Tidak hanya pada orang dewasa saja, kanker juga bisa menyerang bayi dan anak-anak. Salah satunya adalah neuroblastoma atau kanker yang berkembang di sel-sel saraf. Pahami gejala hingga cara mengobatinya sehingga peluang kesembuhan anak dapat meningkat.
Apa itu neuroblastoma?
Neuroblastoma adalah penyakit kanker yang berkembang pada neuroblast atau sel-sel saraf yang belum matang.
Jenis kanker ini paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun.
Kebanyakan penyakit kanker ini pertama kali timbul di area perut, yakni pada kelenjar adrenal atau ganglia saraf simpatik.
Sebagian lagi, muncul pertama kali pada ganglia simpatik dekat tulang belakang di area dada, leher, atau panggul.
Pada beberapa kasus, kanker yang menyerang sel-sel saraf ini tumbuh dan menyebar dengan cepat. Namun, ada juga sel kanker yang menyebar dengan cukup lambat.
Terkadang, sel kanker mati dan tumor menghilang dengan sendirinya. Namun, ada pula kanker yang membutuhkan perawatan khusus.
Seberapa umum kondisi ini terjadi?
Neuroblastoma menduduki peringkat ketiga kanker anak yang paling umum setelah leukemia dan retinoblastoma. Sekitar 4% anak di Indonesia mengidap penyakit kanker dan diperkirakan sekitar 12.000 kasus kanker baru muncul pada anak-anak setiap tahunnya. Tanda dan gejala neuroblastoma
Neuroblastoma bisa muncul di berbagai tempat di dalam tubuh. Sel-sel kanker ini melepaskan hormon yang mampu mempengaruhi organ dan jaringan tubuh di sekitarnya.
Adapun, tanda dan gejala kanker yang menyerang sel saraf ini adalah sebagai berikut.
- Benjolan atau pembengkakan pada perut yang tidak terasa sakit.
- Wajah, kaki, leher, atau dada bagian atas bengkak.
- Susah bernapas atau menelan makanan.
- Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.
- Buang air kecil atau besar yang bermasalah.
- Nyeri pada tulang.
- Muncul benjolan di bawah permukaan kulit yang tampak membiru.
- Kelopak mata terkulai dan pupil mengecil pada satu mata.
- Tidak mampu merasakan atau menggerakkan bagian tubuh tertentu.
- Mata tampak menonjol dan sekitarnya memar.
Setiap anak mungkin mengalami gejala yang berbeda. Gejala bergantung pada lokasi, ukuran, seberapa luas penyebaran, dan hormon yang timbul akibat adanya tumor.
Menurut American Cancer Society, neuroblastoma terkadang melepaskan hormon yang dapat memicu masalah pada bagian tubuh lain, meski kanker belum menyebar ke area tersebut.
Kondisi yang disebut sindrom paraneoplastik ini dapat menimbulkan gejala, seperti:
- diare terus-menerus,
- demam,
- tekanan darah tinggi,
- detak jantung cepat,
- tubuh berkeringat, serta
- kemerahan pada kulit.
Jika anak Anda menunjukkan tanda dan gejala kanker di atas, segera periksa ke dokter. Makin cepat ditangani dokter, maka akan makin baik kualitas hidup anak.
Penyebab neuroblastoma
Kanker umumnya berawal dari mutasi genetik yang memungkinkan sel normal dan sehat untuk terus tumbuh tanpa merespons sinyal untuk berhenti.
Dengan begitu, sel-sel ini terus tumbuh dan membelah tanpa kendali sehingga bisa menumpuk dan membentuk tumor.
Penyebab mutasi genetik yang mengarah pada neuroblastoma tidak diketahui pasti. Saat janin matang, neuroblast berubah jadi sel saraf dan sel yang membentuk kelenjar adrenal.
Dalam kebanyakan kasus, neuroblast akan matang atau menghilang. Namun pada kasus yang lain, sel ini membentuk tumor sehingga menjadi penyebab kanker.
Faktor risiko neuroblastoma
Menurut Mayo Clinic, anak-anak dengan riwayat keluarga neuroblastoma lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit ini. Namun, kasus seperti ini cukup jarang terjadi.
Pada kebanyakan kasus, baik penyebab dan faktor risiko kanker ini tidak diketahui secara pasti.
Komplikasi neuroblastoma
Neuroblastoma bisa menyebabkan komplikasi yang serius seperti berikut ini.
- Penyebaran kanker (metastasis). Sel kanker menyebar ke bagian lain tubuh, seperti kelenjar getah bening, sumsum tulang belakang, hati, kulit, dan tulang.
- Kompresi sumsum tulang belakang. Adanya tumor dapat menekan sumsum tulang belakang dan menyebabkan rasa nyeri dan kelumpuhan.
- Gejala sekresi tumor. Kanker akan mengeluarkan zat kimia tertentu yang mengiritasi jaringan normal lainnya serta menyebabkan tanda dan gejala yang disebut sindrom paraneoplastik.
Diagnosis neuroblastoma
Guna menegakkan diagnosis kanker ini, dokter akan meminta Anda menjalani serangkaian tes kesehatan seperti berikut.
- Melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda dan gejala yang anak-anak alami.
- Menjalani tes urine dan tes darah untuk memeriksa tingkat bahan kimia tertentu yang dihasilkan oleh sel kanker.
- Melakukan tes pencitraan, seperti ultrasound (USG), rontgen, atau MRI untuk melihat tumor, mengetahui ukuran, dan seberapa luas penyebarannya.
- Mengikuti biopsi untuk mendapatkan sampel jaringan dan mengujinya di laboratorium, termasuk sampel sumsum tulang belakang.
Pengobatan neuroblastoma
Berikut ini adalah beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati neuroblastoma.
1. Operasi
Ahli bedah akan mengangkat sel kanker di dalam tubuh. Perawatan ini menjadi pengobatan lini pertama untuk kasus kanker yang belum parah.
Namun, bila tumor menempel pada organ vital terdekat, seperti paru-paru atau sumsum tulang belakang, operasi kemungkinan tidak akan menjadi pilihan.
2. Kemoterapi
Perawatan dengan obat-obatan ini akan membunuh sel kanker. Sayangnya, obat ini juga bisa merusak sel-sel sehat sehingga bisa menimbulkan efek samping pada pasien kanker.
Anak-anak dengan neuroblastoma tingkat sedang sering menjalani kemoterapi terlebih dahulu sebelum operasi. Hal ini bertujuan untuk mengecilkan ukuran tumor.
3. Radioterapi
Terapi radiasi atau radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi, seperti sinar-X, untuk bisa menghancurkan sel kanker di dalam tubuh.
Pasien neuroblastoma tingkat rendah atau menengah akan menjalani radioterapi saat operasi dan kemoterapi tidak efektif.
Apabila kondisinya sudah parah, perawatan ini membantu mencegah kanker kembali kambuh.
4. Transplantasi sumsum tulang
Pengidap neuroblastoma tingkat tinggi umumnya harus menjalani transplantasi sel induk yang dikumpulkan dari sumsum tulang (transplantasi sel induk autologus).
Sebelum menjalani transplantasi sumsum tulang, pasien akan menjalani prosedur penyaringan dan pengumpulan sel punca dari darahnya.
Pasien akan melakukan kemoterapi dosis tinggi terlebih dahulu. Selanjutnya, barulah sel punca disuntikkan ke dalam tubuh pasien untuk membentuk sel darah baru yang sehat.
Tidak ada langkah pasti untuk bisa menurunkan risiko neuroblastoma pada bayi dan anak-anak.
Namun, tetap penting untuk orangtua memahami gejala kanker ini sedari dini sehingga peluang keberhasilan pengobatannya menjadi lebih tinggi.
Kesimpulan
- Neuroblastoma adalah kanker saraf yang menyerang bayi dan anak-anak yang berusia di bawah lima tahun.
- Gejala penyakit kanker ini bervariasi tergantung dari lokasi dan ukuran tumor, termasuk benjolan di perut, penurunan berat badan, dan masalah pernapasan
- .Meskipun tidak ada langkah pencegahan pasti, deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan anak.
[embed-health-tool-bmi]