backup og meta
Kategori

2

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Apa Saja Risiko Hamil bagi Orang yang Terlalu Kurus?

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 17/11/2023

    Apa Saja Risiko Hamil bagi Orang yang Terlalu Kurus?

    Mempersiapkan berat badan yang sehat termasuk salah satu hal yang perlu Anda lakukan sebelum kehamilan. Tidak hanya pada orang yang kelebihan berat badan, risiko kehamilan pun meningkat pada orang yang terlalu kurus saat hamil.

    Hamil dengan berat badan normal akan meningkatkan peluang Anda memiliki janin yang sehat dan menurunkan berbagai komplikasi kehamilan. Lantas, apa akibatnya jika seseorang terlalu kurus saat hamil?

    Risiko hamil pada orang yang terlalu kurus

    Selama ini Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa wanita kurus lebih sulit hamil. Ternyata, berat badan memang bisa memengaruhi kesehatan Anda dan janin selama kehamilan.

    Melansir dari laman Tommy’s, ibu hamil setidaknya harus memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) pada kisaran 18,5–24,9 kg/m2. Nilai di bawah itu menandakan bahwa Anda kurus (underweight).

    Jika nilai BMI Anda berada di bawah angka tersebut selama kehamilan, berikut adalah beberapa risiko yang dikhawatirkan bisa terjadi.

    1. Keguguran

    keguguran berulang

    Pada dasarnya, setiap kehamilan memiliki risiko keguguran. Namun, risiko ini memang akan meningkat pada orang yang hamil dalam kondisi terlalu kurus.

    Risiko keguguran yang meningkat pada orang kurus bisa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah kurangnya asupan zat gizi untuk perkembangan janin.

    Selain itu, berat badan akan berpengaruh pada kinerja hormon kehamilan, termasuk estrogen dan progesteron. Kinerja hormon yang kurang baik akan meningkatkan risiko keguguran.

    2. Kelahiran prematur

    Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam An International of Obstetrics & Gynaecology, wanita yang hamil dengan berat badan di bawah BMI normal lebih berisiko mengalami kelahiran prematur.

    Penelitian yang dilakukan di California, AS, itu menunjukkan bahwa wanita hamil dengan BMI 17–18,49 kg/m2 memiliki peningkatan risiko kelahiran prematur hingga 7,8 persen.

    Sementara itu, pada kehamilan dengan BMI 16–16,9 kg/m2, risikonya bisa meningkat menjadi 9,9% dan bahkan mencapai 10,2% untuk BMI di bawah 16 kg/m2.

    Selain itu, orang yang kurus saat hamil cenderung lebih mudah sakit. Saat sakit, ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur

    Tahukah Anda?

    Wanita yang hamil dengan BMI di bawah 18,5 kg/m2 setidaknya harus memiliki kenaikan berat badan sebanyak 0,45 kg setiap minggunya.

    3. Fetal growth restriction (FGR)

    Fetal growth restriction (FGR) adalah kondisi ketika janin tidak berkembang sesuai usianya. Penyebab utama FGR adalah kurangnya suplai oksigen dan zat gizi pada janin.

    Ibu hamil yang kurus dengan nilai indeks massa tubuh di bawah rata-rata cenderung tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup.

    Jika ini terus berlanjut, janin juga akan kekurangan asupan gizi dan tidak bisa tumbuh secara optimal.

    Selain kekurangan gizi, FGR juga membuat janin kekurangan suplai oksigen. Ketika kondisi ini terjadi, ibu hamil juga menjadi lebih berisiko mengalami gawat janin.

    4. Berat badan lahir rendah (BBLR)

    Minggu-minggu akhir kehamilan adalah momen ketika janin tumbuh dengan pesat. Jika bayi lahir prematur, ia akan lebih berisiko memiliki berat badan lahir yang rendah.

    Selain itu, pertumbuhan janin yang terhambat (FGR) juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko BBLR.

    Dari berbagai kondisi itulah, ibu hamil yang kurus dinilai lebih berisiko mempunyai bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

    5. Gangguan kesehatan lainnya

    BBLR dapat memengaruhi perkembangan bayi yang sudah dilahirkan, terutama jika bobotnya kurang dari 2,5 kg.

    Bayi yang lahir dengan kondisi BBLR bahkan dinilai lebih berisiko mengalami diabetes, obesitas, hingga gangguan jantung di kemudian hari.

    Selain itu, orang yang hamil dengan badan kurus umumnya juga merasakan morning sickness yang lebih mengganggu.

    Cara meningkatkan berat badan saat hamil

    Beberapa orang memang memiliki badan kurus tanpa alasan tertentu. Ada pula yang memiliki berat badan kurang karena stres, olahraga berlebih, atau suatu penyakit.

    Oleh karena itu, setiap ibu hamil mungkin membutuhkan cara tersendiri untuk meningkatkan berat badan, tentunya setelah berkonsultasi dengan dokter kandungan.

    Selain mengikuti perawatan dari dokter, berikut adalah cara umum yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan berat badan selama kehamilan, seperti dilansir dari laman Medline Plus.

    • Jangan melewatkan waktu makan. Jika mual, makanlah dengan porsi yang lebih kecil, tetapi lebih sering.
    • Siapkan camilan sehat, seperti kacang-kacangan, buah, atau yoghurt.
    • Perbanyak makan makanan tinggi lemak baik, seperti alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.
    • Tambahkan susu bubuk tanpa lemak ke beberapa makanan, seperti telur, kentang, dan sereal.
    • Hindari junk food, seperti ayam dan kentang goreng.
    • Pilih granola dibandingkan sereal gandum utuh.
    • Hindari minum sebelum makan.
    • Sesuaikan rutinitas olahraga dengan kondisi Anda.

    Dokter akan memantau berat badan Anda selama kehamilan pada saat kontrol kandungan rutin. Jika dibutuhkan, dokter mungkin meminta Anda datang lebih sering.

    Selalu ikuti saran perawatan dari dokter kandungan untuk memperkecil risiko hamil dengan badan kurus.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

    General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 17/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan