backup og meta

Cukur Rambut Kemaluan Saat Hamil, Boleh atau Tidak, Ya?

Cukur Rambut Kemaluan Saat Hamil, Boleh atau Tidak, Ya?

Menjelang waktu persalinan tiba, mungkin ibu menghadapi dilema apakah perlu mencukur rambut kemaluan atau tidak. Beberapa ibu hamil bisa merasa lebih percaya diri setelah mencukur rambut kemaluannya. Namun, apakah boleh mencukur atau memotong rambut kemaluan saat hamil? Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut, ya, Bu!

Bolehkah ibu hamil mencukur rambut atau bulu kemaluan?

kedondong untuk ibu hamil

Sebenarnya, ada perbedaan pendapat di antara para ahli tentang hal ini, ada yang melarang ada pula yang memperbolehkan. 

Pendapat yang memperbolehkan beralasan bahwa mencukur rambut kemaluan saat hamil bukanlah masalah selama penting dilakukan dengan aman.

Bahkan, hal ini mungkin diperlukan untuk menjaga kebersihan tubuh.

Sementara itu, pendapat yang melarang mengatakan bahwa kegiatan tersebut bisa saja menimbulkan luka pada area kemaluan sehingga berisiko infeksi.

Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan? Melansir laman Science Line, keputusan untuk mencukur atau tidak mencukur rambut kemaluan saat hamil dikembalikan kepada pertimbangan masing-masing ibu.

Ibu hamil yang memilih untuk mencukur atau mempertahankan rambut tersebut tentu punya alasannya tersendiri.

Intinya, disesuaikan saja dengan kenyamanan, apakah Anda merasa nyaman jika mencukur rambut kemaluan atau malah sebaliknya.

Manfaat mencukur rambut kemaluan saat hamil

manfaat zat besi untuk ibu hamil

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, mencukur rambut pubis atau kemaluan merupakan keputusan setiap orang.

Berikut beberapa alasan mengapa memotong rambut kemaluan saat hamil diperlukan.

1. Mencegah kelembapan

Saat hamil, terutama pada trimester ketiga, suhu tubuh ibu mungkin menjadi lebih panas dan gampang berkeringat.

Keringat dapat berkumpul di area rambut kemaluan sehingga menyebabkan berbagai masalah seperti vagina gatal dan lembab. 

Kondisi ini dapat memicu pertumbuhan bakteri penyebab keputihan saat hamil. Mencukur bulu kemaluan dapat membantu agar terhindar dari masalah tersebut.

2. Proses persalinan menjadi lebih bersih

Mencukur rambut pubis dipercaya dapat membuat proses persalinan lebih higienis.

Bahkan, pada beberapa rumah sakit, mencukur rambut pubis sebelum persalinan telah menjadi prosedur standar, baik untuk melahirkan normal maupun operasi caesar

Bila perlu, para tenaga kesehatan akan membantu membersihkan area tersebut jika rambut pada kemaluan Anda dirasa akan mengganggu proses persalinan.

2. Mencegah terhambatnya pembersihan darah

Perdarahan postpartum biasa terjadi 3 hingga 10 hari setelah persalinan. Pada perdarahan postpartum, biasanya terdapat jaringan plasenta dan darah yang turut terbawa. 

Mencukur rambut pubisnya sebelum persalinan dapat membantu agar proses membersihkan darah bisa lebih bersih karena tidak terhalangi oleh rambut yang ada di area kemaluan.

Apa saja risiko mencukur rambut kemaluan saat hamil?

penyebab vagina hitam

Meskipun menawarkan sejumlah manfaat, tetapi terdapat pula sejumlah risiko jika mencukur bulu kemaluan sembarangan, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Menyebabkan luka pada kemaluan

Mencukur rambut pubis dengan teknik yang salah dapat menyebabkan luka. Luka ini berpotensi menjadi media bagi pertumbuhan kuman.

Apalagi, area kemaluan cukup lembab sehingga luka gores lebih lama kering dan sembuh.

Pertumbuhan kuman dapat memicu infeksi pada area kemaluan, terlebih bila alat cukur yang digunakan tidak steril.

2. Rambut kemaluan tumbuh ke dalam

Sebuah studi dari American Journal of Obstetrics and Gynecology menunjukkan bahwa sejumlah wanita mengalami kondisi rambut kemaluan yang tumbuh ke dalam setelah mencukurnya.

Kondisi ini dapat menyebabkan kulit kemaluan Anda bernanah dan terasa nyeri.

Penangannya menjadi rumit karena dibutuhkan antibiotik untuk mengobatinya, sedangkan antibiotik berisiko menyebabkan komplikasi kehamilan.

Tips agar lebih aman saat mencukur rambut kemaluan saat hamil

cara mencukur bulu kemaluan

Meskipun memiliki risiko terluka, sejumlah wanita mungkin tetap memutuskan untuk mencukur rambut kemaluannya karena alasan tertentu.

Alasan tersebut misalnya menjadi lebih percaya diri saat perlu memperlihatkan area intim kepada orang lain.

Nah, agar aman saat memotong rambut kemaluan saat hamil, cobalah cara-cara berikut.

1. Hindari mencukurnya menjelang bersalin

Penelitian yang dikutip oleh situs Science Line menyarankan agar mencukur rambut kemaluan dilakukan beberapa hari sebelum proses melahirkan. 

Tujuannya agar luka yang mungkin terjadi akibat proses mencukur sudah sembuh sehingga tidak mengganggu jalannya proses persalinan.

Cara ini mungkin lebih mudah dikerjakan pada persalinan caesar yang direncanakan.

Sementara pada persalinan normal, Anda bisa mencukur rambut kemaluan saat kehamilan di usia 38 atau 39 minggu.

2. Cukur sedikit saja

Beberapa wanita mungkin menginginkan rambut kemaluannya benar-benar bersih sehingga mencukurnya sampai ke dalam.

Namun, cara ini mungkin akan lebih berisiko menimbulkan luka dan infeksi.

Oleh karena itu, cobalah untuk memotongnya tipis-tipis saja di bagian permukaan, hanya agar ia tidak terlalu lebat.

Sementara bagian akarnya biarkanlah tidak tercukur. Selain mencegah luka gores, hal ini dapat mencegah pertumbuhan rambut ke dalam kulit.

3. Cukup dibersihkan

Beberapa orang yang memiliki kulit sensitif mungkin sering mengalami keluhan pada kulit setelah mencukur bulu pada tubuhnya, seperti gatal hingga bernanah. 

Hal ini juga dapat terjadi saat mencukur bulu kemaluan. Apalagi saat hamil, penurunan imunitas tubuh dapat membuat Anda lebih berisiko terkena penyakit infeksi. 

Jika Anda termasuk orang yang kulitnya sensitif, sebaiknya tidak perlu mencukur rambut kemaluan saat hamil.

Studi dari jurnal Cochrane Database of Systematic Reviews menyatakan bahwa mencukur bulu kemaluan tidak terlalu berpengaruh terhadap kebersihan.

Jadi, menggunakan air dan sabun yang aman sebenarnya sudah cukup untuk membersihkan bulu di kemaluan ibu saat hamil.

4. Mintalah bantuan orang lain

Mencukur rambut kemaluan saat hamil apalagi jika perut ibu sudah semakin membesar tentu akan sangat sulit.

Ini karena perut ibu dapat menghalangi pandangan dan pergerakan tangan.

Selain berisiko menyebabkan luka, kondisi ini bisa menimbulkan masalah lainnya seperti pusing dan sakit leher akibat menunduk terlalu lama.

Untuk mengatasinya, cobalah ibu meminta bantuan suami saat ingin mencukur area tersebut. Bila memungkinkan, ibu juga bisa menggunakan jasa perawatan dari salon profesional.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Basevi, V., & Lavender, T. (2014). Routine perineal shaving on admission in labour. Cochrane Database Of Systematic Reviews. doi: 10.1002/14651858.cd001236.pub2

Rowen, T., Gaither, T., Awad, M., Osterberg, E., Shindel, A., & Breyer, B. (2016). Pubic Hair Grooming Prevalence and Motivation Among Women in the United States. JAMA Dermatology, 152(10), 1106. doi: 10.1001/jamadermatol.2016.2154

Ectoparasitic Infections – STI Treatment Guidelines. (2021). Retrieved 18 August 2021, from https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/ectoparasitic.htm

Osterberg, E., Gaither, T., Awad, M., Truesdale, M., Allen, I., Sutcliffe, S., & Breyer, B. (2021). Correlation between pubic hair grooming and STIs: results from a nationally representative probability sample. Retrieved 18 August 2021, from https://sti.bmj.com/content/93/3/162

Pubic Hair Grooming Linked to Sexually Transmitted Infections. (2016). Retrieved 18 August 2021, from https://www.ucsf.edu/news/2016/12/405256/pubic-hair-grooming-linked-sexually-transmitted-infections

Versi Terbaru

07/09/2023

Ditulis oleh Indah Fitrah Yani

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Bulu Kemaluan Ternyata Punya Fungsi Penting bagi Kesehatan

Berbagai Tips Mengatasi Vagina Gatal Saat Hamil yang Aman Dilakukan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 07/09/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan