backup og meta

Waspadai Efek Kolesterol Tinggi terhadap Mata

Waspadai Efek Kolesterol Tinggi terhadap Mata

Kolesterol tinggi menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang. Efeknya kerap dikaitkan dengan penyakit kronis seperti hipertensi dan penyakit jantung. Namun tahukah Anda, kolesterol tinggi juga dapat berdampak pada kesehatan mata Anda. Simak penjelasannya berikut ini.

Dampak kolesterol terhadap kesehatan mata

Masalah kelebihan kadar kolesterol di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut data dari Profil Penyakit Tidak Menular tahun 2016 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, terhitung ada sekitar 42% kasus kolesterol tinggi yang tercatat di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu).

Kolesterol sebenarnya memiliki peran penting dalam tubuh manusia. Kolesterol dibutuhkan dalam memproduksi hormon dan menjaga empedu untuk membantu tubuh agar bisa berfungsi dengan baik.

Sayangnya, kelebihan kolesterol terutama low density lipoprotein (LDL) akan menimbulkan banyak risiko yang berbahaya untuk kesehatan Anda. Seseorang dikatakan memiliki kolesterol yang tinggi bila kadar kolesterol totalnya mencapai 190 mg/dL atau lebih.

Penumpukan kolesterol dapat mempersempit pembuluh darah Anda. Ketika penumpukan kolesterol ini terjadi dalam pembuluh darah di area mata, maka dapat timbul berbagai gangguan pada penglihatan atau perubahan pada tampilan mata.

Inilah berbagai kondisi yang bisa muncul sebagai dampak komplikasi kolesterol tinggi pada mata.

1. Xanthelasma

Xanthelasma adalah kondisi di mana munculnya gumpalan berwarna kekuningan di sekitar kelopak mata. Gumpalan ini merupakan endapan lemak dari deposit kolesterol yang menumpuk di bawah kulit.

Kondisi ini adalah subtipe dari xanthoma yang paling umum. Xanthoma sendiri mengacu pada pengendapan kolesterol di berbagai area tubuh. Bisa dibilang, setengah dari pasien yang memiliki xanthelasma juga memiliki kadar kolesterol tinggi.

Gumpalan kuning yang muncul di kelopak mata umumnya tidak menyakitkan atau terasa gatal. Meski demikian, gumpalan dapat tetap bertahan meskipun Anda telah melakukan pengobatan untuk mengurangi kolesterol.

Bila pasien merasa tak nyaman atau terganggu dengan tampilannya, dokter bisa melakukan prosedur penghilang gumpalan melalui chemical peeling, operasi, laser, atau cryotherapy.

2. Oklusi pada arteri dan vena retina

Dikenal sebagai stroke di mata, kondisi ini merupakan penyumbatan kolesterol pada salah satu pembuluh darah yang memasok nutrisi ke retina, jaringan saraf peka cahaya yang melapisi bagian belakang mata.

Penyumbatan ini menyebabkan berkurangnya oksigen yang sampai ke sel-sel saraf pada retina, sehingga dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang drastis.

Berdasarkan letaknya, penyumbatan akibat komplikasi kolesterol tinggi pada mata ini terdiri dari empat jenis, yaitu:

  • Oklusi arteri retina sentral: penyumbatan pada arteri utama yang memasok darah dan oksigen ke mata,
  • Arteri retina cabang: penyumbatan pada satu arteri di perifer retina yang menyebabkan kehilangan penglihatan di sudut mata atau saat malam hari,
  • Oklusi vena retina sentral: penyumbatan pembuluh darah utama yang mengalirkan darah dari retina, dan
  • Oklusi vena retina cabang: penyumbatan pada cabang-cabang pembuluh vena.

3. Arcus senilis

Arcus senilis adalah kemunculan cincin putih atau abu-abu yang melingkar di sisi luar kornea. Sebenarnya, kondisi mata ini lebih umum terjadi pada orang-orang yang sudah lanjut usia.

Lain halnya bila arcus senilis muncul saat Anda masih berusia muda, bisa jadi ini adalah tanda bahwa Anda memiliki kadar kolesterol atau trigliserida yang tinggi. Pada orang-orang yang memiliki kelebihan lipid akibat turunan genetik, cincin mata ini biasanya muncul sebelum usia 45 tahun.

Arcus senilis disebabkan oleh timbunan lemak di tepi kornea. Serupa dengan xanthelasma, arcus senilis tidak mempengaruhi penglihatan dan biasanya juga tidak memerlukan pengobatan.

4. Glaukoma

Penyakit kerusakan pada saraf optik ini disebabkan oleh tekanan bola mata yang tinggi akibat adanya penumpukan cairan dalam mata. Cairan ini biasanya mengalir keluar melalui jaringan yang disebut trabecular meshwork pada sudut pertemuan iris dan kornea.

Bila cairan diproduksi secara berlebihan atau sistem drainase tidak berfungsi dengan baik, akibatnya cairan tidak dapat mengalir keluar dan mengalir ke seluruh bagian dalam mata Anda, menghilangkan penglihatan secara bertahap.

Penyakit ini cenderung diturunkan dari orang tua atau generasi sebelumnya. Namun ternyata kelebihan kolesterol juga bisa berisiko menimbulkan glaukoma di mata.

Pada sebuah studi yang diterbitkan oleh JAMA Ophthalmology tahun 2019, peneliti menemukan bahwa peningkatan kolesterol total sebanyak 20 poin dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami glaukoma sebanyak 7 persen. Risiko ini bisa berkurang dengan penggunaan obat penurun kolesterol.

5. Plak hollenhorst

Pada kasus yang jarang terjadi, kelebihan kolesterol dapat menimbulkan kemunculan plak hollenhorst pada mata.

Plak hollenhorst merupakan plak dari sepotong kolesterol atau fibrin yang terdapat pada arteri retina mata. Kemunculan plak ini tidak menimbulkan gejala, sehingga Anda mungkin tidak menyadari bahwa Anda memilikinya sampai plak ini menimbulkan penyumbatan.

Plak hollenhorst dapat menyumbat arteri dan menghalangi aliran darah ke mata. Akibatnya, hal ini dapat menyebabkan kematian jaringan dan berisiko terhadap kebutaan.

Sementara itu, bila gumpalan plak terlepas dan bergerak ke otak, maka plak dapat menyebabkan stroke yang tak hanya memengaruhi penglihatan tapi juga mengganggu kontrol motorik dan sensorik Anda.

Kapan harus periksa ke dokter?

Dampak komplikasi kolesterol pada mata dapat memengaruhi penglihatan Anda secara bertahap. Oleh karena itu, segera pergi ke dokter bila Anda mulai merasakan perubahan pada penglihatan Anda.

Penanganan lebih dini dapat mencegah kerusakan mata lebih lanjut. Nantinya dokter akan menentukan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi masalah pada mata maupun kolesterol Anda.

Bila yang muncul adalah xanthelasma atau arcus senilis, Anda mungkin tidak memerlukan pengobatan. Meski demikian, Anda tetap harus mendapatkan pengobatan atau melakukan kebiasaan yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Cholesterol and Your Eyes and Vision. (n.d.). SUNY College of Optometry. Retrieved 5 October 2021, from https://sunyopt.edu/cholesterol-and-your-eyes-and-vision/

Retinal Artery & Vein Occlusion. (n.d.). Temple Health. Retrieved 5 October 2021, from https://www.templehealth.org/services/conditions/retinal-artery-vein-occlusion

Arcus Senilis. (2021). Mayo Clinic. Retrieved 5 October 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-cholesterol/expert-answers/arcus-senilis/faq-20058306

Glaucoma. (2020). Mayo Clinic. Retrieved 5 October 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/glaucoma/symptoms-causes/syc-20372839

 

Versi Terbaru

19/08/2022

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Kolesterol LDL: Kadar Normal, Gejala Tinggi, Cara Mengontrol

Punya Kolesterol Tinggi, Apa Boleh Minum Alkohol?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 19/08/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan