Terkadang, plasenta juga mungkin berukuran terlalu kecil akibat tidak mampu berkembang cukup besar. Kondisi ini dapat terjadi pada kehamilan kembar.
Pada beberapa kasus, plasenta juga bisa mengalami kelainan bentuk atau tidak bisa menempel dengan baik pada dinding rahim.
Diagnosis insufisiensi plasenta
Untuk mendeteksi insufisiensi plasenta diperlukan pemeriksaan menyeluruh terhadap riwayat kesehatan dan fisik ibu hamil.
Belum ada pemeriksaan khusus yang dapat dilakukan. Namun, jika rahim tidak berkembang sesuai dengan usia kehamilan, USG kandungan akan dilakukan.
Kondisi ini biasanya bisa diketahui melalui USG doppler untuk mengukur jumlah darah yang mengalir di dalam pembuluh darah.
Umumnya, mengukur aliran darah dalam pembuluh darah rahim pada pemindaian doppler telah terbukti bisa mendeteksi IUGR dan preeklampsia yang cukup parah.
USG doppler mungkin perlu dilakukan secara rutin, terutama pada kehamilan dengan yang berisiko tinggi, untuk mendeteksi kondisi ini sedini mungkin.
Bila diperlukan, pemindaian lainnya, seperti MRI, juga bisa dilakukan ketika hasil pemeriksaan USG sulit dipastikan.
Pada pemeriksaan MRI, kondisi plasenta bisa mudah diketahui dari sinyal yang hilang di pembuluh darah yang seharusnya dilewati aliran darah yang cukup banyak, seperti pembuluh darah pada plasenta dan rahim.
Selain itu, MRI juga bisa menghasilkan gambar jaringan halus yang cukup detail.
Dengan begitu, kelainan pada plasenta, termasuk perdarahan dan kerusakan yang bisa meningkatkan risiko insufisiensi plasenta, juga bisa terdeteksi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar