backup og meta
Kategori

2

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Olahraga Lari Saat Hamil, Apakah Boleh? Ini Tips Amannya

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 20/06/2024

Olahraga Lari Saat Hamil, Apakah Boleh? Ini Tips Amannya

Wanita yang sedang hamil biasanya memang diminta untuk mengurangi aktivitas fisik. Meski begitu, bukan berarti Anda tidak boleh melakukan olahraga lari saat hamil.

Sebaliknya, olahraga justru bisa memberikan manfaat bagi ibu hamil selama dilakukan atas izin dokter. Namun, bagaimana aturan berlari yang aman saat hamil? Ini jawabannya.

Apakah olahraga lari aman dilakukan saat hamil?

Ibu hamil boleh melakukan olahraga lari selama kondisi kesehatannya memadai dan tidak memiliki gangguan kehamilan.

Bukan hanya aman, lari saat hamil juga memberikan berbagai manfaat bagi ibu hamil. Olahraga ini dapat meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, hingga mengurangi risiko komplikasi kehamilan.

Namun, olahraga lari sebaiknya dilakukan jika Anda sudah terbiasa melakukannya sejak sebelum hamil. Apabila Anda tidak rutin lari, sebaiknya pertimbangkan untuk memilih olahraga lain.

Beberapa contoh olahraga yang aman untuk ibu hamil adalah jalan santai, berenang, bersepeda statis, dan yoga.

Kapan boleh lari saat hamil?

lari saat hamil

Anda mungkin bertanya-tanya kapan ibu hamil boleh melakukan aktivitas fisik, seperti lari. Selama dokter Anda mengizinkan, olahraga sebenarnya sudah bisa dilakukan sejak trimester pertama.

Tenang saja, berlari atau jogging saat hamil tidak akan membuat janin terguncang. Pasalnya, ada kantong ketuban yang akan melindungi janin dari guncangan.

Meski begitu, usahakan untuk mengurangi kecepatan saat berlari. Jangan memaksakan tubuh Anda untuk memiliki kecepatan yang sama seperti saat sebelum hamil.

Risiko lari saat hamil

Memang belum ada bukti yang secara pasti menunjukkan dampak buruk olahraga lari saat hamil. Walau begitu, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum melakukannya.

Setiap orang bisa memiliki kondisi kehamilan yang berbeda. Anda mungkin merasa sehat dan sanggup berolahraga, tetapi ini tidak bisa dijadikan tolok ukur kondisi janin.

Berlari saat hamil juga bisa berisiko jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, anemia, atau kondisi lainnya yang dapat memengaruhi kehamilan.

Maka dari itu, jangan lupa kunjungi dokter kandungan terlebih dulu untuk memastikan bahwa lari adalah olahraga yang aman bagi Anda.

Manfaat olahraga lari saat hamil

Rajin berlari saat hamil? Ini dia berbagai manfaat yang bisa Anda dapatkan.
  • Mengurangi sakit punggung.
  • Memperbaiki suasana hati.
  • Menurunkan risiko diabetes gestasional dan preeklamsia.
  • Meringankan sembelit.
  • Menambah kebugaran tubuh.

Tips aman berolahraga lari saat hamil

Supaya ibu hamil terhindar dari cedera saat berlari, ini dia berbagai tips yang bisa dilakukan.

1. Gunakan sepatu khusus

Kaki merupakan tumpuan utama saat berlari. Oleh karena itu, penting untuk memilih sepatu lari yang nyaman dan sesuai dengan ukuran kaki ibu hamil.

Tak hanya perut yang membesar, kaki ibu hamil sering kali membengkak seiring perkembangan janin. Jika ukuran kaki Anda bertambah, jangan memaksakan diri untuk memakai sepatu lama Anda.

2. Gunakan bra khusus olahraga

Selain sepatu, gunakan pula sport bra atau bra khusus olahraga untuk mencegah nyeri pada payudara saat berlari.

Bila perlu, Anda juga bisa menggunakan celana khusus dengan tambahan penopang pada perut. Dengan begitu, perut Anda tetap stabil sehingga Anda pun dapat berolahraga dengan nyaman.

3. Lakukan pemanasan

Melakukan pemanasan sebelum olahraga merupakan hal yang penting karena ini bisa menurunkan risiko cedera.

Oleh karena itu, selalu luangkan waktu selama 5–10 menit untuk melakukan pemanasan sebelum berlari. Ini bisa Anda lakukan dengan peregangan dan jalan santai.

4. Perhatikan intensitas

Menurut The American College of Obstetricians and Gynecologists, ibu hamil boleh berlari selama 20–30 menit sebanyak lima hari dalam seminggu asalkan mereka sudah terbiasa melakukannya.

Namun, olahraga saat hamil bagi pemula sebaiknya dilakukan mulai dari lima menit per hari. Anda bisa meningkatkan intensitasnya jika sudah terbiasa.

Anda akan lebih mudah kelelahan selama hamil. Jadi, sebaiknya jangan memaksakan diri dengan intensitas olahraga yang berat.

5. Lari di lintasan yang rata

Ketika Anda memutuskan untuk berlari saat hamil, hindari lintasan yang berliku, menanjak, atau tidak rata. Pasalnya, lintasan ini memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan cedera.

Sebaliknya, pilihlah lintasan yang datar. Sebisa mungkin, carilah jogging track yang memang didesain untuk berlari.

6. Jaga asupan cairan

Melakukan aktivitas fisik, seperti olahraga lari, akan membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami dehidrasi.

Oleh karena itu, usahakan untuk memperbanyak minum air sebelum, selama, dan setelah berlari. Selain itu, hidari berlari ketika cuaca terlalu panas.

Jika ingin berolahraga di luar ruangan, usahakan melakukannya di pagi atau sore hari ketika matahari belum terlalu terik.

Segeralah beristirahat apabila Anda mengalami pusing, kehilangan keseimbangan, dan peningkatan detak jantung yang drastis.

Kesimpulan

Selama mendapatkan izin dari dokter, Anda boleh melakukan olahraga lari saat hamil. Olahraga ini bahkan bisa dilakukan sejak trimester pertama. Supaya risiko cedera saat hamil berkurang, lakukan pemanasan dan gunakan sepatu serta bra khusus untuk berlari.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 20/06/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan