Infeksi virus Epstein-Barr dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami mononukleosis dan beberapa penyakit serius lainnya.
Simak pembahasan berikut untuk memahami penularan, gejala, cara mengobati, dan pencegahan penyakit infeksi ini.
Apa itu virus Epstein-Barr?
Virus Epstein-Barr (EBV) yang juga dikenal sebagai human herpesvirus 4 adalah anggota dari virus herpes yang sangat umum menyerang manusia di seluruh dunia.
Jenis virus yang pada umumnya ditularkan melalui air liur ini paling dikenal sebagai penyebab mononukleosis atau penyakit mono.
Sebagian besar kasus infeksi mononukleosis yang menyerang anak-anak menimbulkan gejala ringan yang menyerupai pilek.
Akan tetapi, remaja atau orang dewasa yang terinfeksi EBV biasanya mengalami gejala berupa demam, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Setelah menginfeksi, EBV akan tetap berada dalam tubuh manusia seumur hidup. Hal ini mungkin berisiko menyebabkan komplikasi yang ringan hingga serius.
Seberapa umumkah infeksi virus Epstein-Barr?
Tanda dan gejala infeksi virus Epstein-Barr
Umumnya, infeksi EBV pada masa kanak-kanak tidak menimbulkan gejala. Infeksi ini mungkin hanya menimbulkan gejala ringan, mirip seperti pilek atau flu.
Sementara itu, remaja atau orang dewasa yang terinfeksi virus Epstein-Barr mungkin bisa merasakan tanda dan gejala yang lebih berat, meliputi:
- radang tenggorokan,
- sangat lelah,
- sakit kepala,
- demam,
- ruam pada kulit,
- pembesaran limpa dan hati, serta
- pembengkakan kelenjar getah bening pada leher dan ketiak.
Gejala yang dialami oleh remaja dan orang dewasa bisa berlangsung selama 2–4 minggu. Akan tetapi, kelelahan mungkin bertahan dalam hitungan minggu dan bahkan bulan.