backup og meta

Memahami Fungsi dan Prosedur USG Payudara untuk Mendeteksi Kanker Payudara

Memahami Fungsi dan Prosedur USG Payudara untuk Mendeteksi Kanker Payudara

Anda selama ini mungkin lebih familiar mendengar USG kandungan untuk memantau kehamilan. Namun, nyatanya USG juga bisa digunakan untuk mengecek kondisi payudara, yang disebut dengan USG mammae. Jenis USG ini kerap direkomendasikan untuk mendeteksi dini kanker payudara. Lantas, bagaimana prosedur ini dilakukan?

Apa itu USG payudara (USG mammae)?

USG (ultrasonografi) mammae adalah prosedur untuk memeriksa kondisi payudara dengan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasonik). Gelombang ultrasonik akan dipancarkan dari mesin khusus untuk menghasilkan gambaran detail dari jaringan dan struktur dalam payudara.

Melalui USG, masalah atau gangguan pada payudara dapat terdeteksi, termasuk kanker payudara. Dengan demikian, dokter dapat menentukan jenis pengobatan yang tepat.

USG mammae sering dilakukan setelah mamografi pada pemeriksaan kanker payudara. Namun, tes ini juga sering direkomendasikan bagi wanita yang tidak dapat melakukan mamografi karena paparan radiasi yang tinggi berbahaya bagi kondisinya.

Beberapa golongan wanita tersebut, yaitu yang berusia di bawah 25 tahun, sedang hamil, menyusui, atau menggunakan implan payudara silikon.

Apa fungsi atau kegunaan dari USG payudara?

USG mammae bisa dilakukan sebagai tes pencitraan pertama untuk mendeteksi adanya kemungkinan perubahan pada payudara, seperti benjolan atau gejala kanker payudara lainnya. Namun, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk memverifikasi hasil tes pencitraan lain, seperti MRI payudara atau mamografi.

Dilansir dari American Cancer Society, ultrasonografi biasanya dilakukan untuk mengecek benjolan payudara yang bisa dirasakan, tetapi tidak terlihat jelas pada mamografi.

Pemeriksaan ini pun sering dilakukan pada wanita dengan jaringan payudara yang padat. Pasalnya, jaringan abnormal atau benjolan pada payudara padat sulit terdeteksi melalui mamografi.

Selain itu, USG mammae juga dapat mencari tahu apakah benjolan yang ada di payudara berisi cairan (kista payudara) atau jaringan padat (tumor). Prosedur ini pun kerap digunakan untuk membantu dokter dalam melakukan biopsi payudara.

Persiapan sebelum USG mammae

Sebenarnya tidak ada persiapan khusus sebelum melakukan USG payudara. Namun, sebaiknya Anda memerhatikan hal di bawah ini untuk memudahkan selama pemeriksaan dan mendapat hasil yang optimal.

  • Jangan mengoleskan losion, krim, bubuk, atau produk skin care maupun riasan apapun ke area kulit payudara.
  • Lepaskan semua benda logam yang ada di tubuh, seperti perhiasan atau jam tangan.
  • Gunakan pakaian yang mudah dilepas atau kenakan pakaian yang memungkinkan dokter atau ahli radiologis dapat dengan mudah mencapai dada Anda tanpa perlu melepas semua baju, seperti kemeja kancing depan atau dengan ritsleting, bukan pakaian terusan seperti dress.

Proses pemeriksaan USG payudara

USG payudara biasanya berlangsung dalam 10-15 menit. Selama skrining, Anda akan diminta tidur berbaring dengan mengangkat lengan ke atas kepala untuk memudahkan jalannya pemeriksaan.

Setelah itu, dokter akan mengoleskan gel dingin bening ke kulit payudara secara merata. Gel ini membantu melancarkan pancaran gelombang suara untuk bergerak melewati jaringan payudara.

Dokter kemudian akan menggerakkan alat bernama transduser yang berbentuk seperti tongkat di atas payudara. Transduser akan mengirimkan gelombang suara dari mesin ke jaringan payudara dan merekam gambar jaringan yang dilewatinya.

Selain memindai payudara, dokter juga akan memeriksa area ketiak untuk mengecek apakah terdapat pembengkakan pada kelenjar getah bening di sekitar payudara.

Cara membaca hasil USG payudara

Gambar hasil USG payudara disebut dengan ultrasonogram. Hasil gambarnya akan tampak berwarna gradasi hitam dan putih. Adapun benjolan umumnya akan terlihat lebih gelap dari gambar yang ada.

Namun, keberadaan bulatan gelap pada ultrasonogram tidak selalu berarti bahwa Anda menderita kanker payudara. Sebagian besar benjolan yang ditemukan pada payudara bersifat jinak, seperti fibroadenoma, payudara fibrokistik, papiloma intraduktal, nekrosis lemak payudara, atau kista payudara.

Meski demikian, jika dokter meragukan hasil USG mammae Anda atau menemukan kondisi lainnya, Anda mungkin perlu menjalani tes lain. MRI dan biopsi kerap menjadi pilihan untuk memastikan apakah benjolan ini hanya tumor jinak atau justru kanker.

Adakah risiko USG payudara untuk kesehatan?

USG payudara termasuk prosedur yang aman dan minim efek samping bagi kesehatan. Tes ini pun sama sekali tidak menyebabkan rasa sakit, kecuali jika benjolan yang dimiliki memang terasa nyeri.

Namun, risiko bisa saja terjadi tergantung pada kondisi kesehatan Anda. Oleh karena itu, bila Anda merasakan gejala tertentu setelah menjalani USG, Anda mungkin perlu berkonsultasi ke dokter untuk memastikan penyebab tersebut.

Selain itu, kelancaran proses dan hasil akhir dari USG mammae ini pun akan sangat tergantung pada kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan. Meski demikian, dokter umumnya akan lebih dulu menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari prosedur ini sebelum mulai dilakukan.

Oleh karena itu, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau petugas medis sebelum menjadwalkan skrining USG. Tak perlu khawatir, karena dokter akan merekomendasikan perawatan yang terbaik sesuai kondisi Anda.

Apa kekurangan USG mammae dibanding prosedur lain?

Dengan segala kelebihannya, USG mammae memiliki beberapa keterbatasan, seperti:

  • Tidak bisa mengambil gambar keseluruhan payudara sekaligus.
  • Tidak bisa menggambarkan area yang terlalu dalam. Ultrasonografi hanya mampu menemukan benjolan yang masih ada di permukaan payudara, tetapi tidak dapat memperlihatkan kelainan atau benjolan di area yang lebih dalam.
  • Tidak menggantikan posisi mamografi sebagai tes pencitraan tahunan. Ultrasonografi adalah salah satu alat yang digunakan dalam pencitraan payudara, tetapi tidak dapat menggantikan mamografi tahunan karena banyak masalah pada payudara, termasuk kanker, yang sering tidak dapat dilihat oleh USG. Oleh karena itu, USG saja tidak cukup untuk mendeteksi dan mencegah kanker payudara pada masa depan.
  • Tes pemeriksaan lain umumnya disarankan untuk memastikan kondisi payudara Anda, seperti biopsi atau MRI payudara, meski hasilnya bukanlah kanker.
  • Tidak bisa menunjukkan mikrokalsifikasi. Mamografi dapat memperlihatkan tanda-tanda mikrokalsifikasi, tetapi USG mammae tidak. Padahal, mikrokalsifikasi kerap dicurigai sebagai cikal bakal sel kanker payudara.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

American Cancer Society. 2020. Breast Ultrasound. https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/screening-tests-and-early-detection/breast-ultrasound.html. Accessed July 14, 2020. 

Cancer Research UK. 2020. Breast ultrasound. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/breast-cancer/getting-diagnosed/tests-diagnose/breast-ultrasound. Accessed July 14, 2020.

Johns Hopkins Medicine. 2020. Breast Ultrasound. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/breast-ultrasound. Accessed July 14, 2020.

National Breast Cancer Foundation. 2020. Ultrasound. https://www.nationalbreastcancer.org/breast-ultrasound. Accessed July 14, 2020.

Radiology.org. 2020. Ultrasound – Breast. https://www.radiologyinfo.org/en/info.cfm?pg=breastus#overview. Accessed July 14, 2020.

Versi Terbaru

10/06/2022

Ditulis oleh Ihda Fadila

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Berbagai Penyebab Kanker Payudara dan Faktor Risikonya

4 Tahap Stadium Kanker Payudara dan Pengobatannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 10/06/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan