backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Retinopati Hipertensi, Dapat Menimbulkan Gangguan Penglihatan Hingga Kebutaan

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 22/09/2020

    Retinopati Hipertensi, Dapat Menimbulkan Gangguan Penglihatan Hingga Kebutaan

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa menyebabkan komplikasi berupa gangguan kesehatan pada berbagai organ tubuh. Selain pada jantung, otak, dan ginjal, hipertensi juga dapat menyebabkan gangguan pada mata, mulai dari gangguan penglihatan, bahkan kebutaan. Kondisi ini dikenal dengan nama retinopati hipertensi.

    Bagaimana retinopati hipertensi bisa terjadi ?

    Retina merupakan lapisan jaringan di bagian belakang mata yang berfungsi sebagai penangkap atau reseptor cahaya. Lapisan ini mengubah cahaya dan gambar yang masuk ke mata menjadi sinyal saraf yang dikirim ke otak, sehingga Anda bisa melihat.

    Saat tekanan darah Anda tinggi, dinding pembuluh darah arteri di retina menjadi tebal dan menyempit sehingga aliran darah ke lapisan jaringan ini menjadi terbatas. Seiring berjalannya waktu, kerusakan pembuluh darah retina akibat hipertensi ini akan merusak saraf penglihatan.

    Pada kondisi ini, retinopati hipertensi yang Anda alami bisa menyebabkan masalah penglihatan, bahkan hingga kebutaan.

    Apa penyebab dan faktor risiko retinopati hipertensi?

    mata malas menyebabkan kebutaan

    Umumnya, retinopati hipertensi bisa terjadi bila tekanan darah Anda terus menerus tinggi, yang melebihi angka 140/90 mmHg. Makin tinggi tekanan darah dan makin lama Anda mengalami kondisi tersebut, maka lebih besar kemungkinan Anda untuk mengalami kerusakan yang berat pada mata.

    Kondisi hipertensi yang berkepanjangan, baik jenis hipertensi esensial atau sekunder, bisa terjadi bila Anda tidak mengontrol tekanan darah Anda dengan baik. Adapun kondisi ini umumnya terjadi bila Anda tidak menerapkan gaya hidup sehat secara konsisten, seperti merokok, mengonsumsi garam dan alkohol berlebihan, stres, dan kurang gerak, atau tidak mengonsumsi obat darah tinggi sesuai dengan ketentuan dokter.

    Namun, American Academy of Ophthalmology menyebut, faktor genetik atau keturunan sangat berperan pada retinopati hipertensi. Pasalnya, kasus ini lebih sering ditemukan pada seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit yang sama.

    Selain yang disebutkan di atas, beberapa kondisi di bawah ini juga terkait dengan penyebab hipertensi, yang juga berisiko menyebabkan retinopati hipertensi, seperti:

    • Memiliki penyakit jantung.
    • Memiliki penyakit ginjal.
    • Mengalami aterosklerosis.
    • Mengidap diabetes.
    • Memiliki kadar kolesterol tinggi.
    • Mengalami obesitas atau berat badan berlebih.

    Apa saja gejala retinopati hipertensi?

    Tekanan darah tinggi umumnya tidak menimbulkan gejala tertentu. Sama halnya dengan tekanan darah tinggi, retinopati hipertensi pun umumnya tidak menimbulkan gejala, kecuali kondisi yang Anda alami sudah parah. Tanda dan gejala yang mungkin timbul antara lain:

    • Penurunan penglihatan.
    • Mata bengkak.
    • Sakit kepala.
    • Penglihatan ganda.

    Selain yang disebutkan di atas, hipertensi juga bisa menyebabkan kebutaan jika sudah semakin parah. Bila Anda merasakan gejala-gejala tersebut, sebaiknya Anda segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

    Tanda-Tanda dan Gejala Hipertensi yang Harus Diwaspadai

    Bagaimana mendeteksi retinopati hipertensi?

    Diagnosa retinopati hipertensi umumnya didasarkan pada dua hal, yaitu pemeriksaan hipertensi sistemik serta pemeriksaan retina oleh dokter spesialis mata. Pada hipertensi sistemik, dokter umumnya akan mengecek tekanan darah Anda.

    Selanjutnya, dokter mata akan mendeteksi retinopati dengan menggunakan oftalmoskop, yaitu sebuah alat yang memproyeksi cahaya untuk memeriksa bagian belakang bola mata. Dengan alat ini, dokter akan mencari tanda dari retinopati, meliputi:

  • Penyempitan pembuluh darah.
  • Bercak-bercak pada retina atau disebut “cotton wool spots”.
  • Pembengkakan pada makula (bagian sentral pada retina) dan saraf optik.
  • Perdarahan di bagian belakang mata.
  • Dengan pemeriksaan ini pun, dokter akan menentukan tingkat keparahan retinopati hipertensi yang Anda alami. Berdasarkan klasifikasi Keith-Wagener, tingkat keparahan ini terbagi ke dalam empat skala, meliputi:

    • Grade 1

    Ditandai dengan penyempitan arteri di bagian retina yang ringan. Pada kondisi ini, umumnya seseorang belum merasakan gejala apapun.

    • Grade 2

    Adanya penyempitan arteri retina yang lebih parah disertai dengan tekanan darah yang lebih tinggi.

    • Grade 3

    Ditandai dengan adanya bercak, perdarahan, dan pembengkakan pada retina. Pada kondisi ini, tekanan darah lebih tinggi dan umumnya sudah ada gejala yang muncul, seperti sakit kepala.

    • Grade 4

    Skala ini umumnya sama dengan grade 3, tetapi dengan kondisi yang lebih parah. Pada kondisi ini, sudah ada pembengkakan saraf optik dan makula. Pembengkakan ini menyebabkan penurunan penglihatan.

    Selain tes dengan oftalmoskop, Anda mungkin perlu tes lainnya untuk memeriksa pembuluh darah Anda. Salah satu tes yang mungkin, yaitu  fluorescein angiography (angiografi mata).

    Tes ini dilakukan untuk melihat aliran darah di retina dan koroid Anda. Prosedur tes ini dilakukan dengan menyuntikkan pewarna khusus ke aliran darah Anda dan kamera akan mengambil gambar saat pewarna melewati pembuluh darah di balik bola mata.

    Apakah retinopati hipertensi bisa diobati?

    mencegah hipertensi pada anak mencegah hipertensi anak

    Sama dengan tekanan darah tinggi sistemik, pengobatan yang efektif untuk menangani retinopati hipertensi adalah menurunkan tekanan darah Anda melalui perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dan konsumsi obat darah tinggi secara teratur.

    Dalam menerapkan gaya hidup sehat, Anda perlu mengonsumsi makanan tinggi kalium dan serat, seperti buah-buahan dan sayuran, serta mengurangi asupan garam melalui panduan diet DASH. Selain itu, Anda pun perlu berolahraga secara rutin dan teratur, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, serta mengelola stres.

    Selain menerapkan gaya hidup sehat, dokter pun mungkin akan memberikan obat darah tinggi untuk menurunkan tekanan darah Anda. Beberapa obat darah tinggi yang biasa diberikan, yaitu diuretik, beta blocker, ACE inhibitor, calcium channel blocker, atau  angiotensin receptor antagonist.

    Namun, pada kasus retinopati hipertensi yang parah, dokter mungkin akan memberikan obat melalui intravena atau infus. Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai obat yang tepat sesuai dengan kondisi Anda.

    Apakah retinopati hipertensi dapat dicegah?

    Kondisi retinopati hipertensi masih bisa dicegah, meski Anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Untuk mencegah kondisi ini, Anda perlu menjaga tekanan darah dalam batasan normal dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti yang dijelaskan di atas.

    Anda pun perlu mengonsumsi obat darah tinggi secara teratur, sesuai ketentuan yang dokter berikan. Selain itu, kontrol rutin ke dokter juga perlu dilakukan untuk mencegah hipertensi Anda semakin parah.

    Pencegahan retinopati hipertensi ini sangat penting dilakukan. Pasalnya, kondisi retinopati yang sudah parah dapat menimbulkan komplikasi hipertensi lainnya, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, atau stroke.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 22/09/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan