backup og meta
Kategori

2

Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Cara Melahirkan Bayi yang Meninggal dalam Kandungan

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 16 jam lalu

Cara Melahirkan Bayi yang Meninggal dalam Kandungan

Mengetahui bayi meninggal dalam kandungan terasa sangat menyakitkan. Buah hati yang telah dinanti-nantikan ternyata harus tiada sebelum sempat untuk terlahir ke dunia.

Dokter dan bidan akan melakukan beberapa cara untuk mengeluarkan bayi meninggal di dalam kandungan. Prosedur ini bertujuan untuk memastikan pemulihan ibu berlangsung optimal.

Mengapa bayi meninggal dalam kandungan?

Pada dunia medis, kondisi bayi meninggal dalam kandungan disebut stillbirth. Kondisi ini terjadi saat janin meninggal di dalam kandungan setelah usia kehamilan 20 minggu.

Kabar buruk ini mungkin membuat ibu kaget, bingung, frustrasi, serta tidak tahu apa yang harus diperbuat setelah mengetahuinya.

Namun, dokter dan bidan akan memberikan dukungan emosional dan prosedur yang diperlukan untuk mengeluarkan bayi meninggal dalam kandungan dengan aman.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada hampir 2 juta kasus stillbirth setiap tahunnya dengan lebih dari 40% kasus terjadi selama proses persalinan.

Secara umum, penyebab stillbirth bervariasi, baik itu dipengaruhi oleh kondisi ibu maupun janin. Berikut ini adalah penyebab umum bayi meninggal dalam kandungan atau setelah lahir.

  • Masalah pada plasenta. Plasenta yang tidak berfungsi dengan baik bisa menyebabkan kekurangan pasokan oksigen dan gizi pada janin di dalam kandungan.
  • Masalah pada tali pusat. Tali pusat yang keluar lebih dulu sebelum bayi keluar (prolaps tali pusar) bisa mengganggu suplai oksigen ke bayi yang belum bisa bernapas sendiri.
  • Kelainan genetik dan kromosom. Kelainan bawaan dan masalah kromosom pada bayi bisa menyebabkan stillbirth.
  • Infeksi. Infeksi tertentu pada ibu hamil, meliputi sitomegalovirus, rubella, listeriosis, dan toksoplasmosis, bisa menyebabkan kematian bayi dalam kandungan.
  • Komplikasi kehamilan. Masalah kesehatan pada ibu, termasuk preeklampsia, diabetes gestasional, dan obesitas, bisa meningkatkan risiko stillbirth.
  • Trauma fisik. Trauma dan cedera parah pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih bisa menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan.

Cara mengeluarkan bayi meninggal dalam kandungan

tanda bahaya persalinan

Saat mengetahui hal ini, bayi meninggal dalam kandungan harus segera dikeluarkan. Ibu harus mempersiapkan dirinya untuk menjalani proses melahirkan

Ibu diharapkan sudah mengikhlaskan dan masih memiliki tenaga untuk bisa melahirkan bayinya yang sudah meninggal untuk menghindari komplikasi serius yang mungkin terjadi.

Sejumlah cara mengeluarkan bayi meninggal di dalam kandungan di bawah ini dapat dilakukan, tergantung pada kondisi ibu dan usia kehamilan.

1. Induksi persalinan

Beberapa ibu siap untuk mendapatkan induksi persalinan pada saat itu juga guna merangsang kontraksi rahim sehingga ibu bisa cepat melahirkan dengan normal melalui vagina. 

Jika leher rahim atau serviks belum melebar, dokter akan memberikan obat prostaglandin pada vagina ibu untuk merangsang pelebaran leher rahim. 

Ibu mungkin juga diberikan infus oksitosin untuk merangsang kontraksi rahim. Umumnya, Anda membutuhkan waktu 6–12 jam untuk memulai persalinan setelah memperoleh induksi.

2. Persalinan alami

Cara mengeluarkan bayi meninggal dalam kandungan ini dapat dilakukan ketika usia kehamilan sudah cukup bulan atau mendekati cukup bulan.

Dikutip dari Cleveland Clinic, persalinan umumnya dapat dimulai secara alami dalam waktu dua minggu setelah bayi meninggal di dalam kandungan Anda.

Namun, bila ibu berpotensi mengalami infeksi akibat komplikasi kehamilan ini, dokter cenderung menyarankan untuk langsung mengeluarkan bayi dari dalam rahim.

3. Operasi caesar

Beberapa ibu mungkin disarankan untuk mengeluarkan bayinya lewat prosedur operasi caesar.

Prosedur ini pada umumnya disarankan, bila posisi bayi sungsang, bayi lebih besar dari ukuran panggul ibu, ibu mengalami kelainan plasenta, atau kehamilan kembar.

Operasi caesar dilakukan untuk menghindari komplikasi selama persalinan, seperti perdarahan.

4. Dilatasi dan kuretase

Selain dengan melahirkan normal atau operasi caesar, proses pengeluaran bayi lahir mati juga dapat dilakukan dengan prosedur dilatasi dan kuretase (D&C).

Dalam prosedur yang umum dikenal sebagai kuret ini, leher rahim akan diperlebar dan jaringan janin akan dikeluarkan dengan alat khusus.

Kuret biasanya dilakukan bila usia kehamilan masih dalam trimester kedua. Prosedur ini punya komplikasi lebih sedikit daripada induksi sebagai upaya untuk melahirkan normal.

Apakah melahirkan bayi lahir mati tetap sakit?

Melahirkan bayi lahir mati mirip dengan proses melahirkan bayi hidup. Anda dapat merasakan perdarahan, kram rahim, dan nyeri perineum setelah menjalani proses ini. Untuk membantu menghilangkan rasa sakit tersebut, dokter dapat meresepkan obat-obatan tertentu.

Hal-hal yang dirasakan setelah melahirkan bayi lahir mati

keguguran berulang

Setelah melahirkan bayi lahir mati, tubuh membutuhkan waktu untuk pemulihan. Anda mungkin perlu dirawat selama beberapa hari di rumah sakit.

Beberapa hari setelah melahirkan, payudara Anda dapat mengeluarkan ASI. Ini merupakan hal yang normal dan akan berhenti seiring dengan berjalannya waktu.

Menerima kehilangan buah hati tidak mudah. Namun, dukungan dari orang terdekat, utamanya suami, akan sangat membantu dalam mendukung proses pemulihan emosional.

Terimalah bantuan bila Anda membutuhkan. Jangan terlalu lama tenggelam di dalam kesedihan walau ini normal terjadi saat ibu baru saja kehilangan calon buah hatinya.

Beberapa ibu mungkin memiliki dorongan yang kuat untuk hamil lagi. Akan tetapi, konsultasikan dengan dokter untuk persiapan kehamilan yang lebih baik. 

Mengetahui penyebab kematian bayi dapat membantu Anda mengurangi peluang komplikasi ini terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.

Kesimpulan

  • Stillbirth atau kematian bayi dalam kandungan setelah 20 minggu adalah kejadian tragis yang membuat ibu merasa kaget, bingung, dan frustrasi.
  • Beberapa cara untuk mengeluarkan bayi meninggal dalam kandungan, meliputi induksi persalinan, persalinan alami, operasi caesar, serta dilatasi dan kuretase.
  • Setelah proses ini, ibu membutuhkan pemulihan fisik dan emosional sebelum berusaha untuk kehamilan berikutnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 16 jam lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan