Beberapa orang menyebut plasenta sebagai “saudara” si jabang bayi selama berada di dalam kandungan. Ini karena plasenta memiliki fungsi untuk menemani, menjaga, dan melindungi janin.
Namun, fungsi plasenta sebenarnya tidak hanya itu. Organ ini mempunyai banyak fungsi untuk mendukung kelangsungan hidup dan perkembangan janin.
Apa fungsi plasenta?
Plasenta atau ari-ari adalah organ yang berkembang di dalam rahim selama masa kehamilan.
Organ ini menempel pada dinding rahim, baik itu di bagian atas atau samping, dan terhubung dengan tali pusar bayi.
Nantinya, plasenta perlu dikeluarkan setelah proses melahirkan. Jika Anda melahirkan normal, plasenta pada bayi ini akan dikeluarkan melalui vagina.
Namun, bila Anda melahirkan secara operasi caesar, dokter akan mengeluarkan plasenta dari rahim saat prosedur berlangsung.
Lalu, apa saja fungsi plasenta selama di dalam kandungan? Berikut ini adalah sejumlah fungsi ari-ari untuk kelangsungan hidup calon buah hati Anda.
1. Memberikan asupan gizi untuk janin
Apa pun yang ibu hamil makan adalah sumber asupan gizi utama untuk janin. Zat gizi yang ibu peroleh akan mengalir menuju pembuluh darah janin melalui plasenta dan tali pusar.
Inilah yang menjadi makanan bagi janin guna mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda untuk memperhatikan asupan gizi selama kehamilan.
2. Membantu bayi bernapas
Fungsi plasenta lainnya adalah membantu bayi bernapas di dalam kandungan. Hal ini dilakukan dengan menyalurkan oksigen dan karbon dioksida antara bayi dan ibu.
Sama seperti proses penyaluran zat gizi, oksigen juga disalurkan menuju pembuluh darah janin melalui plasenta dan tali pusar.
Karbon dioksida yang janin hasilkan pun ditransfer ke tubuh ibu melalui organ yang sama, tetapi tanpa pencampuran antara keduanya.
3. Menghasilkan hormon
Plasenta juga berfungsi sebagai kelenjar untuk menghasilkan hormon kehamilan, yakni human chorionic gonadotropin (hCG), progesteron, estrogen, dan human placental lactogen (HPL).
Hormon ini dapat membantu menjaga kesehatan ibu hamil dan janin, merangsang pertumbuhan rahim, hingga mengoptimalkan ketersediaan gizi untuk perkembangan janin.
Tidak hanya itu, hormon kehamilan tersebut bisa mencegah kontraksi rahim dan persalinan dini serta merangsang jaringan payudara untuk persiapan produksi ASI.
4. Melindungi janin dari infeksi
Janin mendapatkan antibodi melalui plasenta. Antibodi ini membantu memberikan perlindungan dari berbagai infeksi setelah bayi lahir hingga beberapa bulan awal kehidupannya.
Plasenta dapat melindungi janin dari infeksi saat berada di dalam kandungan. Apabila ibu hamil mengalami infeksi bakteri, plasenta membantu melindungi bayi dari infeksi bakteri tersebut.
Meski demikian, pada beberapa kasus infeksi virus yang serius, plasenta mungkin tidak mampu memberikan perlindungan yang efektif.
5. Menyaring zat berbahaya
Fungsi ari-ari bayi lainnya adalah menyaring zat berbahaya dan membuang zat buangan atau limbah yang sudah tidak diperlukan.
Melalui plasenta, zat-zat limbah ini diteruskan ke aliran darah ibu untuk kemudian dikeluarkan bersama dengan sisa metabolisme lainnya.
Gangguan plasenta yang umum terjadi
Fungsi plasenta bisa terganggu bila terdapat kelainan pada organ ini. Apabila fungsi plasenta terganggu, kehamilan dan janin di dalam kandungan Anda bisa terancam.
Berikut ini adalah beberapa kelainan plasenta yang umum terjadi.
1. Plasenta previa
Plasenta previa adalah kondisi ketika plasenta menutup sebagian atau seluruh serviks, yang menjadi jalan keluar untuk bayi saat lahir.
Hal ini bisa menyebabkan perdarahan vagina selama kehamilan atau saat proses persalinan.
2. Abruptio plasenta
Abruptio plasenta atau solusio plasenta adalah kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum melahirkan.
Hal ini bisa menyebabkan gangguan fungsi plasenta dalam menyalurkan zat gizi dan oksigen ke janin. Kondisi ini juga bisa memicu perdarahan hebat hingga persalinan prematur.
3. Plasenta akreta
Plasenta akreta terjadi saat plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim. Hal ini membuat sebagian atau seluruh plasenta sulit terlepas saat melahirkan.
Kelainan ini berisiko menyebabkan kehilangan banyak darah selama atau setelah melahirkan hingga bisa mengancam jiwa.
4. Insufisiensi plasenta
Kelainan ini terjadi ketika plasenta tidak berfungsi dengan baik selama kehamilan dan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin.
Insufisiensi plasenta bisa membuat bayi kekurangan oksigen dan gizi selama berada dalam kandungan.
5. Retensio plasenta
Retensio plasenta terjadi saat plasenta tidak kunjung keluar hingga 30 menit pascamelahirkan karena terhalang oleh serviks atau masih menempel pada rahim.
Kondisi ini berisiko menyebabkan infeksi parah atau kehilangan darah yang mengancam jiwa.
Cara menjaga kesehatan plasenta
Terdapat banyak faktor yang bisa memengaruhi kesehatan plasenta. Ini termasuk usia, tekanan darah, kondisi kantong dan air ketuban, serta riwayat medis masing-masing ibu hamil.
Untuk menjaga kesehatan plasenta, faktor-faktor ini perlu ibu hamil perhatikan. Mayo Clinic pun menyebutkan bahwa tidak semua kelainan plasenta bisa dicegah.
Meski begitu, ada beberapa cara yang dapat ibu terapkan untuk membantu menjaga kesehatan plasenta seperti berikut ini.
- Berhenti merokok dan minum alkohol saat hamil.
- Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dengan dokter kandungan.
- Selalu konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat, suplemen, atau menjalani terapi tertentu selama masa kehamilan.
- Mengontrol tekanan darah, terutama bila ibu hamil memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
- Berbicara dengan dokter sebelum memutuskan untuk memilih operasi caesar.
- Beri tahu dokter bila memiliki riwayat medis tertentu dan pernah mengalami masalah plasenta atau komplikasi kehamilan lainnya.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai hal ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan informasi terbaik.
Kesimpulan
- Fungsi plasenta untuk bayi di dalam kandungan, meliputi menyalurkan gizi dan oksigen, menghasilkan hormon kehamilan, serta melindungi janin dari infeksi berbahaya.
- Beberapa kelainan plasenta yang membahayakan kehamilan, termasuk plasenta previa, abruptio plasenta, plasenta akreta, insufisiensi plasenta, dan retensio plasenta.
- Menjaga kesehatan plasenta bisa ibu lakukan dengan memeriksakan kehamilan secara rutin dan mengelola kondisi medis, seperti tekanan darah tinggi.
[embed-health-tool-pregnancy-weight-gain]