkan sekaligus mengkhawatirkan. Pasalnya, ada berbagai efek hamil muda yang bisa menimbulkan masalah bagi ibu.

Kondisi ini pada akhirnya membuat para ibu harus lebih memerhatikan kesehatan dan kehamilan mereka.

Beragam masalah saat hamil muda yang sering terjadi

Hamil muda adalah masa-masa kritis saat janin mulai terbentuk. Masa yang disebut trimester 1 ini berlangsung ketika kehamilan Anda memasuki usia 1–13 minggu.

Anda harus beradaptasi selama trimester pertama. Pasalnya, tubuh ibu hamil muda mengalami berbagai perubahan yang tidak jarang menimbulkan masalah.

Efek yang terjadi pada tubuh saat hamil muda biasanya tidak serius. Namun, bila tidak ditangani dengan baik, ini bisa saja berdampak negatif pada ibu dan janin.

Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengetahui berbagai masalah yang sering terjadi pada trimester 1 kehamilan. Berikut beberapa di antaranya.

1. Perdarahan vagina

perdarahan saat hamil muda

Salah satu efek hamil muda yang normal terjadi adalah perdarahan vagina. Kondisi ini mungkin terjadi dalam tingkatan yang ringan hingga cukup berat.

Umumnya perdarahan juga disertai dengan rasa nyeri pada perut bagian bawah dan punggung. Gejala tersebut tidak selalu berarti Anda mengalami masalah selama trimester awal.

Meski begitu, perdarahan saat hamil muda juga dapat menandakan keguguran atau kehamilan ektopik, yakni ketika janin tumbuh di luar rongga rahim.

Apabila Anda merasa khawatir dengan kondisi ini, segera hubungi dokter dan lakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui penyebab perdarahan yang Anda alami.

2. Demam tinggi

Ibu hamil muda mungkin kerap mengalami demam. Umumnya kondisi ini bukanlah tanda dari masalah serius dan terkadang hanya disebabkan oleh flu biasa.

Namun, demam pada trimester 1 bisa meningkatkan risiko cacat jantung bawaan dan kelainan bentuk wajah janin, seperti dijelaskan dalam sebuah studi terbitan jurnal Science Signaling (2017).

Suhu tubuh yang meningkat disertai ruam dan nyeri otot juga bisa menandakan infeksi, seperti cytomegalovirus (CMV), toxoplasma, dan parvovirus yang memengaruhi janin.

Jika Anda mengalami demam tinggi saat hamil muda, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

3. Mual dan muntah

Efek mual dan muntah kerap dialami saat ibu hamil muda. Masalah ini tidak akan memengaruhi pertumbuhan janin dan biasanya akan hilang pada usia kehamilan ke-16 sampai 20 minggu.

Gejala yang sering disebut morning sickness ini mungkin bukanlah masalah yang berat pada awal kehamilan. Namun, mual dan muntah yang terus-menerus perlu ditangani lebih lanjut.

Apabila tidak ditangani dengan baik, gejala tersebut bisa membuat Anda mengalami penurunan berat badan, kelelahan, dehidrasi, dan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Kapan perlu ke dokter bila mual dan muntah saat hamil?

  • Muntah terus-menerus.
  • Keluar darah saat muntah.
  • Warna urine lebih gelap.
  • Tidak buang air kecil lebih dari 8 jam.
  • Merasa sangat lemas, pusing, atau ingin pingsan.
  • Nyeri pada perut.
  • Demam.
  • Detak jantung cepat.

4. Keputihan

Keputihan adalah efek yang normal ketika hamil muda. Selama kehamilan, leher rahim (serviks) akan memproduksi banyak cairan guna mencegah penyebaran infeksi dari vagina ke rahim.

Namun, keputihan yang parah mungkin menandakan infeksi menular seksual. Kondisi ini harus Anda waspadai karena bisa memengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan Anda. 

Segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami keputihan yang disertai bau menyengat, warna yang tidak wajar, serta rasa gatal atau sakit pada vagina.

5. Anemia

gejala anemia

Sekitar 40% ibu mengalami anemia selama kehamilan. Kurangnya cadangan zat besi sebelum dan selama hamil merupakan penyebab paling umum dari masalah kehamilan ini.

Pada kasus anemia defisiensi besi, rendahnya kadar zat besi menyebabkan berkurangnya produksi hemoglobin (Hb) yang berfungsi membawa oksigen dalam sel darah merah.

Beberapa gejala umum anemia pada ibu hamil di antaranya:

  • tubuh terasa lemah,
  • mudah lelah,
  • pusing,
  • nyeri dada,
  • sulit konsentrasi,
  • kulit pucat, serta
  • tangan dan kaki dingin.

Masalah anemia pada ibu hamil muda sering luput dari perhatian karena gejalanya sulit terlihat. Seiring bertambahnya usia kehamilan, gejala tersebut biasanya makin memburuk.

6. Sering buang air kecil

Sering buang air kecil merupakan masalah lain yang sering ibu alami selama trimester 1 kehamilan.

Lonjakan hormon progesteron serta human chorionic gonadotropin (hCG) meningkatkan aliran darah ke daerah panggul. Hal ini merangsang ginjal untuk memproduksi urine lebih banyak.

Selain faktor hormonal, efek hamil muda ini juga dapat terjadi akibat pertumbuhan janin dalam rahim. Janin ini akan menekan kandung kemih dan membuat Anda lebih sering berkemih.

Meski begitu, terlalu sering kencing bukan berarti Anda perlu membatasi asupan air.

Tetaplah minum yang cukup, sebab kurangnya cairan tubuh bisa menyebabkan dehidrasi yang berdampak negatif pada tubuh ibu dan janin.

7. Sembelit

Perubahan hormon dan membesarnya ukuran rahim yang menekan usus dapat menyebabkan sembelit alias susah buang air besar selama kehamilan.

Studi yang diterbitkan International Journal of Obstetrics and Gynaecology (2021) menemukan ibu hamil berisiko 2–3 kali lipat lebih tinggi untuk terkena sembelit daripada wanita yang tidak hamil.

Sembelit saat hamil umumnya bisa Anda atasi dengan banyak minum air dan mengonsumsi serat yang bersumber dari sayuran dan buah-buahan setiap hari.

Perlu diingat bahwa kondisi setiap kehamilan berbeda-beda. Mungkin tidak semua ibu yang hamil muda mengalami berbagai efek dan masalah di atas.

Jika Anda punya kekhawatiran tertentu tentang perubahan yang terjadi pada awal kehamilan, silakan berkonsultasi dengan dokter kandungan.

Kesimpulan

  • Masa hamil muda atau trimester 1 berlangsung selama usia kehamilan 1–13 minggu.
  • Beberapa efek hamil muda yang mungkin Anda rasakan mulai dari perdarahan vagina, keputihan, mual dan muntah, sering buang air kecil, hingga sembelit.
  • Meski tergolong ringan, kondisi-kondisi tersebut bisa bertambah buruk bila tidak segera didiagnosis dan ditangani dengan baik.
  • Penting untuk berkonsultasi dengan dokter terkait gejala dan perubahan apa pun yang Anda alami selama kehamilan.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

1st trimester pregnancy: What to expect. (2022). Mayo Clinic. Retrieved April 4, 2023, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/pregnancy/art-20047208

The first trimester. (2021). Johns Hopkins Medicine. Retrieved April 4, 2023, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/the-first-trimester

Bleeding in early pregnancy. (n.d.). The Royal Women’s Hospital. Retrieved April 4, 2023, from https://www.thewomens.org.au/health-information/pregnancy-and-birth/pregnancy-problems/early-pregnancy-problems/bleeding-in-early-pregnancy

Vaginal discharge during pregnancy. (2020). Pregnancy, Birth and Baby. Retrieved April 4, 2023, from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/vaginal-discharge-during-pregnancy

Anemia during pregnancy. (2021). American Pregnancy Association. Retrieved April 4, 2023, from https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-concerns/anemia-during-pregnancy/

Vomiting and morning sickness. (2020). NHS UK. Retrieved April 4, 2023, from https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/vomiting-and-morning-sickness/

Pregnancy and the urge to pee. (n.d.). Huron Regional Medical Center. Retrieved April 4, 2023, from https://www.huronregional.org/about-us/blogs/pregnancy-and-the-urge-to-pee

Kuronen, M., Hantunen, S., Alanne, L., Kokki, H., Saukko, C., Sjövall, S., Vesterinen, K., & Kokki, M. (2021). Pregnancy, puerperium and perinatal constipation – an observational hybrid survey on pregnant and postpartum women and their age-matched non-pregnant controls. BJOG : an international journal of obstetrics and gynaecology, 128(6), 1057–1064. https://doi.org/10.1111/1471-0528.16559

Beckert, R. H., Baer, R. J., Anderson, J. G., Jelliffe-Pawlowski, L. L., & Rogers, E. E. (2019). Maternal anemia and pregnancy outcomes: a population-based study. Journal of perinatology : official journal of the California Perinatal Association, 39(7), 911–919. https://doi.org/10.1038/s41372-019-0375-0

Hutson, M. R., Keyte, A. L., Hernández-Morales, M., Gibbs, E., Kupchinsky, Z. A., Argyridis, I., Erwin, K. N., Pegram, K., Kneifel, M., Rosenberg, P. B., Matak, P., Xie, L., Grandl, J., Davis, E. E., Katsanis, N., Liu, C., & Benner, E. J. (2017). Temperature-activated ion channels in neural crest cells confer maternal fever-associated birth defects. Science signaling, 10(500), eaal4055. https://doi.org/10.1126/scisignal.aal4055

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Pahami Risiko dan Panduan Aman Puasa Saat Hamil Muda

11 Cara Menjaga Kesehatan Selama Hamil Trimester Pertama


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan