Amniosentesis biasanya dilakukan pada usia kandungan antara 15 hingga 20 minggu. Dokter tidak menyarankan untuk melakukan tes ini jika usia kandungan di bawah 15 minggu karena berisiko menyebabkan komplikasi kehamilan.
Sebenarnya amniosentesis bukan dikhususkan untuk mengetahui jenis kelamin janin, melainkan untuk mengetahui kondisi genetis secara umum.
Biasanya, tes ini disarankan jika Anda mengalami kondisi berikut ini.
- Hasil tes USG mencurigakan adanya kelainan.
- Tes NIPT Anda menunjukkan positif janin mengalami kelainan genetis.
- Pada kehamilan sebelumnya anak Anda mengalami kelainan genetis seperti down syndrome atau kelainan otak.
- Anda atau pasangan memiliki riwayat kelainan genetis dalam keluarga.
- Anda hamil pada usia 35 tahun atau lebih.
4. Chorionic villus sampling (CVS)
Cara mengetahui jenis kelamin bayi berikutnya adalah dengan mengambil sampel vilus korionik, sejenis jaringan pada plasenta. Dengan cara ini, dokter dapat mengetahui kondisi kromosom janin.
Sebenarnya tujuan utama CVS adalah untuk mendeteksi dini jika bayi Anda dicurigai menderita kelainan genetis tertentu. Namun, ini juga dapat dilakukan sebagai cara mengetahui jenis kelamin janin.
CVS dapat Anda lakukan jika ingin mengetahui kondisi genetis bayi Anda dengan lebih cepat. Pasalnya, tes ini sudah bisa dilakukan di usia kandungan 11 hingga 15 minggu, yaitu lebih cepat daripada tes amniosentesis dan tes NIPT.
Seperti halnya amniosentesis, tes CVS juga disarankan jika Anda hamil pada usia 35 tahun ke atas dan memiliki riwayat kelainan genetis dalam keluarga atau pada anak sebelumnya.
Selain untuk mengetahui jenis kelamin bayi, tes ini juga dapat mengetahui kelainan gender seperti interseks, yaitu bayi yang lahir dengan dua jenis kelamin yang ambigu.
Hal ini penting dilakukan agar orangtua dapat mempersiapkan diri tentang bagaimana cara membesarkan anaknya sesuai jenis kelamin.
Mitos-mitos tentang cara mengetahui jenis kelamin bayi

Melansir situs Johns Hopkins Medicine, terdapat sejumlah mitos yang beredar di masyarakat tentang cara mengetahui jenis kelamin janin. Sebaiknya Anda tidak mempercayai mitos-mitos tersebut.
1. Detak jantung bayi laki-laki lebih cepat
Faktanya, bayi laki-laki dan bayi perempuan tidak memiliki perbedaan detak jantung. Detak jantung anak biasanya semakin cepat seiring usianya dalam kandungan bukan karena jenis kelamin.
2. Perut yang menonjol menunjukkan anak laki-laki
Mitos yang beredar menyatakan bahwa perut ibu yang menonjol ke depan menandakan dia mengandung anak laki-laki, sedangkan jika melebar ke samping menandakan anak perempuan. Faktanya, bentuk perut ibu dipengaruhi oleh pergerakan janin bukan oleh jenis kelamin.
3. Jika perut ibu tinggi berarti ia mengandung anak perempuan
Ini adalah mitos. Faktanya, perbedaan tinggi perut saat hamil mungkin dipengaruhi oleh kondisi elastisitas kulit ibu.
Jika elastisitasnya baik, bisa jadi posisi kandungan akan tinggi. Biasanya ini terjadi pada kehamilan pertama. Sementara posisi yang pendek mungkin terjadi karena perut mulai mengendur pada kehamilan kedua dan seterusnya.
4. Puting yang gelap adalah tanda hamil anak laki-laki
Faktanya, perubahan warna puting ibu tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin anak yang dikandungnya. Warna yang semakin gelap disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon melanosit.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar