backup og meta

Stres pada Ibu Hamil, Ketahui Penyebab dan Dampaknya pada Janin

Stres pada Ibu Hamil, Ketahui Penyebab dan Dampaknya pada Janin

Hamil memang bukan perkara yang mudah. Itu sebabnya, ibu hamil rentan mengalami stres. Stres saat hamil adalah normal karena rasa khawatir ibu terhadap banyak hal. Namun, ibu perlu mengendalikan stres agar tidak memberi dampak buruk pada diri sendiri dan janin. Simak penjelasan seputar stres (stress) pada ibu hamil dan efeknya ini!

Penyebab stres pada ibu hamil

Mengutip dari Pregnancy, Birth, & Baby, sebagian ibu mengalami stres saat mengetahui dirinya sedang mengandung.

Stres ini bisa terjadi karena beberapa masalah, seperti:

  • mengalami kehamilan tidak terencana,
  • pernah keguguran,
  • pernah mengalami bayi lahir dalam keadaan tidak bernyawa (still birth),
  • mendapat kekerasan dalam keluarga,
  • trauma,
  • memiliki masalah dengan minuman beralkohol dan narkoba,
  • masalah keuangan,
  • masalah hubungan dengan pasangan,
  • hamil saat usia remaja.

Bagi sebagian wanita, kehamilan bisa menimbulkan serangkaian tantangan, seperti kesulitan keuangan atau perubahan pekerjaan.

Adanya tekanan emosional, seperti kesedihan kehilangan anggota keluarga, kecemasan masa lalu, dan penyakit mental juga bisa membuat stres pada ibu hamil lebih bertahan lama.

Dampak stres pada ibu hamil

tanda bahaya kehamilan

Mengutip dari March of Dimes, para ahli masih belum bisa memahami efek samping stres pada kehamilan.

Namun, hormon stres berperan dalam memicu berbagai komplikasi kehamilan

Stres yang serius dan berlangsung lama bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh yang melindungi tubuh dari infeksi.

Saat sistem kekebalan tubuh terganggu, risiko mengalami infeksi rahim dan kelahiran prematur bisa lebih besar.

Selain itu, ada efek atau bahaya lain pada ibu hamil saat mengalami stres (stress).

1. Tubuh merasa tidak nyaman

Bagi ibu hamil, sangat umum bila merasa tubuh tidak nyaman, terutama saat perut semakin besar di trimester ketiga.

Akan tetapi, pada ibu hamil yang sedang mengalami stres berat, tubuh akan lebih melelahkan dari biasanya.

Ibu kesulitan tidur, nyeri pada beberapa bagian tubuh, dan morning sickness yang sangat parah karena terpicu stres.

2. Masalah pada pola makan

Stres bisa memengaruhi pola makan ibu, misalnya makan terlalu banyak atau justru porsinya menjadi sedikit.

Tentu kondisi ini bisa berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Ibu akan mengalami kekurangan atau kelebihan berat badan saat hamil.

Saat ibu kelebihan berat badan, berisiko mengalami salah satu komplikasi kehamilan, yaitu diabetes gestasional dan persalinan prematur.

3. Memicu tekanan darah tinggi

Saat stres, tubuh memproduksi kortisol dan stres dapat berbahaya jika ibu terus mengalaminya. Stres bisa memicu tekanan darah tinggi selama masa kehamilan.

Tekanan darah tinggi saat hamil berisiko menyebabkan masalah serius pada kehamilan. Beberapa masalah kehamilan yang terjadi karena tekanan darah tinggi adalah:

Oleh karena itu, banyak dokter yang menyarankan ibu hamil tidak boleh stres (stress) karena bisa berdampak pada kondisi janin.

Kalau merasa khawatir dan stres ringan, sebaiknya ibu mengelola stres agar tidak memperburuk kondisi tubuh.

Dampak stres pada ibu hamil yang memengaruhi kondisi janin

mempercepat pembukaan persalinan

Stres memang kondisi hal sangat wajar, tetapi kalau berlangsung berlarut-larut berisiko membahayakan kesehatan janin.

Berikut beberapa dampak stres pada ibu hamil yang bisa memengaruhi kondisi janin.

1. Kelahiran prematur

Ketika merasa tertekan, secara otomatis tubuh akan mengeluarkan hormon stres, yaitu kortisol. 

Hormon kortisol juga akan meningkat ketika ibu hamil mengalami stres. 

Perubahan fungsi tubuh ibu akan mempengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang janin. Begitu pun ketika kortisol dalam tubuh ibu meningkat. 

Ini yang menyebabkan potensi kelahiran prematur pada ibu hamil yang stres.

2. Infeksi pada janin

Tubuh yang stres akan merangsang munculnya hormon kortisol. Jika hormon ini meningkat dan tubuh tidak bisa mengontrolnya, sistem imun ibu dapat terpengaruh.

Penelitian dari Clinic in Perinatology mengungkapkan bahwa ibu yang mengalami stres dan kadar kortisolnya tidak normal akan mudah terkena bacterial vaginosis yang dapat menginfeksi janin. 

Kortisol juga memainkan peran untuk mengontrol sistem kekebalan tubuh.

Saat kortisol yang ada dalam tubuh terlalu banyak atau sedikit, tubuh sangat mudah terkena penyakit infeksi. 

Ibu hamil jadi rentan terkena berbagai penyakit infeksi karena sistem kekebalan tubuhnya terganggu dan mengganggu kesehatan janin. 

Cara mengendalikan stres pada ibu hamil

uremia

Normal bagi ibu hamil untuk mengalami stres, tetapi rasa ini perlu ibu kontrol dengan baik.

Hindari merasa bersalah karena sudah mengalami stres, justru perasaan itu akan membuat kondisi semakin parah. 

Setiap orang mempunyai cara berbeda untuk menangani stres sehingga penting untuk ibu mengenali diri sendiri. 

Berikut beberapa cara yang bisa ibu lakukan untuk mengendalikan stres selama hamil.

1. Fokus pada diri 

Rasa stres terjadi ketika ibu merasa khawatir dengan keadaan yang sudah atau belum terjadi.

Mengutip dari Tommy’s, ada baiknya ibu fokus menikmati hal-hal menyenangkan di sekitar.

Ibu bisa fokus terhadap makanan enak atau fokus pada tendangan si kecil yang terasa saat sedang mengusap perut.

Fokus pada sesuatu yang menyenangkan biasanya dapat membantu ibu menjalin hubungan dengan si kecil yang belum lahir.

Perasaan ini bisa membuat ibu mengendalikan rasa stres saat hamil lebih baik lagi.

2. Ikut prenatal yoga

Melakukan senam hamil, seperti prenatal yoga, bisa membuat ibu fokus pada kondisi mental dan fisik.

Prenatal yoga termasuk olahraga yang baik untuk ibu agar tetap aktif dan bisa meredakan rasa nyeri lewat peregangan.

Pada akhir sesi kelas yoga, biasanya ada sesi meditasi yang bermanfaat untuk meredakan rasa stres. 

3. Menenangkan diri

Setiap ibu memiliki cara sendiri untuk menenangkan diri dari penatnya pikiran.

Pilihlah cara yang membuat ibu nyaman, misalnya mendengarkan musik, berjalan santai, duduk di taman, atau bicara dengan teman.

Terkadang, berbicara dengan ibu hamil lain dapat membantu mengurangi stres. 

Saat bercerita, akan terjadi pertukaran pikiran dengan ibu hamil lain sehingga tidak terlalu khawatir dengan masalah sendiri.

4. Dukungan dari keluarga

Faktor yang membuat ibu hamil bisa mengendalikan stres adalah dukungan dari keluarga, teman, dan orang sekeliling.

Dukungan ini sangat ibu butuhkan untuk membuat bahagia dan memastikan kesehatan mental terjaga dengan baik. 

Hindari pertengkaran sekecil apa pun dengan orang sekeliling agar tidak menambah beban pikiran. 

Kalau merasa tidak nyaman, terima perasaan tidak nyaman itu. Tidak perlu memaksakan diri untuk selalu bahagia. 

Setelah menerima perasaan tidak menyenangkan, lakukan sesuatu yang membuat ibu bahagia kembali. 

5. Konsultasi dengan ahli

Stres yang terus menerus bisa memicu depresi sehingga ibu perlu konsultasi dengan ahli. 

Ibu perlu mengunjungi dan konsultasi dengan psikolog bila stres sudah menimbulkan rasa takut parah sampai mengganggu aktivitas.

Saat konsultasi dengan psikolog, ceritakan semua yang ibu rasakan. Nantinya, psikolog akan memberikan perawatan dan arahan agar kondisi ibu lebih baik.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Stress and pregnancy. (2021). Retrieved 5 October 2021, from https://www.marchofdimes.org/complications/stress-and-pregnancy.aspx#:~:text=Stress%20may%20lead%20to%20high,you%20respond%20to%20certain%20situations.

Zietlow, A., Nonnenmacher, N., Reck, C., Ditzen, B., & Müller, M. (2019). Emotional Stress During Pregnancy – Associations With Maternal Anxiety Disorders, Infant Cortisol Reactivity, and Mother–Child Interaction at Pre-school Age. Frontiers In Psychology, 10. doi: 10.3389/fpsyg.2019.02179

Stress and pregnancy. (2021). Retrieved 5 October 2021, from https://www.pregnancybirthbaby.org.au/stress-and-pregnancy

Stress and pregnancy. (2021). Retrieved 5 October 2021, from https://raisingchildren.net.au/pregnancy/health-wellbeing/mental-health/stress-pregnancy

Dunkel Schetter, C., & Tanner, L. (2012). Anxiety, depression and stress in pregnancy. Current Opinion In Psychiatry, 25(2), 141-148. doi: 10.1097/yco.0b013e3283503680

5 ways to survive stress in pregnancy. Tommy’s. (2021). Retrieved 5 October 2021, from https://www.tommys.org/pregnancy-information/im-pregnant/mental-wellbeing/5-ways-survive-stress-pregnancy.

Wadhwa, P., Entringer, S., Buss, C., & Lu, M. (2011). The Contribution of Maternal Stress to Preterm Birth: Issues and Considerations. Clinics In Perinatology, 38(3), 351-384. doi: 10.1016/j.clp.2011.06.007

Versi Terbaru

15/10/2021

Ditulis oleh Riska Herliafifah

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Bolehkah Mandi Larut Malam Saat Hamil?

Baby Bump, Tonjolan pada Perut Saat Ibu Hamil


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 15/10/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan