Herpes selama ini dikenal sebagai penyakit kulit, seperti herpes genital dan oral atau herpes zoster (cacar api). Padahal, kelompok virus herpes bisa menyebabkan berbagai penyakit menular lain, seperti cacar air, demam kelenjar, dan sarkoma kaposi. Penyakit herpes yang menyerang kulit memiliki ciri-ciri berupa lenting kemerahan yang terasa gatal. Penyakit herpes lainnya menunjukan gejala yang berbeda. Simak perbedaan gejala masing-masing penyakit yang disebabkan kelompok virus herpes ini.
Gejala herpes oral (labialis)
Penyakit herpes oral atau mulut disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HHV-1). Penularan virus ini dapat terjadi melalui kontak oral, seperti mulut dengan mulut, atau menggunakan peralatan makan dan lipstik yang sama dengan penderita.
Gejalanya berupa ruam kemerahan yang nantinya berubah menjadi lenting, yaitu bintik-bintik merah yang melepuh dan terisi cairan. Lenting yang muncul akibat infeksi HSV 1 paling sering ditemukan di sekitar mulut dan wajah.
Berikut ini merupakan gejala umum dari herpes oral:
- Sensasi gatal dan terbakar di kulit selama beberapa hari
- Luka kering atau terbuka yang paling sering muncul di sekitar bibir dan wajah
- Demam
- Nyeri otot dan sendi
- Pembengkakan kelenjar di leher
- Infeksi mata (herpes mata): mata sakit, sensitif, dan gatal
- Ruam dan lenting muncul di beberapa bagian tubuh lain
- Gejala berlangsung selama 2-3 minggu dari ruam pertama muncul
Gejala herpes genital
Penyakit herpes yang menyerang kulit kelamin disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks tipe 2 (HHV-2). Penularan herpes genital yang paling umum adalah melalui kontak seksual, tapi juga bisa ditularkan dari ibu pada bayinya dalam proses persalinan.
Menurut American Academy of Dermatology, ciri-ciri herpes genital secara umum adalah:
- Nyeri dan gatal di bagian kulit kelamin
- Luka kering atau terbuka di sekitar bagian kulit kelamin, anus, dan bokong
- Luka lecet pada serviks atau bagian dalam vagina
- Keputihan
- Demam
- Tidak enak badan
- Nyeri atau kesulitan buang air kecil
- Sensasi terbakar dan kesemutan di sekitar kulit kelamin yang terdapat lenting
- Ruam dan lenting di bagian tubuh lainnya
- Gejala terus kambung secara berulang
- Gejala berlangsung 2-6 minggu dari ruam pertama muncul
Gejala cacar air
Cacar air disebabkan oleh virus varicella zoster (VZV), yang masih termasuk dalam keluarga virus herpes. Dibandingkan virus herpes lainnya, VZV lebih mudah ditularkan. Penularannya bisa melalui berbagai cara, seperti kontak dengan luka cacar, droplet (percikan lendir), dan udara.
Tanda-tanda dan gejala dari herpes kulit yang disebabkan infeksi varicella zoster, meliputi:
- Demam
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Sakit kepala
- Ruam dan lenting yang menyebar di badan, wajah, kulit kepala, bagian dalam mulut, dan seluruh tubuh
- Ruam dan lenting terasa gatal
- Lenting akan bertahan dan selanjutnya mengering selama 4-7 hari
Demam biasanya akan muncul lebih dulu, sekitar 1-2 hari sebelum ruam pertama muncul.
Gejala herpes zoster (cacar api)
Saat sudah sembuh dari cacar air, ada kalanya virus penyebabnya tidak hilang tuntas dari tubuh Anda. Virus varicella zoster yang pernah menyerang tetap ada di dalam tubuh, tapi dalam keadaan “tertidur’ alias dorman.
Virus varicella zoster yang tertidur ini dapat kembali “bangun’ dan menyebabkan munculnya penyakit herpes zoster atau dikenal juga dengan cacar api.
Oleh karena itu, penyakit herpes kulit ini hanya bisa dialami oleh orang yang sebelumnya pernah terkena cacar air.
Meski disebabkan oleh infeksi virus yang sama dengan cacar air, gejala herpes zoster bisa lebih berat, seperti:
- Nyeri saraf kulit pada salah satu atau beberapa bagian tubuh
- Demam
- Sakit kepala
- Tidak enak badan
- Ruam dan lenting muncul pada bagian kulit yang nyeri, biasanya pada salah satu sisi tubuh
- Pola ruam kulit yang mengumpul atau memusat pada salah satu bagian kulit
- Rasa gatal pada bagian kulit yang tedampak
Gejala inveksi cytomegalovirus, virus herpes 6, dan 7 (HHV6 dan HHV7)
Cytomegalovirus (CMV), HHV-6, dan HHV-7 merupakan jenis beta herpesvirus, yaitu kelompok virus herpes yang bisa menginfeksi tubuh dalam siklus yang panjang.
Infeksi virus herpes ini berkaitan dengan kelainan bawaan pada bayi, penyakit roseola, dan infeksi ginjal yang berhubungan dengan penolakan transplantasi ginjal. Oleh karena itu, gejalanya bisa bervariasi, tapi umumnya menunjukkan gangguan seperti:
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Gangguan pernapasan
- Ruam di kulit
- Pembengkakan kelenjar
- Kelelahan atau tubuh lemas
Gejala demam kelenjar (mononukleosis)
Epstein-Barr virus (EBV), yaitu penyebab dari mononukleosis juga termasuk ke dalam kelompok virus herpes. Virus ini dapat ditularkan dengan mudah melalui air liur.
Penyakit herpes ini menyerang sel limfosit yang terdapat di kelenjar getah bening di leher sehingga menyebabkan gejala, seperti:
- Pembengkakan kelenjar di leher atau ketiak
- Sakit tenggorokan
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri atau kaku otot
- Ruam kulit
- Tubuh terasa lemas
Gejala infeksi virus herpes 8 (HHV-8)
Virus herpes-8 yang masih satu keluarga dengan virus Epstein-Barr merupakan penyebab dari penyakit sarkoma kaposi, yaitu kanker yang berkembang di sekitar pembuluh limfa. Penularan dan infeksi virus herpes ini belum diketahui secara menyeluruh oleh peneliti.
Dari kasus yang ada, virus herpes ini dapat ditularkan melalui kontak seksual dan ibu hamil ke bayinya dalam proses persalinan. Gejala yang disebabkan oleh infeksi virus herpes 8 ini, meliputi:
- Muncul lesi atau jaringan abnormal kulit berupa bintik ungu kemerahan
- Pembengkakan lesi
- Lesi di selaput lendir
- Perdarahan pada lesi
Kapan harus periksa ke dokter?
Kelompok virus herpes bisa menyebabkan berbagai penyakit infeksi dengan gejala dan tingkat keparahan penyakit yang berbeda-beda.
Jika mengalami gejala penyakit herpes kulit, Anda dianjurkan segera menemui dokter ketika gejala sudah semakin parah meskipun telah melakukan pengobatan di rumah. Begitupun dengan herpes CMV dan mononukleosis.
Infeksi virus herpes simpleks bahkan memerlukan obat herpes berupa antivirus, seperti acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir, untuk mengatasi gejalanya. Maka dari itu, pengobatan medis sangat diperlukan.
Untuk penyakit herpes yang menunjukan gejala serius seperti sarkoma kaposi, sebaiknya Anda segera menemui dokter ketika mengalami atau mencurigai gejala yang disebutkan di atas.