backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Hiperemesis Gravidarum

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 26/06/2023

Hiperemesis Gravidarum

Perubahan fisik dan hormonal selama kehamilan, khususnya trimester pertama, sering kali membuat ibu tidak nyaman. Bukan hanya morning sickness, beberapa ibu hamil mungkin juga mengalami hiperemesis gravidarum.

Apa itu hiperemesis gravidarum?

Hiperemesis gravidarum (HG) adalah komplikasi kehamilan pada trimester pertama yang menyebabkan mual dan muntah yang parah.

Rasa mual dan muntah pada kondisi ini lebih parah dibandingkan morning sickness biasa (emesis gravidarum). Akibatnya, ibu hamil jadi kerap kehilangan nafsu makan.

Morning sickness umumnya dimulai sekitar minggu ke-6 kehamilan dan berhenti pada minggu 14–16.

Sementara itu, mual dan muntah karena hiperemesis gravidarum bisa berlanjut sampai minggu 20 kehamilan. Beberapa ibu bahkan terus mengalaminya sepanjang kehamilan.

Tahukah Anda?

Dari sekitar 70–85% ibu hamil yang mengalami morning sickness, hanya sekitar 1–2% yang mengalami hiperemesis gravidarum.
Ibu yang mengalami hyperemesis gravidarum pada kehamilan pertama memiliki risiko mengalami kondisi serupa pada kehamilan kedua.

Tanda dan gejala hiperemesis gravidarum

perbedaan bidan dan dokter kandungan

Gejala HG biasanya muncul pada minggu ke-4 sampai ke-8 kehamilan. Kondisi ini terus berlangsung selama 16 minggu atau lebih, lalu mencapai puncaknya pada minggu ke-20 kehamilan.

Mengutip dari laman American Pregnancy Association, berikut adalah gejala hiperemesis gravidarum.

  • Mual sepanjang hari.
  • Penurunan berat badan.
  • Buang air kecil sedikit.
  • Sakit kepala.
  • Kebingungan.
  • Pingsan.
  • Peningkatan denyut nadi.
  • Tekanan darah menurun.
  • Peningkatan produksi air liur sehingga ibu sering meludah saat hamil.
  • Penyakit kuning (jaundice).
  • Dehidrasi
  • Saat tubuh mulai mengalami dehidrasi, urine biasanya mengandung keton. Keton adalah zat asam yang diproduksi tubuh ketika tubuh mulai menggunakan lemak untuk energi.

    Kapan harus periksa ke dokter?

    Ibu harus menghubungi dokter kandungan segera setelah mengalami berbagai gejala di atas.

    Penting untuk rutin memeriksakan kandungan karena setiap orang mungkin merasakan gejala yang intensitasnya berbeda.

    Penyebab hiperemesis gravidarum

    Sejauh ini, penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa ahli percaya bahwa kondisi ini erat kaitannya dengan perubahan hormon.

    Peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (hCG), terutama pada usia kehamilan ke-8 minggu, disebut sebagai faktor yang meningkatkan risiko mual dan muntah parah saat hamil.

    Selain itu, peningkatan hormon estrogen dan progesteron (terutama pada trimester pertama kehamilan) yang menyebabkan penurunan kerja otot lambung akan membuat ibu lebih mudah memuntahkan isi perut.

    Faktor risiko hiperemesis gravidarum

    Meski bisa dialami semua ibu hamil, beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risiko Anda untuk mengalami muntah hebat saat hamil.

    • Hamil pada usia yang sangat muda
    • Stres saat hamil.
    • Gangguan pada plasenta.
    • Kelebihan berat badan (obesitas).
    • Kehamilan pertama.
    • Adanya anggota keluarga yang pernah mengalami kondisi serupa.
    • Hamil di atas 30 tahun.
    • Hamil anggur.
    • Memiliki riwayat hyperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya.
    • Memiliki riwayat penyakit tiroid.
    • Hamil kembar.
    • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi, migrain, dan diabetes gestasional.

    Jika Anda memiliki salah satu atau beberapa kondisi di atas, lakukan konsultasi ke dokter saat merencanakan kehamilan agar Anda bisa melakukan pencegahan yang tepat.

    Komplikasi hiperemesis gravidarum

    pengentalan darah saat hamil

    Jika tidak segera ditangani, muntah parah akibat hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan gangguan kesehatan berikut pada ibu hamil.

    • Penurunan berat badan drastis.
    • Gangguan ginjal, ditandai dengan buang air kecil lebih sedikit.
    • Ketidakseimbangan kadar mineral sehingga menyebabkan pusing, lemah, dan perubahan tekanan darah.
    • Gangguan mental saat hamil.
    • Kekurangan gizi sehingga otot melemah.

    Hyperemesis gravidarum sebenarnya tidak membahayakan janin asalkan ditangani dengan baik. Namun, HG yang begitu parah dan terus dibiarkan bisa meningkatkan risiko komplikasi berikut ini.

    • Bayi lahir prematur karena kurang gizi.
    • Preeklamsia.
    • Terhambatnya tumbuh-kembang janin.
    • Gangguan emosional pada anak yang lahir.
    • Bayi lahir mati (stillbirth).

    Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mendapatkan perawatan jika mengalami muntah parah saat hamil.

    Diagnosis hiperemesis gravidarum

    Untuk menentukan apakah ibu hamil mengidap hiperemesis gravidarum, pertama-tama dokter akan memeriksa gejala dan kondisi fisik ibu.

    Dokter akan menegakkan diagnosis ketika mual dan muntah menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi, atau gangguan lainnya pada tubuh ibu.

    Untuk memastikan bahwa tidak ada kondisi lain yang menyebabkan mual dan muntah, dokter mungkin melakukan tes darah dan tes urine.

    Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk melihat kondisi janin.

    Pengobatan hiperemesis gravidarum

    Dokter akan mengobati hyperemesis gravidarum sesuai dengan gejala dan tingkat keparahannya.

    Berikut adalah beberapa perawatan yang bisa diberikan dokter pada ibu dengan HG.

    • Pengobatan dengan promethazine, meclizine, atau antihistamin sesuai resep dokter.
    • Pengobatan dengan obat antiemetik (antimuntah) seperti metoclopramide (Reglan) atau obat lain sesuai resep dokter.
    • Penanganan kekurangan gizi dan cairan ibu melalui infus.

    Perawatan rumahan untuk hiperemesis gravidarum

    Selain melalui perawatan dengan dokter, ibu juga bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mengatasi mual dan muntah saat hamil karena hiperemesis gravidarum.

    • Makan lebih sering dengan porsi lebih kecil.
    • Jangan biarkan perut kosong terlalu lama, pilih camilan sehat saat hamil.
    • Pilih makanan tinggi karbohidrat seperti sereal, pasta, dan roti.
    • Kurangi konsumsi gorengan.
    • Jangan telat makan saat hamil atau makan dengan terburu-buru.
    • Penuhi kebutuhan air putih, minimal dengan minum delapan gelas air setiap hari.
    • Minum jus buah seperti lemon atau jeruk untuk membantu mencegah mual.
    • Akupuntur saat hamil dengan ahli yang bersertifikat.
    • Tingkatkan makanan tinggi vitamin B6 seperti beras merah dan sayuran hijau.

    Jika ibu membutuhkan suplemen saat hamil untuk meningkatkan asupan vitamin B6, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan terlebih dahulu.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 26/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan