backup og meta

Fetal Alcohol Syndrome (FAS)

Fetal Alcohol Syndrome (FAS)

Konsumsi minuman beralkohol saat hamil tentu berisiko bagi ibu dan janin. Salah satu bahaya yang perlu Anda waspadai adalah fetal alcohol syndrome atau FAS.

Kondisi ini bisa menimbulkan kelainan fisik dan masalah perilaku yang berlangsung sepanjang hidup anak Anda. Kenali lebih lanjut mengenai FAS dalam pembahasan di bawah ini.

Apa itu fetal alcohol syndrome?

Fetal alcohol syndrome (FAS) adalah serangkaian masalah kesehatan yang terjadi pada janin saat ibu hamil minum alkohol.

Paparan alkohol saat hamil ini menyebabkan gangguan pada perkembangan fisik, mental, dan perilaku bayi pada kemudian hari.

FAS adalah kondisi paling parah dari fetal alcohol spectrum disorder (FASD). Diperkirakan ada 7,7 kasus FASD dalam setiap 1.000 kelahiran hidup di seluruh dunia.

Orang dengan FAS bisa saja mengalami cacat fisik, gangguan mental, serta masalah kognitif (kemampuan berpikir, mengingat, dan mengolah informasi).

Meski kelainan janin yang terjadi bisa berbeda satu dengan lainnya, kerusakan akibat konsumsi alkohol saat hamil ini berlangsung seumur hidup dan tidak dapat disembuhkan.

Tanda dan gejala fetal alcohol syndrome

kelainan kongenital cacat bawaan pada bayi baru lahir

Tingkat keparahan FAS dapat bervariasi. Dikutip dari Mayo Clinic, gejala kondisi ini dapat mencakup kelainan fisik, masalah otak dan sistem saraf pusat, serta gangguan perilaku.

1. Kelainan fisik

Beberapa kelainan fisik yang mungkin dialami oleh bayi dengan FAS adalah sebagai berikut.

  • Fitur wajah yang khas, seperti mata kecil, tidak adanya lekukan di atas bibir (philtrum), bibir atas tipis, dan batang hidung rata.
  • Kelainan bentuk sendi, jari, lengan, dan tungkai.
  • Pertumbuhan fisik yang lambat sebelum dan sesudah lahir.
  • Lingkar kepala dan ukuran otak yang lebih kecil.
  • Kelainan pada jantung, ginjal, dan tulang.

2. Masalah otak dan sistem saraf

Paparan alkohol yang berefek pada otak dan sistem saraf bisa menimbulkan gejala berupa:

  • koordinasi dan keseimbangan tubuh yang buruk,
  • kemampuan berbicara dan komunikasi tertunda,
  • gangguan dalam mengikuti pelajaran,
  • daya ingat yang pendek dan buruk,
  • kesulitan fokus dan perhatian yang pendek,
  • sering merasa gelisah,
  • hiperaktif, serta
  • suasana hati yang berubah cepat.

3. Gangguan perilaku

Fetal alcohol syndrome juga dapat ditandai dengan gangguan sosial dan perilaku, meliputi:

  • ketidakmampuan untuk bergaul dengan orang lain,
  • masalah dalam menjalankan tugas,
  • kesulitan beradaptasi dengan perubahan,
  • kerap merasa bingung saat beralih dari tugas satu ke tugas lain,
  • manajemen waktu yang buruk, serta
  • kesusahan dalam merencanakan dan bekerja untuk tujuan tertentu.

Penyebab fetal alcohol syndrome

Konsumsi alkohol saat hamil berisiko menimbulkan fetal alcohol syndrome. Hal ini terlepas dari jenis minuman keras dan seberapa banyak alkohol yang ibu konsumsi.

Saat ibu hamil minum minuman keras, alkohol akan melewati aliran darah, kemudian masuk ke dalam aliran darah janin melalui plasenta dan tali pusat.

Konsentrasi alkohol dalam tubuh janin akan lebih tinggi daripada ibu hamil. Hal ini karena tubuh janin belum mampu memetabolisme alkohol sebaik yang tubuh orang dewasa lakukan.

Peningkatan konsentrasi alkohol inilah yang berpotensi menimbulkan bahaya seperti berikut ini.

  • Kekurangan oksigen dan zat gizi. Alkohol menyempitkan pembuluh darah sehingga aliran darah ke janin menjadi lebih lambat. Hal ini membuat tubuh janin tidak cukup mendapat asupan oksigen dan zat gizi yang diperlukan untuk perkembangannya.
  • Gangguan perkembangan otak. Alkohol mengganggu pembentukan dan komunikasi sel-sel otak. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen yang memengaruhi kemampuan belajar, memori, dan kognitif bayi.
  • Kelainan organ. Alkohol membunuh sel-sel yang menyusun organ janin sehingga bisa menyebabkan kelainan, termasuk pada jantung, ginjal, hingga struktur wajah.

Apakah makan tape bisa menyebabkan FAS?

Tape bisa mengandung alkohol dengan kadar sekitar 5% atau setara dengan alkohol satu gelas bir. Itu sebabnya, makan tape saat hamil mungkin berisiko menyebabkan fetal alcohol syndrome pada janin di dalam kandungan.

Faktor risiko fetal alcohol syndrome

Fetal alcohol syndrome sangat mungkin terjadi pada wanita yang memiliki kebiasaan minum alkohol. Perlu dipahami bahwa FAS dapat terjadi pada trimester kehamilan berapa pun.

Alkohol dapat membahayakan janin, bahkan sebelum tanda kehamilan muncul. Itu sebabnya, Anda perlu menghindari minum alkohol saat aktif berhubungan dan sedang merencanakan kehamilan.

Tidak ada jumlah alkohol yang aman untuk diminum saat hamil. Alkohol dalam jumlah berapa pun berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan yang berbahaya bagi janin.

Makin banyak Anda minum saat hamil, makin besar risikonya untuk janin di dalam kandungan.

Komplikasi fetal alcohol syndrome

usg fetomaternal

Kerusakan akibat fetal alcohol syndrome tidak hilang dan akan terjadi sepanjang hidup pengidapnya.

Seiring dengan bertambahnya usia, orang dengan FAS dapat mengalami efek sekunder yang memengaruhi perilaku dan interaksi pengidap dengan orang lain.

Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa komplikasi atau efek sekunder dari FAS.

  • Gangguan mental, seperti depresi dan attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD).
  • Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan.
  • Kesulitan untuk hidup mandiri.
  • Perilaku sosial yang tidak pantas dan melanggar hukum.
  • Masalah dalam menempuh pendidikan atau mempertahankan pekerjaan.
  • Kematian dini karena kecelakaan atau bunuh diri.

Diagnosis fetal alcohol syndrome

Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter bila Anda punya kebiasaan minum alkohol atau tidak sengaja mengonsumsi alkohol karena belum menyadari kehamilan.

Beri tahu dokter mengenai riwayat konsumsi alkohol Anda, baik itu waktu serta jumlah alkohol yang diminum, agar dokter dapat menentukan risiko FAS pada janin.

Sayangnya, fetal alcohol syndrome tidak dapat didiagnosis selama masa kehamilan. Tidak ada tes khusus untuk mendeteksi FAS saat bayi masih berada di dalam rahim.

Pada wanita yang memiliki riwayat konsumsi alkohol, dokter biasanya mencurigai FAS melalui pemeriksaan USG.

Pemeriksaan USG saat hamil bisa saja mendeteksi kelainan fitur wajah dan IUGR (intrauterine growth restriction) yang disebabkan oleh alkohol.

Untuk menegakkan diagnosis FAS, dokter tetap akan melakukan pemeriksaan fisik dan menilai gejala yang muncul setelah bayi dilahirkan.

Penanganan fetal alcohol syndrome

pemeriksaan kembung pada bayi

Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk mengatasi fetal alcohol syndrome. Kelainan fisik dan keterbatasan intelektual akan terus berlanjut hingga dewasa.

Meski begitu, masalah sosial, pendidikan, dan perilaku anak dengan FAS bisa membaik dengan beberapa penanganan berikut ini.

  • Konsumsi obat-obatan yang membantu mengatasi gejala depresi dan attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD).
  • Perawatan medis untuk menangani masalah fisik, seperti gangguan penglihatan atau kelainan jantung.
  • Pendampingan dan pendidikan khusus serta terapi wicara untuk mengatasi gangguan bicara dan komunikasi.
  • Terapi okupasi untuk mengatasi gangguan fisik dengan membantu pasien mengatasi hambatan dalam beraktivitas sehari-hari.
  • Terapi kelompok untuk meningkatkan keterampilan sosial.
  • Konseling dan dukungan psikologis bagi orangtua untuk meringankan masalah pada anak yang mengalami fetal alcohol syndrome.

Ibu yang sedang atau berencana hamil harus memahami bahwa setiap alkohol yang diminum dapat berdampak negatif pada perkembangan janin.

Dengan menghindari alkohol sepenuhnya ketika merencanakan dan selama kehamilan, Anda bisa melindungi bayi dari dampak serius akibat fetal alcohol syndrome.

Namun, bila Anda memiliki kecanduan alkohol dan sulit berhenti meminumnya, pastikan untuk meminta perawatan dari dokter bila Anda sedang berencana memiliki momongan.

Kesimpulan

  • Fetal alcohol syndrome (FAS) adalah serangkaian masalah kesehatan pada janin akibat konsumsi alkohol selama kehamilan.
  • FAS dapat menimbulkan gangguan pada perkembangan fisik, mental, dan perilaku bayi pada masa mendatang.
  • Cara terbaik untuk mencegah FAS yakni dengan menghindari alkohol bila Anda sedang hamil, berpikir mungkin hamil, atau sedang mencoba untuk hamil.
  • Meski tidak dapat disembuhkan, masalah akibat FAS dapat ditangani melalui perawatan medis, terapi khusus, dan dukungan psikologis, baik untuk anak dan orangtua.

[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Fetal alcohol spectrum disorders (FASDs). (2022). Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved March 20, 2024, from https://www.cdc.gov/ncbddd/fasd/facts.html

Fetal alcohol syndrome (FAS). (2020). Nemours KidsHealth. Retrieved March 20, 2024, from https://kidshealth.org/en/parents/fas.html

Fetal alcohol syndrome. (2018). Mayo Clinic. Retrieved March 20, 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fetal-alcohol-syndrome/symptoms-causes/syc-20352901

Fetal alcohol syndrome (FAS): Symptoms, causes & treatment. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved March 20, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15677-fetal-alcohol-syndrome

Fetal alcohol syndrome (FAS). (n.d.). American Academy of Child and Adolescent Psychiarty. Retrieved March 20, 2024, from https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Facts_for_Families/FFF-Guide/Fetal_Alcohol_Syndrome-134.aspx

Popova, S., Charness, M. E., Burd, L., Crawford, A., Hoyme, H. E., Mukherjee, R. A. S., Riley, E. P., & Elliott, E. J. (2023). Fetal alcohol spectrum disorders. Nature reviews. Disease primers, 9(1), 11. https://doi.org/10.1038/s41572-023-00420-x

Versi Terbaru

21/03/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Fakta medis diperiksa oleh Hello Sehat Medical Review Team

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Ini Alasan Minuman Beralkohol Tidak Boleh Dikonsumsi Sembarangan

11 Daftar Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil


Fakta medis diperiksa oleh

Hello Sehat Medical Review Team


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 21/03/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan