Kanker nasofaring adalah jenis penyakit kanker yang menyerang saluran napas yang terletak di atas tenggorokan dan belakang hidung. Area ini disebut juga dengan nasofaring. Berbagai metode pengobatan bisa dilakukan untuk menghentikan perkembangan kanker, meringankan gejala, atau meningkatkan kualitas hidup pasien. Kenali prosedur, manfaat, dan efek samping beberapa jenis pengobatan yang umum untuk kanker nasofaring.
Pilihan pengobatan untuk kanker nasofaring
Pengobatan yang dilakukan bisa berbeda-beda untuk setiap pasien, tergantung dari jenis dan stadium kanker nasofaring, efek samping obat, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Dokter biasanya akan mengombinasikan beberapa jenis pengobatan kanker. Dalam standar pengobatan kanker nasofaring, terapi radiasi biasanya didukung dengan kemoterapi atau penggunaan obat-obatan untuk mengatasi gejala.
Operasi bisa dilakukan untuk mengangkat kanker nasofaring yang kembali muncul setelah pengobatan selesai dilakukan.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah jenis-jenis pengobatan untuk kanker nasofaring.
1. Radioterapi
Radioterapi termasuk ke dalam pengobatan utama kanker nasofaring yang baru memasuki tahap perkembangan awal, yakni stadium 1 dan stadium 2. Pengobatan ini mengandalkan energi atau partikel X-ray untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Untuk mengatasi kanker nasofaring, radioterapi akan dilakukan pada bagian leher dan kelenjar getah bening yang ada di sekitarnya. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan kanker di kelenjar getah bening.
Sebagian besar tumor ganas yang berkembang di nasofaring cukup sensitif terhadap radiasi sehingga pengobatan ini cukup efektif.
Berdasarkan American Society of Clinical Oncology, terdapat beberapa metode terapi radiasi yang bisa dilakukan untuk mengobati kanker nasofaring.
External-beam radiation therapy (EBRT)
Jenis radioterapi yang paling sering digunakan untuk kanker nasofaring. Metode ini mampu melepaskan radiasi X-ray secara efektif pada sel kanker dan mengurangi kerusakan sel-sel sehat di sekitarnya.
Terapi proton
Merupakan jenis terapi EBRT, tapi bukan mengandalkan radiasi X-ray, melainkan memanfaatkan proton berenergi tinggi. Pada pengobatan kanker nasofaring, terapi ini biasanya dilakukan untuk menghilangkan sel-sel kanker nasofaring di sekitar leher dan kepala.
Brachytherapy
Jenis terapi radiasi internal yang menggunakan implan. Dokter akan melakukan pembedahan untuk memasang alat implan di dekat bagian tubuh yang terdampak kanker.
Alat tersebut dapat memancarkan radioaktif untuk menghancurkan sel-sel kanker yang berkembang. Pengobatan ini biasanya dilakukan untuk mengatasi kanker nasofaring yang kembali muncul setelah tumor awalnya berhasil dihancurkan.
Stereotactic radiosurgery
Dalam terapi ini, radiasi ditargetkan secara langsung pada tumor-tumor ganas tertentu. Umumnya, jenis radioterapi ini dilakukan untuk mengobati kanker nasofaring yang berada di sekitar leher dan tulang tengkorak.
Radioterapi yang dilakukan di sekitar leher, wajah, dan kepala bisa menimbulkan efek samping seperti pengeroposan gigi.
Efek samping lainnya bisa dialami secara jangka panjang selama pasien mengikuti terapi, beberapa di antaranya adalah:
- iritasi kulit di sekitar leher dan wajah,
- nyeri tulang,
- mual,
- kelelahan,
- sariawan,
- sakit tenggorokan, atau
- kesulitan menelan.
2. Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan obat-obatan antikanker yang bisa dimasukkan melalui injeksi intravena (infus) atau diminum secara langsung.
Cisplatin adalah jenis obat yang paling sering digunakan untuk mengatasi kanker nasofaring. Namun, penggunaan obat ini bisa dikombinasikan dengan beberapa obat lain saat melakukan terapi gabungan antara kemoterapi dan radioterapi.
Berikut ini beberapa jenis obat antikanker yang biasanya ikut diberikan dalam kemoterapi untuk kanker nasofaring.
- Carboplatin (Paraplatin®)
- Doxorubicin (Adriamycin®)
- Epirubicin (Ellence®)
- Paclitaxel (Taxol®)
- Docetaxel (Taxotere®)
- Gemcitabine (Gemzar®)
- Bleomycin
- Methotrexate
Dalam mengobati kanker nasofaring, kemoterapi bisa dilakukan dalam beberapa kondisi.
- Kemoterapi dilakukan bersamaan dengan radioterapi dalam pengobatan awal untuk kanker nasofaring stadium lanjut. Pengobatan gabungan ini disebut dengan kemoradiasi.
- Pengobatan kemoterapi bisa diberikan sebelum kemoradiasi untuk kanker nasofaring atau disebut dengan kemo induksi.
- Kemoterapi bisa dilakukan setelah terapi radiasi atau kemoradiasi.
- Penggunaan obat-obatan antikanker bisa menjadi perawatan untuk pasien dengan kondisi kanker nasofaring yang telah menyebar ke organ lain, seperti paru-paru dan tulang.
Obat-obatan dalam kemoterapi kanker nasofaring bisa menargetkan sel-sel yang membelah dengan cepat sehingga bisa menghancurkan sel kanker. Namun, sel-sel di sekitar rahang, usus, dan folikel rambut juga berkembang dengan cepat sehingga bisa terkena reaksi obat antikanker.
Hal tersebut menimbulkan efek samping kemoterapi seperti rambut rontok, sariawan, diare, mual, dan kelelahan. Untuk mengurangi efek samping, kemoterapi dilakukan dalam siklus waktu tertentu.
Periode pengobatan berlangsung 3-4 minggu, kemudian diikuti dengan periode istirahat di mana pasien berhenti mengonsumsi obat sehingga sel-sel sehat yang terdampak bisa kembali pulih.