Pernahkah Anda mendengar istilah hamil palsu? Ini merupakan istilah untuk wanita yang merasakan tanda-tanda kehamilan, tetapi kenyataannya sedang tidak hamil. Simak lebih dalam mengenai kehamilan palsu dalam pembahasan di bawah ini.
Apa itu hamil palsu?
Hamil palsu atau false pregnancy adalah suatu kondisi yang membuat seorang wanita percaya bahwa dirinya hamil, padahal tidak sama sekali.
Wanita tersebut bisa mengalami banyak tanda umum dari kehamilan, tetapi setelah diperiksa, tidak ada kehamilan yang sebenarnya.
Perlu dipahami bahwa kondisi yang dalam dunia medis disebut pseudocyesis ini tidak disebabkan oleh keguguran.
Pada keguguran, terdapat janin yang gagal berkembang. Sementara itu, wanita yang mengalami pseudocyesis tidak sedang mengandung janin.
Meski demikian, kondisi yang dianggap sebagai pertanda kehamilan bertahan cukup lama untuk membuat wanita tersebut dan orang-orang di sekitarnya percaya bahwa ia hamil.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Pseudocyesis adalah kondisi yang jarang terjadi. Dikutip dari Cleveland Clinic, diperkirakan ada satu hingga enam kasus hamil palsu dalam tiap 22.000 kelahiran. Kasus hamil palsu pada umumnya dialami oleh wanita yang berusia 16–39 tahun. Tanda dan gejala hamil palsu
Pseudocyesis kerap menyerupai kehamilan yang sesungguhnya, hanya saja tidak ada janin di dalam rahim. Ini membuat wanita yang mengalaminya benar-benar yakin bahwa ia sedang hamil.
Gejala fisik yang paling umum adalah perut buncit. Orang yang mengalami hamil palsu mungkin mendapati perutnya kian membesar seiring dengan perkembangan janin.
Pembesaran perut ini bukan disebabkan oleh adanya janin, melainkan penumpukan gas, lemak, feses, atau urine.
Setengah dari wanita yang mengalami fake pregnancy melaporkan bahwa mereka merasakan janin bergerak. Banyak juga yang merasakan tendangan janin walaupun sebenarnya tidak ada janin di dalam rahim.
Tanda dan gejala lain yang pada umumnya terjadi dalam kehamilan palsu antara lain:
- mual dan muntah (morning sickness),
- payudara terasa nyeri,
- perubahan payudara, misalnya ukurannya membesar dan area puting tampak lebih gelap,
- laktasi (payudara mengeluarkan air susu),
- nafsu makan meningkat,
- berat badan naik,
- pusar bodong atau mencuat keluar, serta
- perubahan organ reproduksi, misal rahim membesar dan leher rahim (serviks) melunak.
Penyebab hamil palsu
Penyebab kehamilan palsu memang belum diketahui secara pasti, tetapi ada dugaan bahwa akar dari pseudocyesis adalah masalah psikologis dan fisik.
Pada seseorang yang mengalami hamil palsu, mungkin kondisi psikologisnya yang mengelabui tubuhnya untuk “berpikir” bahwa kehamilan memang sedang terjadi.
Ketika seorang wanita merasakan keinginan atau bahkan ketakutan yang kuat akan kehamilan, otak bisa salah menafsirkan sinyal tersebut sebagai kehamilan.
Kondisi ini bisa menyebabkan pelepasan hormon, termasuk estrogen dan prolaktin, yang dapat menyebabkan gejala kehamilan yang sebenarnya.
Sejumlah penelitian juga menyatakan bahwa kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, pelecehan seksual, atau masalah hubungan mungkin memainkan peran dalam memicu pseudocyesis.
Diagnosis hamil palsu
Untuk menentukan apakah seorang wanita mengalami hamil palsu, umumnya dokter akan mengevaluasi dengan melakukan pemeriksaan panggul dan ultrasound (USG) pada perut.
Pada kasus hamil palsu, tidak akan ada wujud atau detak jantung janin yang terlihat pada USG.
Terkadang, dokter akan menemukan beberapa kondisi yang mirip dengan perubahan pada tubuh ibu hamil, contohnya rahim yang membesar dan melunak.
Wanita yang mengalami pseudocyesis kemungkinan merasa marah, kecewa, dan tidak percaya dengan hasil diagnosis dokter sehingga akan mencoba tes kehamilan di rumah.
Meskipun begitu, hasil dari test pack akan selalu negatif pada kasus ini, sebab tidak ada hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang diproduksi plasenta selama kehamilan.
Beberapa kondisi kesehatan bisa menunjukkan gejala yang sama seperti kehamilan, contohnya kehamilan ektopik, obesitas morbid, dan penyakit kanker tertentu.
Dokter dapat melakukan tes tambahan untuk mengesampingkan kondisi lain yang mungkin menjadi penyebab munculnya tanda-tanda kehamilan.
Penanganan hamil palsu
Langkah pertama dalam penanganan pseudocyesis yakni meyakinkan wanita yang mengalaminya bahwa mereka tidak hamil.
Dokter bisa membuktikan bahwa pasien benar-benar tidak hamil dengan menunjukkan hasil USG kehamilan.
Hamil palsu atau pseudocyesis ini biasanya tidak dianggap sebagai masalah fisik, melainkan psikologis. Tidak ada obat-obatan yang umum diresepkan untuk masalah ini.
Namun, bila wanita tersebut mengalami gejala yang spesifik, misalnya menstruasi yang tidak teratur, dokter mungkin saja meresepkan obat tertentu.
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) menyebutkan bahwa pseudocyesis termasuk gangguan mental yang disebut sebagai somatic symptom disorder.
Konseling dan terapi perilaku kognitif bisa dilakukan agar pasien dapat memahami kondisinya dan mengatasi faktor-faktor yang berpengaruh pada kemunculan gejalanya.
Dukungan keluarga dan lingkungan yang positif juga sangat penting selama proses pemulihan.
Kesimpulan
- Hamil palsu atau pseudocyesis adalah kondisi saat seorang wanita merasakan tanda kehamilan meski tidak ada janin di dalam rahimnya.
- Kondisi ini sering kali disebabkan oleh faktor psikologis yang mengelabui tubuh untuk “berpikir” bahwa kehamilan memang sedang terjadi.
- Gejala kehamilan palsu mirip gejala kehamilan yang sesungguhnya, seperti perut membesar, perubahan payudara, dan morning sickness, tetapi tanpa hadirnya sosok janin.
- Pendekatan psikologis, meliputi konseling, terapi kognitif perilaku, serta dukungan dari keluarga, berperan sangat penting dalam proses pemulihan.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]