Kandung kemih termasuk dalam sistem perkemihan (urinaria). Fungsinya sebagai tempat penyimpanan urine, yang bila sudah penuh akan dikeluarkan dari tubuh. Fungsinya ini bisa terganggu karena adanya masalah pada kandung kemih, seperti kanker. Agar sistem perkemihan bisa berfungsi dengan baik, pasien kanker kandung kemih perlu mendapatkan pengobatan segera. Lantas, bagaimana cara mengobati kanker kandung kemih?
Macam-macam pengobatan kanker kandung kemih
Adanya sel kanker pada kandung kemih bisa menimbulkan terbentuknya tumor. Akibatnya, orang dengan kondisi ini akan merasakan nyeri saat buang air kecil, nyeri pungung bawah, dan adanya darah pada urine (hematuria). Tanpa pengobatan, sel kanker bisa menyebar ke jaringan atau organ sekitar kandung kemih.
Guna mencegah keparahan gejala kanker kandung kemih, dokter biasanya akan merekomendasikan beberapa pengobatan berikut ini.
1. Operasi pengangkatan kanker
Prosedur pembedahan adalah perawatan umum untuk semua jenis kanker, termasuk pada kanker yang menyerang sistem perkemihan. Nah, ada pengobatan kanker ini ada beberapa teknik yang dokter rekomendasikan.
TURBT
Reseksi transurethral tumor kandung kemih (TURBT) menjadi perawatan lini pertama yang bertujuan untuk mengeluarkan sel kanker dan jaringan atau lapisan otot dinding kandung kemih.
Prosedur ini menggunakan resectoscope yang dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui uretra. Pada ujung alat terdapat kawat yang berfungsi mengangkat jaring mencurigakan atau tumor abnormal. Selama prosedur, dokter kemungkinan melakukan prosedur fulgurasi, yaitu penghancuran sel kanker menggunakan laser melalui resectoscope.
Efek samping dari pengobatan ini adalah rasa nyeri saat buang air kecil dan perdarahan. Pada beberapa kasus, dokter merekomendasikan TURBT berkali-kali, sehingga dapat meninggalkan bekas luka. Hal ini dapat membuat kandung kemih tidak bisa menampung urine seperti sebelumnya.
Sistektomi
Pengobatan kanker kandung kemih selanjutnya adalah sistektomi, yakni pengangkatan kandung kemih. Prosedur ini kemudian terbagi menjadi sistektomi parsial (pengangkatan kandung kemih sebagian) dan sistektomi radikal.
Umumnya dokter merekomendasikan sistektomi parsial pada kanker menyerang sebagian kecil lapisan otot dinding kandung kemih, sedangkan sistektomi radikal mengangkat sebagian besar atau seluruh kandung kemih menggunakan energi radiasi.
Bila Anda menjalani sistektomi radikal, itu artinya Anda perlu juga menjalani operasi rekonstruktif. Ahli bedah akan membuat tempat baru unruk menyimpan urine. Tidak hanya kandung kemih, jika kanker sudah menyebar maka mungkin saja dokter merekomendasikan pengangkatan organ pada area lain seperti prostat, vesikula seminalis, saluran tubuh, rahim, atau indung telur.
Risiko efek samping yang mungkin terjadi setelah operasi ini dilakukan meliputi perdarahan, infeksi, atau pembekuan darah pada kaki.
2. Intravesical therapy (terapi intravesika)
Pengobatan intravesical therapy untuk kanker kandung kemih biasanya dokter rekomendasikan setelah prosedur TURBT, dalam kurun waktu 6-24 jam setelahnya. Tujuannya, untuk membunuh sel kanker yang masih tertinggal dari pengobatan sebelumnya.
Pada pengobatan ini, dokter memasukkan cairan obat langsung ke kandung kemih melalui kateter lunak pada uretra. Namun, perlu Anda ketahui bahwa perawatan ini hanyan bisa membunuh sel kanker yang melapisi bagian kandung kemih. Jika berada pada luar dari bagian ini, pengobatan tidak memberikan efek. Itu artinya, obat tidak dapat mencapai sel kanker pada ginjal, ureter, atau uretra.
Ada dua jenis intravesical therapy sebagai cara mengobati kanker kandung kemih, seperti dilansir dari laman American Cancer Society.
Imunoterapi intravesica
Bertujuan untuk meningkatkan perlawanan sistem imun terhadapi kanker dengan BCG (Bacillus Calmette-Guerin). BCG sendiri adalah kuman yang menjadi penyebab TBC, yang dimasukkan ke dalam kandung kemih dengan kateter.
BCG akan bersentuhan dengan sel kanker yang kemudian mengundang sistem imun untuk melawan keduanya. Setelah penyuntikkan, pengidap kanker mungkin akan mengalami gejala yang mirip flu, seperti demam, badan pegal, atau kelelahan selama dua hingga tiga hari.
Kemoterapi
Pengobatan kanker kandung kemih ini sebenarnya sama dengan kemoterapi pada umumnya. Bedanya, bila masuk dalam kategori intravesika, obat kemoterapi dimasukkan langsung ke dalam kandung kemih melalui kateter, sedangkan kemoterapi umum bisa melalui konsumsi secara oral atau suntik langsung ke pembuluh darah.
Mitomycin adalah obat umum dokter gunakan untuk kemoterapi intravesical. Proses pengobatan ini bersamaan dengan pengiriman energi panas ke dalam kandung kemih, disebut sebagai terapi mitomycin elektromotif. Selain mitomycin, obat kemoterapi lain yang dokter gunakan untuk mengobati kanker ini adalah gemcitabine dan valrubicin.
Kemoterapi intrevesika dapat menimbulkan efek samping berupa iritasi, perdarahan pada urine, dan sensasi terbakar pada kandung kemih.
3. Radioterapi
Jenis pengobatan kanker kandung kemih ini mengandalkan energi radiasi untuk membunuh sel kanker. Biasanya, radioterapi menjadi pilihan jika pasien tidak bisa menjalani operasi maupun kemoterapi. Bisa juga sebagai perawatan pelengkap dari pengobatan sebelumnya agar tidak ada lagi sel kanker yang tersisa.
Pemilihan pengobatan berdasarkan stadium kanker kandung kemih
Ada berbagai cara pengobatan kanker kandung kemih. Namun, untuk memilih pengobatan yang tepat, dokter perlu mempertimbangkan banyak hal.
Pada stadium o, dokter akan merekomendasikan perawatan TURBT. Setelah beberapa minggu, prosedur BCG akan dokter rekomendasikan setiap 3 sampai 6 bulan secara berulang. Kemudian, tindak lanjut pengecekan perlu secara rutin. Tujuannya, untuk melihat apakah kanker kembali terbentuk atau tidak.
Kanker yang telah tumbuh ke lapisan jaringan ikat pada dinding kandung kemih, tapi belum mencapai otot (kanker kandung kemih stadium 2), biasanya akan melalui prosedur TURBT dengan furgulasi. Pengobatan kanker kandung kemih ini umumnya pada pertumbuhan kanker cukup lambat.
Sementara bila pertumbuhannya cepat, dokter mungkin akan memilih sistektomi. Pada orang yang tidak bisa menjalani sistektomi, terapi radiasi dan kemoterapi bisa menjadi pilihan.
Pada stadium 2, TURBT dan sistektomi menjadi pilihan pengobatan kanker. Namun pada beberapa kasus, dokter mungkin saja merekomendasikan TURBT sebanyak dua kali, kemudian berlanjut dengan radioterapi dan kemoterapi.
Stadium kanker kemih yang memasuki stadium 3, biasanya pengobatan TURBT lalu berlanjut dengan radikal sistektomi dan kemoterapi. Selanjutnya, jika memasuki stadium 4, dokter lebih merekomendasikan kemoterapi tanpa atau dengan radioterapi. Operasi tidak menjadi pengobatan pilihan utama karena sel kanker sudah menyebar ke banyak area.
[embed-health-tool-bmi]