Kondisi ini bisa menyebabkan ginjal membengkak dan meregang. Hidronefrosis parah bisa merusak ginjal sehingga kehilangan seluruh fungsinya. Kondisi inilah yang disebut sebagai gagal ginjal.
3. Penggumpalan darah
Hampir sama seperti kanker lainnya, akibat lain dari kanker serviks adalah penggumpalan darah. Risikonya meningkat setelah menjalani kemoterapi dan istirahat pascaoperasi.
Selain itu, munculnya tumor yang besar dapat menekan pembuluh darah pada panggul. Hal inilah yang memperlambat aliran darah balik, dan akhirnya kanker serviks mengakibatkan komplikasi berupa penggumpalan di kaki.
Kondisi ini bisa berdampak sangat fatal jika gumpalan darah dari pembuluh darah pada kaki bergerak ke paru-paru dan menghalangi pasokan darah ke paru-paru. Kondisi ini disebut dengan emboli paru-paru.
Kondisi ini yang terjadi di kaki bisa ditangani dengan kombinasi obat-obatan pengencer darah, seperti heparin atau warfarin. Membalutkan stocking atau kain pembalut kaki juga dapat membantu memperlancar peredaran darah ke seluruh tubuh.
4. Perdarahan berlebih
Pendarahan berlebih bisa terjadi jika komplikasi akibat kanker serviks telah menyebar hingga ke vagina, usus, atau kandung kemih. Komplikasi akibat kanker serviks ini bisa muncul di rektum atau di vagina. Bisa juga terjadi pendarahan saat buang air kecil.
Pendarahan kecil bisa ditangani dengan obat bernama asam traneksamat. Obat ini dapat membantu darah untuk menggumpal sehingga menghentikan perdarahan. Radioterapi juga efektif dalam menghentikan pendarahan karena kanker.
5. Fistula
Fistula termasuk komplikasi akibat kanker serviks yang jarang terjadi. Biasanya, hanya dialami sekitar satu dari 50 kasus kanker serviks stadium lanjut.
Fistula adalah terbentuknya sambungan atau saluran abnormal antara dua bagian dari tubuh. Pada kasus kanker serviks, sambungan bisa terbentuk antara kandung kemih dan vagina.
Kondisi tersebut bisa mengakibatkan pengeluaran urine tanpa henti dari vagina. Terkadang, fistula bisa terjadi antara vagina dan rektum.
Biasanya diperlukan operasi untuk memperbaiki kondisi ini. Namun, prosedurnya sering kali tidak mungkin dilakukan pada wanita dengan kanker serviks stadium lanjut, karena kondisi pasien yang sudah sangat lemah.
6. Keputihan abnormal
Salah satu gejala kanker serviks yang mungkin muncul sebagai akibat dari kondisi tersebut adalah keputihan abnormal. Keputihan abnormal akibat kanker serviks bisa berbau tidak sedap dan berlebihan.
Keputihan yang keluar bisa muncul karena beberapa penyebab, seperti kerusakan pada jaringan sel-sel, kerusakan pada kandung kemih atau usus sehingga terjadi kebocoran, atau karena infeksi bakteri pada organ vagina.
Untuk mengatasi kondisi ini, Anda dapat menggunakan gel antibakteri yang mengandung metronidazole. Bisa juga dengan cara memakai baju yang mengandung zat arang (karbon). Karbon adalah senyawa kimia yang sangat efektif untuk menyerap bau yang tidak sedap.
Komplikasi kanker serviks akibat pengobatan

Ada serangkaian pengobatan yang ditujukan untuk mengobati kanker serviks yang Anda alami. Cara mengobati kanker serviks yang umumnya menjadi pilihan mulai dari operasi histerektomi, terapi radiasi, terapi target, kemoterapi, dan imunoterapi.
Meski dapat membantu meringankan keparahan kanker serviks, metode pengobatan tersebut berisiko menimbulkan satu atau lebih efek samping. Berikut beberapa akibat yang muncul karena pengobatan kanker serviks:
1. Menopause dini
Salah satu akibat yang ditimbulkan dari pengobatan kanker serviks adalah menopause dini. Menopause dini dapat terjadi jika rahim dan ovarium diangkat melalui operasi, atau bisa juga karena rahim dan ovarium rusak saat menjalani perawatan dengan radioterapi.
2. Penyempitan vagina
Salah satu akibat yang muncul karena radioterapi kanker serviks adalah penyempitan vagina. Kondisi ini dapat membuat hubungan seks sulit, bahkan terasa sangat menyakitkan. Namun, kondisi ini tidak serta membuat Anda menjadi tidak subur.
Untuk mencegah rasa sakit muncul, Anda dapat mengoleskan krim hormon pada vagina untuk meningkatkan kelembapan pada vagina, sehingga hubungan seks bisa menjadi lebih mudah. Selain itu, vaginal dilator juga dapat digunakan untuk mengatasinya.
3. Munculnya limfedema
Limfedema merupakan salah satu komplikasi yang mungkin muncul karena pengobatan kanker serviks. Limfedema adalah pembengkakan yang umumnya muncul pada tangan atau kaki karena sistem limfatik (getah bening) terhalang.
Sistem limfatik adalah bagian penting dari sistem kekebalan dan sistem sirkulasi tubuh. Jika nodus limfa diangkat dari panggul Anda, sistem limfatik mungkin tidak berfungsi dengan normal.
Padahal, salah satu fungsi sistem limfatik adalah membuang cairan berlebih dari dalam jaringan tubuh. Adanya gangguan pada proses ini dapat menyebabkan penumpukan cairan di jaringan tubuh, yang menyebabkan timbulnya pembengkakan.
Pada orang dengan kanker serviks, komplikasi ini biasanya terjadi pada bagian kaki. Untuk mengurangi pembengkakan yang terjadi, Anda bisa melakukan latihan dan teknik pemijatan khusus. Perban atau kain pembalut khusus juga bisa membantu untuk mengatasi komplikasi akibat pengobatan kanker serviks yang satu ini.
Agar Anda tak harus menghadapi kemungkinan komplikasi ataupun efek samping akibat pengobatan, Anda dianjurkan untuk melakukan upaya pencegahan kanker serviks.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar