backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Amankah Jika Ibu Pakai Balsem Saat Hamil?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 11/07/2021

    Amankah Jika Ibu Pakai Balsem Saat Hamil?

    Banyak ibu yang pakai balsem saat hamil untuk meredakan nyeri pada punggung akibat menopang bobot kandungan. Usia kehamilan yang membesar pada trimester akhir biasanya membuat tubuh terasa sakit dan pegal. Namun, apakah penggunaan balsem saat hamil itu aman?

    Apakah pakai balsem saat hamil itu aman?

    minyak kayu putih untuk ibu hamil

    Anda sebaiknya berhati-hati pada setiap produk yang Anda pakai saat hamil, baik yang diminum maupun yang dioleskan ke permukaan kulit. 

    Begitu pun saat menggunakan balsem. Pastikan Anda memerhatikan kandungan yang terdapat di dalamnya. Pasalnya, tidak semua bahan yang terdapat pada minyak esensial atau balsem aman untuk ibu dan janin.

    Berdasarkan Pregnancy Guidelines for Aromatherapists, ibu hamil sebaiknya berhati-hati pada minyak atau balsem yang mengandung metil salisilat, minyak kamper, dan mentol. Ini karena bahan-bahan tersebut bersifat racun jika tertelan dan jika kadarnya berlebihan.

    Beberapa efek samping pakai balsem saat hamil

    Memakai balsem memang dapat meredakan rasa pegal, sakit kepala dan membuat tubuh lebih rileks. Namun, waspadalah pada efek samping yang mungkin terjadi pada ibu hamil.

    1. Reaksi alergi

    Wanita mengalami perubahan hormon ketika sedang hamil. Pakai balsem saat hamil dapat berisiko menimbulkan reaksi alergi terhadap kulit ibu. Gejala-gejala yang mungkin terjadi antara lain:

    • ruam pada kulit, 
    • gatal-gatal, 
    • kesulitan bernapas, dan 
    • dada sesak. 

    Jika Anda pernah memiliki reaksi alergi terhadap produk yang mengandung mentol atau kamper, sebaiknya Anda juga tidak menggunakan balsem saat hamil.

    2. Menyebabkan iritasi luka bakar

    Mengutip American College of Healthcare Sciences, sejumlah bahan yang biasa digunakan dalam minyak esensial bersifat fotosensitif yaitu dapat menyebabkan iritasi luka bakar jika terkena sinar matahari.

    Dalam kasus yang parah, kandungan furokumarin pada balsem berisiko menyebabkan kanker kulit jika terkena sinar ultraviolet dari matahari.

    3. Menyebabkan keguguran

    Melansir Forensic Science International, ditemukan kasus seorang remaja usia 16 tahun yang mengalami keguguran setelah menelan minyak kamper (camphor oil) yang bercampur dengan minuman anggur. 

    Minyak kamper merupakan salah satu bahan yang banyak terdapat dalam balsem.

    4. Menyebabkan keracunan kehamilan

    Berdasarkan uji laboratorium dari Aromatic Plant Research Center Amerika Serikat, sejumlah bahan kimia yang biasa digunakan untuk membuat minyak esensial dapat bersifat racun pada ibu hamil.

    Keracunan ini dapat menyebabkan berbagai masalah seperti keguguran, gangguan hormonal, keracunan embrio, dan gangguan metabolisme.

    Sebaiknya Anda tidak mengggunakan balsem yang mengandung bahan seperti

    anethole, apiole, citral, camphor, thymoquinone, trans-sabinyl acetate, methyl salicylate, thujone, pulegone, beta elemene, beta eudesmol, dan costus lactone.

    5. Mengganggu sistem saraf

    Menurut studi yang diterbitkan oleh jurnal Fitoterapia, minyak dari tumbuhan anis atau adas manis dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf jika diminum. 

    Oleh karena itu pastikan Anda tidak menelan balsem yang mengandung bahan ini.

    6. Dapat bereaksi dengan obat-obatan

    Meskipun terbuat dari bahan herbal, pakai balsem ternyata dapat bereaksi dengan obat-obatan, terutama obat oles atau kosmetik yang Anda gunakan saat hamil.

    Melansir American College of Healthcare Sciences, balsem yang mengandung minyak fir (Abies balsamea) dapat menurunkan efek obat anti diabetes.

    Cara aman pakai balsem saat hamil

    pengalaman janin tidak berkembang

    Untuk menghindari berbagai efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan balsem saat hamil, Anda dapat melakukan cara-cara berikut.

    1. Hindari pakai balsem yang tidak bermerk

    Sebaiknya Anda tidak menggunakan balsem yang tidak bermerk atau tidak dikemas dengan baik. Ini karena Anda tidak bisa memeriksa kandungan dari produk tersebut apakah aman atau tidak untuk ibu hamil.

    2. Selalu baca label sebelum menggunakannya

    Jika memutuskan untuk pakai balsem saat hamil, pastikan Anda membaca aturan pakai dan peringatan yang tertera di label kemasan. Hindari pakai balsem jika terdapat peringatan bahwa tidak cocok untuk ibu hamil.

    3. Melakukan tes pada kulit

    Untuk mengantisipasi reaksi alergi, Anda dapat mencoba mengoleskan balsem ke punggung tangan atau ke lengan bagian dalam lalu diamkan selama 24 jam. Jika tidak terdapat keluhan apa-apa, baru Anda oleskan ke bagian tubuh yang diinginkan.

    4. Cuci tangan setelah menggunakan balsem

    Beberapa kandungan balsem seperti metil salisilat dan kamper bersifat racun jika tertelan. Untuk mencegahnya, pastikan Anda membersihkan tangan dari sisa-sisa balsem setelah menggunakannya dan sebelum menyentuh makanan.

    5. Hindari menghirup secara langsung

    Menghirup balsem secara langsung memang memberikan efek yang menenangkan. Namun, sebaiknya Anda tidak melakukan ini saat hamil. 

    Pasalnya, jika menghirup langsung, kadar balsem menjadi terlalu tinggi. Selain itu, posisinya yang terlalu dekat dengan mulut dapat berisiko tertelan tanpa sengaja.

    6. Hindari terkena sinar matahari

    Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beberapa balsem dapat berbahaya bagi kulit yang terkena sinar matahari. Oleh karena itu, jika pakai balsem saat hamil, sebaiknya Anda tidak menggunakannya saat hendak keluar rumah atau saat ingin berjemur.

    7. Gunakan seperlunya

    Sebenarnya boleh-boleh saja pakai balsem saat hamil. Asalkan Anda menggunakan seperlunya. Segera hentikan penggunaan jika keluhan seperti pegal atau sakit kepala sudah mereda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 11/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan