Memiliki jerawat saat hamil sering kali membuat ibu tidak percaya diri. Namun, beberapa ibu mungkin ragu untuk menggunakan obat jerawat karena khawatir dapat membahayakan kehamilan dan janin. Salah satunya adalah obat topikal yang mengandung salicylic acid. Lantas, apakah salicylic acid aman untuk ibu hamil?
Amankah salicylic acid untuk ibu hamil?
Salicylic acid atau asam salisilat adalah salah satu zat yang umum digunakan dalam obat atau produk skin care tertentu.
Pada obat, asam salisilat dosis tinggi merupakan salah satu kandungan dalam aspirin.
Sementara pada produk skin care, bahan kimia ini sering digunakan sebagai obat jerawat.
Bahan ini disebut ampuh untuk membantu membersihkan serta mencegah jerawat dan noda kulit pada orang yang berjerawat.
Meski ampuh, menggunakan skin care saat hamil, termasuk salicylic acid, tetap tak boleh sembarang.
Salah menggunakan obat atau produk kecantikan bisa membahayakan kondisi Anda dan janin di dalam kandungan.
Lalu, bagaimana keamanan salicylic acid untuk ibu hamil?
Salicylic acid atau asam salisilat aman digunakan saat hamil, selama pada dosis rendah, dalam jumlah kecil, serta untuk waktu yang terbatas.
Menggunakan aspirin dosis rendah (kurang dari 81 mg per hari) serta asam salisilat topikal (yang dioleskan ke kulit) secara terbatas tidak meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
Selama dipakai dengan batasan tertentu, bahan-bahan tersebut juga aman untuk perkembangan janin di kandungan.
Ini artinya, ibu hamil boleh menggunakan obat topikal yang mengandung salicylic acid, termasuk yang beredar di pasaran, untuk mengatasi jerawat yang muncul.
Namun, pastikan kadar asam salisilat dalam produk yang Anda beli rendah.
Bila ibu ragu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan asam salisilat atau obat jerawat yang aman dan tepat.
Apa bahayanya menggunakan salicylic acid berlebihan saat hamil?
Pastikan ibu hamil menghindari penggunaan salicylic acid dalam dosis tinggi, secara berlebihan, serta pada jangka waktu yang terlalu sering.
Pasalnya, penggunaan asam salisilat dalam dosis tinggi secara oral (aspirin) untuk ibu hamil telah terbukti dapat menimbulkan cacat lahir serta komplikasi kehamilan lainnya.
Komplikasi kehamilan lainnya yang berisiko terjadi karena minum asam salisiat dosis tinggi (oral) seperti kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah.
Lalu, bagaimana dengan obat topikal (oles) yang mengandung asam salisilat? Obat topikal umumnya mengandung asam salisilat dalam kadar yang rendah.
Bahkan, melansir laman MotherToBaby, saat Anda mengoleskan obat topikal ke kulit, jumlah asam salisilat yang masuk ke tubuh lebih kecil dibandingkan dengan mengonsumsi aspirin dosis rendah.
Meski demikian, penggunaan obat topikal asam salisilat terus menerus dan secara berlebihan dikhawatirkan bisa memengaruhi janin yang sedang berkembang dan menimbulkan risiko yang sama.
Selain itu, penggunaan salicylic acid berlebihan juga bisa menyebabkan salisilisme.
Ini adalah kondisi ketika seseorang keracunan asam salisilat akibat overdosis aspirin atau penggunaan obat topikal salicylic acid dengan kadar yang tinggi.
Adapun salisilisme yang ringan bisa menimbulkan sejumlah gejala, seperti:
- tinnitus,
- kebingungan,
- sakit kepala, serta
- mual dan muntah.
Sementara salisilisme yang parah ditandai dengan asidosis berat, perdarahan, serta perubahan status mental, yang bisa menyebabkan kejang, koma, dan kematian.
Oleh karena itu, selalu berhati-hati jika ibu hamil ingin menggunakan salicylic acid untuk mengatasi masalah kulit selama kehamilan.
Demi keamanan ibu, lebih baik konsultasikan kepada dokter untuk mengetahui cara mengatasi jerawat yang tepat.
Cara mengatasi jerawat saat hamil yang aman
Salicylic acid dalam dosis dan jumlah kecil memang aman untuk ibu hamil.
Namun, bila Anda ragu dengan kandungan tersebut, Anda bisa memilih obat topikal lainnya yang juga aman bila digunakan saat hamil.
Selain asam salisilat, berikut adalah beberapa zat aktif lain yang aman untuk menghilangkan jerawat saat hamil.
Jika jerawat Anda parah, dokter dapat meresepkan obat antibiotik topikal serta eritromisin atau klindamisin oral.
Di sisi lain, ibu hamil perlu menghindari penggunaan obat topikal salicylic acid dosis tinggi serta topikal retinoid, seperti tretinoin, isotretinoin, atau adapalene.
Jangan pula mengonsumsi obat-obatan oral tertentu untuk mengatasi jerawat saat hamil, seperti:
- terapi hormon,
- isotretinoin,
- tetracycline, dan
- antibiotik oral, seperti fluoroquinolone.
Selain menggunakan obat-obatan dan salicylic acid, ada cara-cara lainnya yang dapat membantu mengurangi jerawat pada ibu hamil.
Berikut adalah cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi jerawat selama kehamilan.
- Mencuci muka dua kali sehari dengan sabun muka (facial wash) yang ringan dan air hangat. Anda juga bisa menggunakan sabun wajah yang mengandung asam salisilat tidak lebih dari 2% untuk mengurangi jerawat.
- Jika rambut Anda berminyak, keramas setiap hari dan usahakan agar rambut Anda tidak menempel ke wajah.
- Jangan menggunakan produk kecantikan lain yang dapat mengiritasi, seperti sunscreen atau produk rambut yang berminyak. Jika ingin menggunakan makeup saat hamil, pastikan Anda memilih produk yang bebas minyak dan sesuai dengan kulit berjerawat. Pilihlah produk yang water-based atau noncomedogenic.
- Hindari memencet jerawat untuk mengurangi kemungkinan timbulnya jaringan parut.
- Hindari menyentuh wajah Anda, termasuk meletakkan benda ke wajah.
- Sebaiknya tidak menggunakan pakaian ketat atau topi yang bisa memicu keringat dan minyak. Sebab, keringat dan minyak dapat menyebabkan jerawat.
Jika ada pertanyaan lebih lanjut seputar penggunaan salicylic acid saat hamil, silakan konsultasikan lebih lanjut dengan dokter kandungan Anda.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]