backup og meta

Apakah Ibu Hamil Boleh Pakai Kutek? Ini Aturannya

Boleh atau tidakBahan yang perlu dihindariPertimbanganRisiko

Menggunakan kutek atau nail art untuk mempercantik penampilan bisa menjadi cara yang ampuh untuk meningkatkan rasa percaya diri, termasuk bagi ibu hamil. Namun, mengingat beberapa alat dan bahan perawatan kecantikan mungkin berbahaya bagi janin, apakah ibu hamil boleh pakai kutek? Simak jawabannya di sini.

Bolehkah ibu hamil boleh pakai kutek?

Ibu hamil boleh pakai kutek atau nail art, tetapi harus memperhatikan bahan kimia dalam kutek dan kebersihan peralatan perawatan kuku yang digunakan.

Sejauh ini, tidak ada larangan terkait penggunaan kutek pada ibu hamil. Asal dilakukan sesekali, perawatan dengan kutek, meni-pedi, dan nail art tergolong aman bagi ibu hamil.

Meski begitu, Ibu tetap harus berhati-hati dengan kandungan di dalam produk pewarna atau perawatan kuku. Pasalnya, ada beberapa bahan perawatan yang tidak aman untuk bumil.

Ibu juga perlu memperhatikan kebersihan alat kutek untuk meminimalkan risiko infeksi bakteri selama kehamilan.

[embed-health-tool-due-date]

Bahan kutek yang harus dihindari ibu hamil

hamil 8 bulan

Volatile organic compounds (VOC) merupakan kelompok bahan kimia yang cukup sering digunakan dalam produk untuk kuku, mulai dari cat dasar, cat kuku, hingga pembersihnya.

Padahal, Environmental Protection Agency (EPA) menyebutkan bahwa VOCs adalah kelompok senyawa yang memiliki sifat racun saat dihirup. Inilah yang dikhawatirkan berbahaya bagi ibu dan janin.

Perlu diingat bahwa bau suatu produk tidak selalu mengindikasikan keamanannya. Beberapa produk mungkin berbau menyengat, tetapi memiliki risiko kesehatan yang sangat kecil.

Sementara itu, produk lainnya mungkin tidak berbau, tetapi mengandung bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu, Ibu tidak bisa menilai keamanan produk dari baunya saja.

Sebagai acuan, berikut adalah bahan-bahan dalam produk pewarna dan perawatan kuku yang sebaiknya Ibu hindari.

1. Toluena

Hindari produk kutek yang mengandung toluena. Zat yang juga terkandung dalam bensin ini bisa menyebabkan pusing, mual, sakit kepala, hingga iritasi saluran pernapasan jika terhirup.

Paparan toluena dalam jangka panjang bisa menimbulkan gangguan saraf pusat dan organ vital lainnya, termasuk masalah reproduksi wanita.

2. Formaldehida

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa paparan formaldehida jangka panjang bisa mengganggu perkembangan janin, bahkan menyebabkan keguguran.

Formaldehida juga dinilai bersifat karsinogenik sehingga perlu dihindari selama kehamilan. Selain untuk bahan kecantikan kuku, formaldehida kerap digunakan untuk mengawetkan jaringan yang sudah mati di laboratorium.

3. Dibutyl phthalate (DBP)

Bahan kimia lainnya yang perlu dihindari saat ibu hamil ingin pakai kutek adalah dibutyl phthalate.

DBP yang menyerap ke kulit menimbulkan gangguan sistem endokrin yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan hormon.

Bukan hanya pada wanita, DBP berisiko menyebabkan gangguan reproduksi pada pria, termasuk menurunkan jumlah sperma.

Pertimbangan sebelum pakai kutek saat hamil

Setelah mendapatkan jawaban dari pertanyaan apakah ibu hamil boleh nail art, Ibu sebaiknya tetap memperhatikan beberapa hal berikut sebelum melakukan perawatan kuku.

1. Cari tahu proses pembersihan alat yang digunakan

cara mengeringkan kutek dengan cepat

Kunjungi salon lebih awal untuk mengamati proses pembersihan mereka, terutama pada alat yang digunakan. Jangan ragu menanyakan pihak salon mengenai prosedur pembersihan yang diterapkan.

Pembersihan alat kecantikan biasanya tidak cukup hanya dengan dicuci, tetapi juga dipanaskan agar lebih steril. Di rumah sakit, pembersihan alat bedah biasanya menggunakan autoklaf.

2. Punya ruangan dengan sirkulasi udara yang baik

Jika jumlahnya tidak terlalu banyak, beberapa jenis VOCs pada kutek sebenarnya dapat dengan mudah menguap sehingga tidak akan terhirup.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa Ibu berada di ruangan dengan ventilasi udara yang baik ketika akan melakukan perawatan kuku. Hindari melakukan nail art di ruangan yang sempit dan minim sirkulasi.

3. Hindari perawatan jika tangan atau kaki luka

Jika ingin melakukan perawatan manicure-pedicure, pastikan bahwa Ibu tidak memiliki goresan atau luka terbuka pada tangan dan kaki.

Pasalnya, luka padakulit bisa menjadi jalan bagi mikroorganisme untuk masuk ke dalam tubuh. Hal inilah yang nantinya bisa berujung pada infeksi.

4. Pakai kutek secara mandiri

Menggunakan cat kuku sendiri di rumah bisa menjadi pilihan tepat jika ibu hamil ragu dengan kebersihan dan keamanan bahan yang digunakan oleh salon kecantikan.

Cara ini memungkinkan Ibu untuk memilih merk kutek yang terbebas dari bahan kimia berbahaya. Pastikan untuk tetap melakukannya di ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.

Jika Ibu masih ragu dengan keamanan memakai kutek saat hamil, jangan ragu untuk menanyakannya pada dokter kandungan.

Risiko jika ibu hamil pakai kutek

Di samping risiko dari bahan kimia seperti yang sudah disebutkan di atas, Ibu perlu berhati-hati dengan risiko infeksi akibat peralatan kecantikan yang tidak steril.

Infeksi pada ibu hamil mungkin tidak langsung menunjukkan gejala saat Ibu melakukan nail art. Pasalnya, gejala infeksi sering kali baru muncul selang beberapa hari.

Berikut adalah beberapa jenis infeksi yang mungkin dialami ibu hamil dari pemakaian kutek yang tidak steril.

1. Infeksi bakteri

penyakit kuku paronikia paronychia

Jenis infeksi bakteri yang umum terjadi pada kuku adalah paronikia. Gejala awal kondisi ini adalah pembengkakan, kemerahan, atau panas di sekitar kuku tangan atau kaki. 

Paronikia biasanya diatasi dengan konsumsi antibiotik atau pembuatan sayatan pada daerah yang terinfeksi untuk mengeluarkan nanah di dalam kulit.

Ingat, penggunaan antibiotik saat hamil hanya boleh dilakukan setelah Ibu mendapat izin dokter.

Minum obat-obatan sembarangan saat hamil dikhawatirkan bisa menghambat tumbuh-kembang janin sehingga meningkatkan risiko bayi lahir cacat.

2. Infeksi jamur

Alat perawatan kuku yang tidak steril mungkin juga menyebabkan infeksi jamur, terutama pada kuku kaki.

Athlete’s foot adalah jenis infeksi yang paling sering terjadi pada kaki. Infeksi ini ditandai dengan kuku berwarna kuning seperti milik atlet. 

Infeksi jamur tidak bisa diatasi dengan antibiotik, melainkan obat antijamur. Ibu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui pilihan obat yang aman untuk bumil.

3. Infeksi virus

Contoh infeksi virus yang umum dialami ibu hamil adalah kutil. Infeksi ini ditandai dengan benjolan kecil yang keras pada permukaan kulit.

Kutil biasanya diatasi dengan obat obat oles atau salep. Meski banyak salep kutil yang dijual bebas tanpa resep, Ibu tetap harus berhati-hati saat menggunakannya.

Kesimpulan

  • Ibu hamil boleh pakai kutek atau nail art, tetapi harus memperhatikan bahan kimia dalam kutek dan kebersihan peralatan perawatan kuku yang digunakan.
  • Beberapa bahan kimia yang mungkin ada pada kutek dan harus dihindari adalah toluena, formaldehida, dan dibutyl phthalate.
  • Jika ingin manicure pedicure di salon, pastikan ruangannya memiliki ventilasi yang baik dan kebersihan alatnya terjaga. Ibu sebaiknya juga menghindari perawatan kuku saat memiliki luka pada kaki atau tangan.
  • Kebersihan alat perawatan kuku yang tidak terjaga dikhawatirkan bisa menyebabkan infeksi bakteri, jamur, hingga virus.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Clinic, C. (2020, January 29). How you can avoid an infection from a salon pedicure. Cleveland Clinic. Retrieved 15 May 2025, from https://health.clevelandclinic.org/how-you-can-avoid-an-infection-from-a-salon-pedicure/

Be safe when pampering yourself during pregnancy | Your pregnancy matters | UT southwestern Medical Center. (n.d.). UT Southwestern Medical Center | The #1 Hospital in DFW. Retrieved 15 May 2025, from https://utswmed.org/medblog/pregnancy-massages-safety/

What are volatile organic compounds (VOCs)? (2023, March 15). US EPA. Retrieved 15 May 2025, from https://www.epa.gov/indoor-air-quality-iaq/what-are-volatile-organic-compounds-vocs

A look at the effects of nail Polish on nail health and safety. (2019, November 21). Harvard Health. Retrieved 15 May 2025, from https://www.health.harvard.edu/blog/a-look-at-the-effects-of-nail-polish-on-nail-health-and-safety-2019112118231

Can I use nail Polish when pregnant? (n.d.). Poison Control. Retrieved 15 May 2025, from https://www.poison.org/articles/can-i-use-nail-polish-when-pregnant

About formaldehyde and reproductive health. (2024, September 4). Reproductive Health and The Workplace. Retrieved 15 May 2025, from https://www.cdc.gov/niosh/reproductive-health/prevention/formaldehyde.html

The Dirty Dozen: Dibutyl phthalate. (2022, April 20). David Suzuki Foundation. Retrieved 15 May 2025, from https://davidsuzuki.org/living-green/dirty-dozen-dibutyl-phthalate/

 

Versi Terbaru

22/05/2025

Ditulis oleh Indah Fitrah Yani

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Amankah Masturbasi Saat Hamil? Ini Manfaat dan Risikonya

Muncul Skin Tag pada Ibu Hamil, Bagaimana Cara Mengatasinya?


Ditinjau oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita · Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Diperbarui 22/05/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan