backup og meta
Kategori

1

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Ini Manfaat dan Risiko Mandi Air Hangat Saat Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

Ini Manfaat dan Risiko Mandi Air Hangat Saat Hamil

Beberapa ibu hamil mungkin lebih suka mandi dengan air hangat karena memberikan berbagai manfaat, salah satunya membuat tubuh menjadi lebih rileks.

Namun, Anda harus melakukannya dengan tepat karena jika tidak, kebiasaan ini bisa membahayakan kandungan.

Lantas, bagaimana cara mandi air hangat saat hamil supaya Anda tetap mendapatkan manfaatnya?

Manfaat mandi air hangat untuk ibu hamil

Pada dasarnya, ibu hamil boleh-boleh saja mandi dengan air hangat selama suhunya tidak lebih dari 38°C dan tidak dilakukan terlalu sering.

Jika sesuai dengan aturan, berendam air hangat bisa memberikan beberapa manfaat untuk ibu hamil seperti berikut.

1. Mengurangi kram perut

kehamilan ektopik terganggu

Sama halnya dengan penggunaan heating pad, mandi dengan air hangat juga bisa meredakan nyeri saat hamil, khususnya pada bagian perut.

Anda hanya perlu menyiramkan air di sekitar perut atau mengelap perut dengan kain bersih yang sudah direndam dalam air hangat.

Penggunaan air hangat saat mandi akan membantu melancarkan aliran darah di sekitar perut sehingga kram bisa berkurang.

2. Manfaat mandi air hangat untuk merilekskan tubuh

Perubahan hormon selama kehamilan sering kali membuat ibu hamil jadi lebih sensitif. Akibatnya, ibu hamil berisiko mengalami stres yang cukup membahayakan janin.

Berendam air hangat bisa menjadi cara mudah untuk mengurangi stres pada ibu hamil. Pasalnya, air hangat bisa membuat ibu hamil lebih rileks sehingga risiko stres berkurang.

3. Mengurangi gejala insomnia

Insomnia merupakan salah satu masalah yang kerap dialami ibu hamil, terutama saat kandungan semakin membesar. Pada kondisi tersebut, ibu hamil akan kesulitan mencari posisi tidur yang nyaman.

Sementara itu, mandi air hangat akan membuat ibu hamil jadi lebih rileks. Dengan badan dan pikiran yang tenang, akan lebih mudah baginya untuk terlelap.

Risiko mandi air hangat untuk ibu hamil

abortus inkomplit

Meski diperbolehkan, ibu hamil sebaiknya tidak terlalu sering mandi air hangat. Alih-alih memberi manfaat, kebiasaan ini justru bisa menimbulkan bahaya sebagai berikut.

1. Meningkatnya risiko bayi lahir cacat

Saat berendam di dalam air yang terlalu panas, suhu tubuh ibu hamil akan dengan cepat meningkat.

Jika suhu tubuhnya mencapai 39°C, ibu akan berisiko mengalami hipertermia. Pada kondisi ini, tubuh ibu kesulitan menurunkan suhunya ke rentang normal.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Birth Defects Research menunjukkan bahwa ibu hamil dengan hipertermia memiliki risiko lebih besar mengalami spina bifida.

Spina bifida merupakan kecacatan lahir yang terjadi karena tulang sumsum dan tulang belakang tidak terbentuk dengan sempurna.

2. Keguguran

Saat panas pada tubuh meningkat, tekanan darah justru menurun. Kondisi ini kemudian akan mengganggu proses peredaran darah di dalam tubuh ibu dan janin.

Apabila aliran darah ke janin terhambat, asupan oksigen dan zat gizi untuk janin tidak akan terpenuhi. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko keguguran dan masalah lainnya pada janin.

Selama kehamilan, suhu tubuh normal ibu hamil akan lebih hangat dari orang yang tidak hamil. Maka, kenaikan suhu tubuh juga akan terjadi dengan lebih cepat.

Oleh karena itu, penting untuk menjaga suhu yang digunakan saat mandi supaya tidak membahayakan ibu hamil dan janin.

Cara mandi air hangat yang aman saat hamil

manfaat mandi air hangat untuk ibu hamil

Jika ibu hamil tetap ingin mendapatkan manfaat berendam air hangat, ikuti beberapa tips berikut.

1. Perhatikan suhu tubuh dan durasi mandi air hangat

Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh University of Sydney, Australia, ibu hamil sebaiknya menjaga suhu tubuhnya tetap di bawah 38°C selama mandi air hangat.

Tentu ini tidaklah praktis. Namun, Anda bisa menyiasatinya dengan tidak mandi hangat terlalu lama, yaitu sekitar 10 menit saja.

Saat mencampurkan air hangat dan air dingin, cek suhu air menggunakan tangan terlebih dahulu. Tambahkan air dingin atau biarkan sebentar jika air masih terasa menyengat.

2. Jangan berendam atau sauna

Jika ibu hamil ingin mandi dengan air hangat, cukup gunakan gayung untuk membasahi tubuh alih-alih berendam di dalam bathtub.

Berendam air hangat akan mempercepat kenaikan suhu tubuh ibu hamil karena kulit selalu bersentuhan dengan air.

Di samping itu, bakteri akan lebih banyak ditemukan pada air yang digunakan untuk berendam.

Selain itu, Anda sebaiknya juga tidak melakukan sauna saat hamil karena suhu di dalam ruangan sauna bisa mencapai 40°C.

3. Hindari penggunaan aromaterapi atau mandi busa

Bahan kimia pada produk aromaterapi atau sabun dengan banyak busa dapat meningkatkan risiko infeksi jamur Candida albicans pada vagina ibu hamil.

Jika Anda ingin merasakan manfaat air hangat untuk merilekskan tubuh, cukup tambahkan garam Epsom. Garam ini dipercaya bisa membantu membersihkan kulit hingga meredakan nyeri.

3. Segera berhenti saat merasa tidak nyaman

Jika ibu hamil mulai mengeluarkan banyak keringat saat mandi, segera akhiri kegiatan tersebut dan pergilah ke tempat terbuka.

Selain karena air yang terlalu panas, keringat yang muncul mungkin juga disebabkan oleh ruangan yang tertutup.

Hal serupa juga sebaiknya dilakukan saat ibu hamil mulai merasa pusing dan lemas. Pasalnya, kondisi ini menunjukkan bahwa peredaran darah ibu hamil mulai terganggu.

Mandi air hangat saat hamil?

  • Boleh dilakukan selama tidak lebih dari 10 menit dan suhu air tidak terlalu tinggi.
  • Bisa merilekskan tubuh, mengurangi gejala insomnia, hingga mengatasi kram perut.
  • Meningkatkan risiko bayi lahir cacat dan keguguran jika tidak dilakukan dengan tepat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 07/09/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan