Penyakit jantung dan stroke merupakan dua kondisi yang saling berkaitan. Keduanya memiliki penyebab yang serupa, tetapi dengan efek berbeda. Seperti apa hubungan antara kedua penyakit ini?
Hubungan penyakit jantung dan stroke
Penyakit jantung dan stroke adalah dua kondisi yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Keduanya memiliki beberapa kesamaan, mulai dari penyebab hingga faktor risiko.
Penyakit jantung dan stroke disebabkan oleh hambatan aliran darah
Penyakit jantung dan stroke disebabkan oleh kondisi yang sama, yaitu hambatan pada pembuluh darah sehingga darah tidak dapat mengalir menuju jantung. Perbedaannya ada pada organ yang terdampak.
Penyakit jantung terjadi ketika aliran darah menuju jantung terhambat. Secara umum, terhambatnya aliran darah menuju jantung disebabkan oleh penumpukan plak pada pembuluh arteri.
Plak tersebut berasal dari penumpukan kolesterol berlebih dalam tubuh. Saat plak kolesterol pecah, gumpalan darah akan menghambat aliran darah kaya oksigen menuju jantung
Apabila tidak segera ditangani, otot jantung akan rusak dan jantung akan mati. Kondisi inilah yang kemudian akan menyebabkan kematian.
Sementara itu, penyebab stroke, khususnya jenis iskemik, adalah terganggunya atau terhentinya aliran darah menuju otak. Ini terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluh arteri di otak.
Penyumbatan tersebut juga terjadi karena adanya penumpukan plak kolesterol. Ketika plak pecah, gumpalan tersebut menghambat aliran darah pada pembuluh darah otak.
Dari situ dapat dilihat jika penyakit jantung dan stroke disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh arteri. Perbedaan terdapat pada letak pembuluh arteri, yaitu menuju jantung atau otak.
Faktor risiko penyakit jantung dan stroke serupa
Faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke juga memiliki beberapa persamaan. Biasanya, kedua penyakit ini muncul sebagai akibat dari pola hidup tidak sehat.
Berikut beberapa faktor yang menyebabkan penyumbatan pada arteri sehingga meningkatkan risiko kedua penyakit ini.
Penyakit jantung meningkatkan risiko stroke
Beberapa penyakit dapat meningkatkan risiko Anda untuk terkena stroke, salah satunya penyakit jantung. Jenis penyakit jantung yang dimaksud antara lain:
Penyakit jantung koroner disebabkan oleh penumpukan plak pada pembuluh arteri. Ketika plak pecah, gumpalan tidak hanya menghambat aliran darah ke jantung, tetapi juga otak.
Selain itu, masalah katup jantung dan aritmia juga dapat menyebabkan penggumpalan darah. Jika gumpalan darah tersebut terbawa ke otak, kondisi ini dapat menyebabkan penyumbatan.
Metode FAST untuk mengidentifikasi gejala stroke
Banyak orang masih bingung membedakan gejala serangan jantung dan stroke. Jika Anda pun demikian, tidak ada salahnya mempelajari FAST.
FAST merupakan metode untuk mengenali gejala stroke yang dicanangkan oleh American Stroke Association. Berikut keterangannya.
- F (Face atau Wajah): saat sedang tersenyum, apakah salah satu sisi wajah terasa turun ke bawah atau “melorot”?
- A (Arms atau Lengan): bila Anda mengangkat kedua lengan, apakah salah satu lengan terkulai lemas dan jatuh ke bawah?
- S (Speech atau Bicara): apakah ucapan Anda tidak jelas, seperti cadel atau sengau? Apakah ada kesulitan saat bicara?
- T (Time atau Waktu): Sebaiknya segera hubungi 911 atau datangi UGD di pelayanan kesehatan terdekat jika Anda mengalami hal ini.
Dilihat dari gejala umum yang terangkum dalam metode FAST, tentu Anda bisa menemukan perbedaan cukup jelas antara gejala stroke dan serangan jantung.
Meski berbeda, keduanya merupakan kondisi kesehatan yang cukup serius. Hubungi dokter atau rumah sakit untuk segera mendapatkan penanganan serangan jantung ataupun stroke.
Jika Anda kebingungan dengan gejala tertentu, dokter atau tenaga kesehatan lainnya bisa membantu Anda mencari penyebabnya. Dengan begitu, pengobatan bisa dilakukan dengan tepat.
Tips mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke
Mencegah penyakit jantung dan stroke bisa dilakukan lewat tindakan sederhana. Berikut beberapa di antaranya. - Tidak merokok karena nikotin bisa menyumbat aliran darah ke jantung dan otak.
- Konsumsi makanan sehat dan bergizi, hindari makanan olahan (misal nugget dan sosis).
- Berolahraga secara rutin. Konsultasikan ke dokter untuk jenis olahraga yang tepat.
- Menjaga berat badan tetap ideal dengan aktif bergerak makan dalam porsi yang pas.
- Mengelola stres lewat teknik pernapasan dalam, yoga, atau meditasi.
- Pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin ke dokter.
[embed-health-tool-heart-rate]