Kehamilan pada dasarnya menyebabkan banyak perubahan pada tubuh wanita, termasuk penurunan tekanan darah alias hipotensi. Namun, pada sebagian kasus tertentu, ibu hamil juga dapat mengalami kondisi hipotensi supine. Apa saja penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya?
Apa itu hipotensi supine?
Mudah lelah hingga mengalami tekanan darah rendah juga menjadi keluhan ibu hamil yang umum terjadi pada trimester pertama atau kedua.
Sering kali, kondisi hipotensi atau tekanan darah rendah pada wanita hamil tidak mengakibatkan masalah besar karena akan kembali normal setelah melahirkan.
Mengutip dari Mayo Clinic, hipotensi pada kehamilan terjadi karena sistem peredaran darah meningkat sehingga tekanan darah cenderung turun.
Namun, dalam kondisi kesehatan tertentu, ibu hamil juga dapat mengalami gangguan hipotensi supine yang mungkin bisa berbahaya bagi Anda dan janin dalam kandungan.
Supine adalah istilah medis saat Anda berbaring telentang. Jadi, hipotensi ini adalah penurunan tekanan darah sistolik hingga 30% saat ibu hamil berada dalam posisi telentang.
Jadi, dapat dikatakan bahwa kondisi ini bukan hanya sekadar penurunan darah alami akibat hormon kehamilan.
Gejala hipotensi supine
Umumnya, gejala hipotensi supine pada ibu hamil akan mulai terlihat pada rentang waktu 3 – 10 menit saat Anda tidur telentang. Berikut adalah beberapa gejalanya, seperti:
- kulit menjadi lebih pucat,
- denyut jantung melemah atau lebih lambat,
- tubuh mulai berkeringat,
- mual sekaligus pusing,
- tubuh menjadi lebih lemah, dan
- kesulitan bernapas.
Kemungkinan ada gejala atau tanda dari gangguan yang tidak disebutkan di atas. Maka dari itu, segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.
Penyebab hipotensi supine pada ibu hamil
Penyebab utama dari kondisi ini adalah karena adanya tekanan pada pembuluh darah seperti aorta atau yang memengaruhi aliran darah pada tubuh ibu.
Saat ibu berbaring telentang, bayi serta rahim menekan area perut serta tulang belakang. Tekanan ini juga dapat menekan dua pembuluh darah seperti aorta dan vena kava inferior.
Hal ini yang kemudian menjadi penyebab hipotensi supine pada ibu hamil karena jumlah darah yang dipompa melambat sekaligus menurun.
Dalam keadaan yang cukup berat, kondisi ini kemungkinan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran.
Hipotensi telentang biasanya terjadi mulai usia kehamilan trimester 2. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi pada wanita pada trimester 3.
Apa saja faktor risiko dari kondisi ini?
Berikut adalah hal yang meningkatkan risiko Anda mengalami hipotensi supine, yaitu:
- usia kehamilan lebih dari 20 minggu,
- posisi bayi dan rahim menekan pembuluh darah,DS
- memiliki air ketuban yang banyak,
- sedang menjalani kehamilan kembar,
- kelebihan berat badan atau obesitas,
- mempunyai penyakit jantung, serta
- memiliki sirkulasi pembuluh darah tidak cukup baik.
Walaupun penyebab utama serta faktor risiko dari hipotensi supine pada ibu hamil adalah adanya tekanan pada pembuluh darah, tidak semua wanita mengalaminya.
Komplikasi hipotensi supine
Tekanan pada pembuluh darah dalam kondisi hipotensi supine dapat mengakibatkan gangguan pada aliran darah.
Apabila aliran darah berkurang atau tersumbat terlalu lama, ini dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, seperti:
- pembengkakan pada tubuh bagian bawah,
- hemoroid,
- varises pada area kaki,
- risiko penyumbatan darah,
- kehilangan kesadaran,
- pertumbuhan bayi melambat, hingga
- plasenta kekurangan oksigen.
Tak hanya itu saja, hipotensi supine pada kondisi yang parah juga dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti stillbirth hingga kematian pada ibu.
Cara Mengatasi hipotensi supine
Hipotensi jenis ini biasanya tidak menimbulkan tanda atau gejala yang berat. Maka dari itu, perawatannya tergantung dari penyebab serta gejala yang cukup terasa.
1. Mengubah posisi tidur
Cara mengatasi kondisi ini adalah dengan menyesuaikan posisi tidur saat hamil. Saat tidur telentang dan merasakan gejala, segera ubah posisi tidur Anda.
American Pregnancy Association menyarankan ibu hamil tidur dalam posisi miring atau menyamping karena sirkulasi darah tidak terhambat.
2. Menjaga asupan cairan
Ibu perlu untuk minum lebih banyak air saat terasa lelah, pusing, hingga lemas. Air mineral dapat meningkatkan volume darah sekaligus mencegah terjadinya dehihdrasi.
Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter mengenai pengobatan, perawatan, hingga cara mengatasi hipotensi supine yang tepay untuk ibu hamil.
Pencegahan hipotensi supine
Pencegahan utama untuk kondisi ini adalah tidak terlalu sering tidur dalam posisi telentang. Berikut adalah tindakan pencegahan lainnya yang dapat ibu lakukan untuk menurunkan risiko hipotensi.
- Pada trimester kedua, hindari olahraga dengan gerakan tidur telentang.
- Menghindari tidur telentang pada siang maupun malam hari.
- Segera ubah posisi tidur apabila terbangun dalam posisi telentang.
Selain itu, penting bagi ibu untuk menghindari berdiri terlalu lama karena dapat juga dapat mengurangi aliran darah. Ini bisa mengakibatkan pusing, pingsan, hingga cedera karena jatuh.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]