Anda mungkin pernah mendengar mitos seputar kehamilan, contohnya bentuk perut ibu yang hamil bayi perempuan cenderung bulat, sedangkan bayi laki-laki lebih lancip.
Lalu, apakah hal ini benar adanya? Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui perbedaan antara hamil anak laki-laki dan perempuan.
Apakah kita bisa membedakan hamil anak laki-laki dan perempuan?
Sayangnya, tidak ada cara yang dapat diandalkan untuk mengetahui apakah Anda hamil anak laki-laki atau perempuan tanpa pemeriksaan ultrasound (USG).
Dilansir dari situs National Childbirth Trust, dokter atau bidan sudah bisa menentukan jenis kelamin bayi saat usia kehamilan 18–21 minggu.
Pada saat hamil lima bulan, biasanya kantong buah zakar (skrotum) pada janin laki-laki sudah turun ke perut dan vagina telah terbentuk pada janin perempuan.
Jika janin berada pada posisi yang tepat, dokter atau bidan dapat memberi tahu apakah Anda sedang mengandung anak laki-laki atau perempuan.
Namun, bila janin belum terlihat, Anda mungkin akan diminta untuk berjalan, melompat-lompat, atau minum air dingin untuk membuat janin bergerak sebelum mengulangi prosedur USG.
=Pemeriksaan lain untuk mengetahui jenis kelamin janin
Selain memeriksa kelainan kromosom, tes genetik juga bisa dokter lakukan untuk mengetahui jenis kelamin janin. Beberapa tes tersebut di antaranya: - non-invasive prenatal test (NIPT),
- chorionic villus sampling (CVS), dan
- amniocentesis.
Ragam perbedaan hamil bayi laki-laki dan perempuan
Sebagian dari Anda mungkin bertanya, “Bisakah mengetahui perbedaan hamil anak laki-laki dan perempuan tanpa melakukan pemeriksaan USG?” Jawabannya, mungkin bisa.
Temuan dari penelitian terdahulu menemukan perubahan fisik, mental, dan emosional pada ibu mungkin menunjukkan kemungkinannya mengandung janin dengan jenis kelamin tertentu.
Meski begitu, ada pula mitos seputar hal ini yang belum terbukti kebenarannya. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dipercaya menandakan ibu hamil bayi laki-laki atau perempuan.
1. Morning sickness lebih parah
Sebuah penelitian dalam jurnal Brain, Behavior, and Immunity (2017) menemukan bahwa ibu hamil yang mengandung bayi perempuan lebih sering mengalami morning sickness yang lebih parah.
Meski begitu, penelitian ini masih dalam ruang lingkup kecil, yakni hanya melibatkan 80 wanita yang sedang mengandung (46 hamil janin laki-laki dan 34 hamil janin perempuan).
Oleh karena itu, masih dibutuhkan observasi lebih lanjut untuk menemukan hubungan morning sickness dan jenis kelamin bayi.
2. Tingkat stres lebih tinggi
Selama kehamilan, mood atau suasana hati ibu hamil cenderung tidak stabil. Sebagian orang percaya bahwa hal ini dipengaruhi oleh jenis kelamin bayi.
Peneliti asal University of Granada, Spanyol, mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami stres sebelum hamil dan selama pembuahan cenderung hamil bayi perempuan.
Stres pada ibu hamil ini dipantau dari kadar kortisol. Tingkat kortisol yang lebih tinggi meningkatkan peluang hamil anak perempuan dua kali lipat daripada anak laki-laki.
3. Bentuk perut lancip
Mungkin Anda pernah mendengar mitos bentuk perut ibu hamil yang menjadi tanda jenis kelamin bayi tertentu. Lalu, benarkah bentuk perut yang lancip adalah ciri-ciri hamil bayi laki-laki?
Pada dasarnya, tidak ada hubungan antara jenis kelamin bayi dengan bentuk perut ibu hamil.
Bentuk perut ibu hamil dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti kekuatan otot perut ibu serta ukuran dan posisi janin selama berada di dalam kandungan.
Maka dari itu, perut berbentuk bulat atau lancip sebagai ciri-ciri mengandung bayi perempuan dan laki-laki termasuk ke dalam mitos.
4. Tampilan kulit yang cerah
Sebagian orang beranggapan bahwa perbedaan hamil anak laki-laki dan perempuan terlihat pada kondisi kulit ibu yang tampak lebih cerah yang juga disebut pregnancy glow.
Dilansir dari American Pregnancy Association, kulit cerah saat hamil dapat disebabkan oleh kadar hormon yang bertambah dan volume darah yang meningkat hingga 50 persen.
Peningkatan volume darah turut menambah aliran darah di dalam pembuluh darah. Kondisi inilah yang membuat kulit wajah ibu tampak kenyal dan merona selama masa kehamilan.
Namun, belum ada penelitian yang menunjukkan kalau pregnancy glow bisa dijadikan patokan dalam perbedaan antara hamil bayi laki-laki dan perempuan.
5. Detak jantung janin lebih cepat
Detak jantung janin akan diketahui melalui USG. Banyak orang percaya bahwa detak jantung janin di atas 140 detak per menit (bpm) menandakan jenis kelamin laki-laki.
Perlu diketahui, anggapan bahwa detak jantung menentukan kelamin janin hanyalah mitos belaka. Detak jantung bayi laki-laki dan perempuan cenderung sama.
Penelitian dalam Journal Matern Fetal Neonatal Medicine (2016) menyebutkan detak jantung rata-rata janin perempuan adalah 151,7 bpm dan janin laki-laki adalah 154,9 bpm.
Selisih keduanya yang sangat kecil ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara detak jantung janin dengan perbedaan hamil anak laki-laki atau perempuan.
6. Asupan kalori lebih banyak
Nafsu makan dikatakan bisa menjadi pertanda jenis kelamin janin. Ibu yang mengandung bayi laki-laki mengonsumsi 10% lebih banyak kalori daripada ibu yang hamil bayi perempuan.
Para peneliti dari Harvard School of Public Health, AS, menduga testosteron yang dikeluarkan oleh janin laki-laki mengirimkan sinyal pada tubuh ibu untuk makan lebih banyak.
Hal ini juga yang menjelaskan alasan bayi laki-laki cenderung memiliki berat badan lahir lebih besar daripada bayi perempuan, rata-rata sekitar 100 gram.
Akan tetapi, belum ada penelitian lebih lanjut yang membahas hubungan antara asupan kalori dengan jenis kelamin janin.
7. Mengidam makanan manis
Perbedaan hamil anak laki-laki dan perempuan juga tampak dari perbedaan ngidam makanan tertentu atau food craving.
Banyak kalangan percaya bahwa ibu hamil anak perempuan lebih sering mengidam makanan manis. Namun, faktanya tidak ada bukti ilmiah yang mendukung pendapat tersebut.
Dikutip dari situs Pregnancy, Birth and Baby, tidak diketahui pasti penyebab dari ngidam saat hamil.
Kebiasaan ini bisa dipengaruhi oleh perubahan hormon, kondisi indra perasa yang lebih peka, atau bahkan kekurangan zat gizi tertentu selama masa kehamilan.
Mengetahui jenis kelamin bayi yang dikandung memang menjadi momen yang dinantikan oleh orangtua.
Meski begitu, daripada mempercayai mitos yang kurang akurat, akan lebih baik jika Anda berkonsultasi dengan dokter kandungan dan menjalani pemeriksaan USG untuk mengetahui jenis kelamin janin Anda.
Kesimpulan
- Pemeriksaan USG pada minggu ke-18 hingga ke-21 kehamilan dapat membantu Anda mengetahui jenis kelamin janin.
- Beberapa tes genetik, seperti non-invasive prenatal test (NIPT), chorionic villus sampling (CVS), dan amniocentesis, juga dapat memberikan informasi lebih lanjut.
- Keparahan morning sickness, tingkat stres, bentuk perut, dan detak jantung janin kerap dipercaya bisa menunjukkan perbedaan hamil anak laki-laki dan perempuan.
- Sebagian besar kepercayaan ini tidak mempunyai dasar ilmiah yang kuat sehingga perlu Anda pertimbangkan dengan hati-hati.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]