
Sumbatan pada dinding pembuluh darah termasuk sampah-sampah seluler, sel darah (seperti trombosit dan leukosit), sel imun, kalsium dan yang paling banyak adalah lemak. Lemak yang tersangkut pada pembuluh darah yang rusak bisa membentuk plak atau kerak lemak. Semakin tebal kerak lemak, semakin sempitlah pembuluh darah.
Adanya plak atau kerak dalam tubuh, awalnya tidak menimbulkan gejala. Sampai batas ketebalan ±50% dari lebar pembuluh darah, lapisan kerak ini baru memunculkan gejala.
Gejala yang timbul tergantung dari organ yang mati. Perbedaan gejala juga tampak antara perempuan dan laki-laki. Pada perempuan, gejala sering tidak khas, sehingga biasanya berakibat lebih fatal. Kematian pada perempuan masih lebih tinggi ketimbang laki-laki.
Jika sudah menimbulkan gejala, umumnya pengidap endapan lemak pada pembuluh darah akan merasakan angina (nyeri dada) yang bisa menyebar hingga ke rahang dan lengan sebelah kiri, bersama dengan detak jantung tidak beraturan.
Akhirnya berbagai studi mempelajari bagaimana mengenali kelompok penyakit aterosklerosis lebih awal.. Pada penyakit jantung koroner misalnya, penilaian dini dapat menggunakan Framingham Risk Score (FRS) yang lazim digunakan di Amerika Serikat atau Systematic Coronary Risk Evaluation (SCORE) di Eropa.
Di Indonesia, kedua skoring bermanfaat mengenali penyakit aterosklerosis pada kelompok berisiko namun tanpa gejala. Namun, keterbatasan komponen penilaian menyebabkan skoring ini belum mampu mencegah penyakit secara sempurna. Kecacatan dan kematian akibat penyakit jantung koroner dan stroke masih saja tinggi.
Pemeriksaan medis untuk mengecek endapan lemak
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar