Kanker dapat tumbuh dan berkembang di bagian tubuh mana pun, termasuk semua bagian usus. Kanker bisa menyebabkan sel-sel di sekitar jaringan yang terkena menjadi tidak terkendali. Yuk, kenali lebih dalam kanker yang menyerang sistem pencernaan ini pada ulasan berikut.
Berbagai gejala kanker usus menurut jenisnya
Usus memiliki banyak bagian dan kanker bisa tumbuh di bagian mana pun dari usus Anda. Ketika kanker berkembang, gejala tidak langsung dirasakan. Biasanya gejala baru terasa, ketika kanker sudah naik ke tahap lanjut.
Berikut ini berbagai gejala yang umumnya dirasakan berdasarkan jenis kanker usus yang menyerang, seperti:
1. Kanker usus kecil
Usus kecil (small intestine) bertanggung jawab untuk mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan yang Anda makan. Selain itu, organ ini juga berperan dan menjaga sistem kekebalan tubuh dengan melawan bakteri dan virus yang masuk ke tubuh Anda bersama makanan.
Menurut situs Mayo Clinic, gejala kanker usus kecil yang umumnya terjadi, meliputi:
- Sakit perut disertai dengan mual dan muntah
- Kulit, kuku, dan bagian putih mata menguning (jaundice)
- Tubuh lemah dan berat badan menurun tanpa sebab
- Mengalami BAB berdarah membuat feses memerah atau menghitam
- Kulit tubuh jadi memerah
2. Kanker usus besar
Usus besar adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan yang menyatu dengan rektum dan anus. Fungsi utama dari usus ini adalah menyerap air pada feses. Kanker pada awalnya dapat berwujud sebagai gumpalan kecil non-kanker (jinak) yang disebut sebagai polip di dalam usus besar.
Jenis kanker ini biasanya terjadi orang dewasa yang lebih tua, walaupun bisa juga menyerang orang dengan usia yang lebih muda. Bila kanker berkembang di usus besar, gejala yang mungkin terjadi meliputi:
- Kebiasaan buang air berubah, entah jadi lebih sering BAB (diare) atau lebih susah BAB (sembelit)
- BAB berdarah atau perdarahan di anus
- Perut sering kram, nyeri, atau kembung
- Badan lemas dan berat badan terus menurun tanpa penyebab yang jelas
3. Kanker kolorektal
Ketika kanker di usus besar menyebar sampai ke rektum, kondisi ini disebut dengan kanker kolorektal. Kanker kolorektal juga bisa dimulai sebaliknya, dari rektum dan menyebar ke usus, atau terjadi bersamaan.
Rektum atau rektal letaknya sangat dekat dengan usus besar. Rektum itu sendiri adalah saluran pembuangan terakhir yang mengangkut feses dari usus besar menuju anus. Beberapa gejala kanker kolorektal yang umum terjadi, meliputi:
- Sering diare atau sembelit
- BAB berdarah dan warna feses menghitam
- Perut sakit dan kembung
- Cepat kenyang walau hanya makan sedikit sehingga membuat berat badan menurun drastis
- Ada benjolan di perut ketika ditekan
- Mengalami kekurangan zat besi
Apa penyebab kanker usus?
Penyebab dari kanker sampai saat ini belum dapat dipastikan. Namun, perkembangan kanker diketahui dimulai dari terjadinya mutasi DNA dalam sel-sel tubuh yang sehat.
DNA berisi serangkaian informasi yang memberi tahu apa yang harus dilakukan oleh sel di usus. Sel-sel sehat umumnya berfungsi menjaga tubuh Anda bekerja normal. Namun, ketika DNA sel yang sehat jadi rusak akibat mutasi, sel-sel tersebut akan terus membelah secara ganas dan membentuk tumor.
Mutasi dari banyak gen berbeda biasanya diperlukan untuk sampai bisa menyebabkan kanker usus. Seiring waktu, sel-sel kanker dapat menyebar dan menghancurkan sel dan jaringan normal lain di dekatnya.
Meski penyebab utamanya belum diketahui, namun faktor risiko tertentu seperti genetik dan gaya hidup tidak sehat dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kanker.
Cara mendiagnosis kanker usus
Kanker hanya bisa didiagnosis oleh dokter dan dipastikan lewat serangkaian pemeriksaan medis. Pertama-tama dokter mungkin akan menanyakan gejala apa saja yang Anda alami, riwayat kesehatan Anda selama ini, serta riwayat medis dalam keluarga.
Jika Anda memang benar dicurigai terkena kanker usus, dokter akan menyarankan Anda melakukan serangkaian tes berikut:
1. Tes pemindaian
Tes ini dapat memperlihatkan gambaran bagian dalam usus Anda. Dengan begitu, dokter dapat melihat apakah benar ada kemunculan benjolan tumor yang dicurigai kanker atau tidak.
Pemindaian juga dapat sekaligus memberi tahu dokter apakah kanker telah menyebar. Jenis tesnya dapat termasuk sinar-X, CT scan, atau MRI.
2. Endoskopi
Dokter juga mungkin akan melakukan tes endoskopi untuk melihat bagian dalam kerongkongan, perut, dan usus Anda.
Untuk melakukan endoskopi dokter akan memasukkan endoskop, selang tipis seperti tabung yang memiliki cahaya dan kamera di ujungnya.
Anda akan diberikan obat untuk menenangkan tubuh Anda saat dimasukkan selang dalam prosedur ini.
3. Kolonoskopi
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan kolonoskop, sebuah selang fleksibel yang dilengkapi dengan senter, kamera, dan pisau bedah mikro untuk mengambil jaringan di usus.
Alat kolonoskopi akan dimasukkan melalui anus, lalu ke rektum, dan ke saluran usus. Di saat yang sama pula, dokter akan memompa karbondioksida agar gambar usus lebih jelas terlihat.
Selama skrining kolonoskopi, setiap pertumbuhan abnormal pada usus besar dan rektum akan dilihat. Apa ada pertumbuhan abnormal, itu juga bisa dihilangkan dengan alat yang ada di tabung kolonoskopi.
Saat menjalani tes ini, umumnya pasien akan diberikan obat sedasi yang bertujuan untuk menenangkan tubuh pasien.
4. Tes-tes lainnya
Jika dari ketiga tes di atas diagnosis kanker usus belum dapat ditegakkan, dokter selanjutnya dapat melakukan:
- Tes kimia darah.
- Tes fungsi hati.
- Tes darah okultisme untuk mendeteksi darah di feses Anda.
- Biopsi kelenjar getah bening, yaitu mengangkat sepotong kelenjar getah bening Anda untuk memeriksa sel-sel kanker.
- Laparotomi, yaitu operasi memotong dinding perut Anda untuk mencari tanda-tanda penyakit
Apa saja pengobatan kanker usus?
Untuk mengatasi kanker usus, umumnya dokter akan melakukan satu atau beberapa kombinasi pengobatan. Berikut adalah pilihannya:
1. Kolektomi
Pembedahan atau operasi untuk mengangkat sebagian atau seluruh usus besar, disebut sebagai kolektomi. Dokter bedah umumnya akan mengangkat bagian usus besar yang sudah mulai terkena kanker dan daerah sekitarnya.
Kelenjar getah bening di sekitarnya juga biasanya diangkat apabila ini adalah titik mula penyebaran kanker sampai ke usus. Nantinya, bagian usus yang sehat akan disambungkan kembali ke rektum atau melekat pada stoma, tergantung pada seberapa besar dokter mengangkat usus Anda.
Sebelumnya, perlu diketahui dulu bahwa saat melakukan operasi kanker, dokter akan membuat stoma. Stoma adalah lubang yang dibuat di dinding perut. Nantinya feses atau urin akan masuk ke dalam kantong stoma setelah menjalani operasi kanker usus.
2. Laparoskopi
Apabila kanker belum menyebar luas, dokter dapat mengangkat dan menghilangkan kanker dengan bedah laparoskopi.
Bedah ini dilakukan dengan cara menggunakan beberapa sayatan kecil di perut. Lalu, bagian usus yang terkena kanker akan diangkat.
3. Paliatif
Operasi paliatif dapat digunakan untuk mengobati kanker. Operasi ini bertujuan untuk meringankan gejala pada kasus kanker yang tidak dapat diobati. Operasi ini juga berguna untuk meredakan penyumbatan pada usus, mengatasi rasa sakit, perdarahan, dan gejala lainnya.
4. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan yang menggunakan bahan kimia alias obat. Obat kemoterapi akan mengganggu proses pembelahan sel dengan merusak protein atau DNA sel kanker.
Perawatan kemoterapi ini menargetkan setiap sel yang membelah dengan cepat, termasuk yang sehat. Sel-sel yang sehat biasanya dapat pulih dari kerusakan yang disebabkan oleh bahan kimia, tetapi sel-sel kanker tidak bisa.
Kemoterapi umumnya digunakan untuk mengobati kanker usus yang telah menyebar, Ini karena obat-obatan kemoterapi efeknya memang menyebar ke seluruh tubuh.
Pengobatan dapat dilakukan dalam beberapa siklus, sehingga butuh beberapa tahapan kemoterapi selama masa pengobatan.
Kemoterapi kanker usus dapat menyebabkan beberapa efek samping berikut:
- Rambut rontok
- Mual
- Kelelahan
- Muntah
Sebagian besar efek samping umumnya sembuh beberapa minggu setelah melakukan kemoterapi. Dokter juga akan melakukan kombinasi terapi kemoterapi dengan perawatan lain, tergantung dengan kondisi kanker Anda..
5. Radiasi
Terapi radiasi adalah pengobatan kanker yang tujuannya merusak dan membunuh sel-sel kanker. Radiasi ini memfokuskan sinar gamma berenergi tinggi.
Sinar gamma radioaktif dipancarkan dari logam seperti radium, atau dari sinar X berenergi tinggi. Radioterapi dapat digunakan sebagai pengobatan mandiri untuk mengecilkan tumor atau menghancurkan sel-sel kanker, atau bersamaan dengan perawatan kanker lainnya.
Perawatan radiasi kanker usus umumnya digunakan jika kanker rektum berada di stadium awal. Misalnya jika kanker telah menembus dinding rektum atau menyebar ke daerah lain di sekitarnya.
Efek samping terapi radiasi yang dapat terjadi antara lain:
- Kulit jadi lebih tipis, ringan menyerupai kulit terbakar atau sehabis berjemur
- Anda merasakan mual bahkan muntah
- Anda jadi mengalami diare
- Kelelahan
- Nafsu makan dan penurunan berat badan
Bagaimana cara mencegah kanker usus?
Kanker usus bisa terjadi pada siapa saja. Namun, tidak usah khawatir karena kanker cukup mudah diminimaliris risikonya atau bahkan dicegah dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat.
Berikut adalah beberapa cara mencegah kanker:
1. Rajin skrining kanker
Kanker bisa dicegah dengan cara rajin melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan ini fungsinya untuk mendeteksi adanya risiko kanker untuk bisa segera diobati.
Jika punya riwayat keluarga kanker disarankan untuk melakukan beberapa kali pemeriksaan dalam setahun.
2. Pertahankan berat badan yang sehat
Beberapa jenis kanker, termasuk kanker usus umumnya sering berisiko terjadi pada orang obesitas.
Coba mulai pola dan gaya hidup dengan makan sehat sembari berolahraga rutin. Ini dapat mencegah berat badan berlebih, menyehatkan tubuh, sekaligus mencegah dan dari risiko kanker.
3. Tidak merokok
Merokok adalah salah satu hal yang wajib dihindari apabila Anda tidak ingin terkena kanker. Racun di dalam rokok bersifat karsinogenik dapat merusak DNA di dalam tubuh. Selain meningkatkan risiko kanker usus, rokok penyakit serius seperti penyakit jantung, stroke dan emfisema.
4. Makan makanan sehat
Makan makanan sehat adalah salah satu cara mengurangi risiko kanker usus. Untuk itu Anda disarankan merekomendasikan diet rendah lemak dan kaya serat, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian untuk mengurangi risiko penyakit kanker.
Penting untuk menghindari alkohol dan makanan berdaging merah. Makan terlalu banyak daging sapi dan babi, terutama yang dibakar, meningkatkan risiko kanker. Selain itu, makan daging olahan seperti bacon, sosis, dan bologna juga terbukti dapat meningkatkan risiko kanker.
5. Olahraga
Olahraga juga merupakan cara hidup sehat yang dapat mengurangi risiko kanker usus. Olahraga dapat menjaga kesehatan tubuh dan mental secara keseluruhan. Tidak harus olahraga yang berat seperti angkat beban.
Olahraga ringan namun rutin seperti jalan cepat, bersepeda, menari, atau berenang dapat menjaga kesehatan tubuh dan terhindar dari penyakit kronis, termasuk kanker usus.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.